You Are Mine (37)

715 78 31
                                    

Happy Reading

3 hari setelah pemakaman Sana, Tzuyu masih belum beranjak dari ranjang nya. Bahkan pakaian yang ia kenakan saat menghantar kan sahabat nya itu ke peristirahatan terakhir nya masih ia gunakan. Mata nya tak kunjung kering dari air mata, walau sudah sangat sembab.
Ia cukup terpukul dengan kepergian Sana. Hal yang tidak pernah terpikirkan dalam benak nya, Sana pergi dengan tragis.

"Andai saja aku mundur lebih awal, pasti Sana masih ada hingga detik ini." Tzuyu menunduk mengambil foto Sana yang ia ambil dari rumah duka. Ia memeluk dan meneteskan air mata nya disitu.

Semua andaian Tzuyu semakin memperburuk kondisi nya. Ia bahkan tidak makan sejak terakhir kali kejadian itu. Perut nya perih dan bisa ia rasakan tendangan kecil dari dalam membuat Tzuyu tersadar, ia menyeka air mata nya, memegang perut nya.

Kesedihan Tzuyu hampir saja membunuh 1 nyawa lagi. Tzuyu berusaha berdiri menuju dapur. Ia mengambil segelas air dan makan 1 buah Apel dingin di kulkas, ia makan sangat lahap.

"Kau belum makan nak? Maaf jika aku menyiksa mu beberapa hari ini. Eomma tidak berniat jahat sama sekali. Aku sangat menyayangi mu." Ucap Tzuyu, namun lagi-lagi hati nya tak bisa di bohongi. Luka di hati nya terkoyak sangat besar sampai-sampai membuat Tzuyu lelah.

"Taehyung.." Nama itu terucap lagi dari suara lirih Tzuyu.

"Apa yang kau lakukan Taehyung. Aku salah apa padamu? Kenapa kau menyiksa ku sesakit ini? Tuhan, apa aku tak berhak bahagia? Harus sabar seperti apa lagi aku Tuhan?"

Dibalik tangis nya, Tzuyu tetap berusaha menelan makanan nya, bagaimana pun anak nya perlu makan.

Sementara itu..

Taehyung terus menatap foto Sana yang masih tersimpan rapi di nakas samping tempat tidurnya. Bayang-bayang Sana terus menghantui nya. Sepercik rasa bersalah di hati nya. Mata sembab, pipi tirus dan pakaian acak-acakan menjadi gambaran kondisi Taehyung saat ini. Ia bingung apa yang ia tangisi, Meninggal nya Sana atau Tzuyu yang tak kunjung pulang pada nya.

"Aku merindukan kalian." Taehyung meringkuk di samping tempat tidur nya. Ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut nya. Ia menangis lagi. Beberapa hari ini ia memang hanya menangis.

Ribuan penyesalan di hati nya yang telah menyakiti banyak orang termasuk istri-istrinya hingga membuat ia kehilangan semua nya.

"Arghhhhh..." Taehyung membanting foto Sana hingga jatuh berderai, kemudian foto Tzuyu yang bersebelahan dengan foto Sally juga tak luput dari emosi nya. Tiga wanita yang pernah mengisi ruang hati Taehyung hancur berkeping-keping di depan mata nya.

"Jika kalian semua pergi, lalu kemana aku akan mengadu? Kemana aku akan berkeluh kesah? Hah.. Sally, Tzuyu, Sana apa kau lihat aku sekarang? Aku hancur karena perbuatan ku sendiri."

Taehyung menarik rambut nya kuat. Wajahnya merah padam, hampir-hampir saja ia membenturkan kepala nya ke dinding karena rasa sakit yang luar biasa. Tapi semua tak terjadi karena seseorang telah datang di hadapan nya.

"Aku mencintaimu Suami ku. Apapun yang terjadi. Bahkan disaat dunia jahat kepada mu aku selalu di hati mu. Kau tidak sendiri, jangan sakiti hati mu. Ada nyawa yang harus kau hidupi, ada rindu yang harus kau obati dan ada raga yang harus kau temui.

"Sally?"
"Sayang? Kau hadir disini? Sudah lama kau tidak menghampiri ku? Apa kau marah padaku? Aku menyakiti mu sayang?" Taehyung menadahkan tangannya ke atas menatap langit kosong kamar nya. Entah apa yang ia lihat, ruang imajinasi nya sedang bermain sekarang.

Senyum Taehyung yang melihat sosok Sally perlahan meredup bersamaan dengan hilang nya bayangan Sally pada netra nya.

"Sally? Kau mau kemana? Kau tidak boleh pergi." Taehyung berusaha menggapai bayangan itu. Tapi nihil, semua hanya imajinasi Taehyung yang menjadi nyata.

Ia tertawak terbahak-bahak. Ia sangat kacau sekarang.

"Kau lihat? Aku tidak sendiri bukan? Istri ku Sally datang dan mengatakan ia cinta kepada ku."

"Sally cinta kepada ku, Sally cinta kepada ku." Ucapan itu berulang-ulang ia ucapkan hingga tak sadar ia memecahkan gelas yang terletak di atas meja.

Ia mengambil pecahan kaca itu. Menggoreskan kaca kecil itu pada pergelangan tangannya. Ia tertawa meringis sejalan dengan goresan pada tangan nya. Darah segar mengucur di tangan nya.

Padangan nya gelap, kepala nya pusing. perlahan-lahan ia mulai tumbang dan tidak sadarkan diri. Namun, sebelum kesadaran nya hilang. Ia mendengar suara yang sangat ia rindu kan memanggil nama nya keras. Hingga akhirnya ia pingsan total dan tidak sadar kan diri.

TBC
Halo, apa kabar 😃👋
Akhirnya update ya😂
Tapi maaf segini dulu ya
Next bakal aku panjangin😅
Ga lama kok😄😄
See u😙

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang