♡♡Awal mulai♡♡
➥➥➥
Pagi yang cerah di hari senin terdapat seorang gadis cantik sedang bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Ini hari pertamanya dari sekian lamanya menghadapi libur semester. Gadis itu tampak begitu bersemangat dan antusias. Selesai bersiap-siap, Ia mengambil tas sekolah nya lalu turun ke lantai satu untuk menghadiri sarapan bersama kedua orang tua nya, aktifitas ini hanya sesekali di lakukan karena kedua orang dewasa itu sibuk akan hal tentang perusahaan mereka
Sedikit berlari Azizah menuruni tangga, hal itu tidak lepas dari sepasang mata pria separuh baya yang sedang duduk di meja makan bersama istrinya, mereka adalah kedua orang tua Azizah.
"Pagi Papa, Pagi Ma," sapa Azizah lalu duduk di samping Mama nya-Aminah
"Pagi,"
"Pagi," jawab Aminah sambil menatap ke samping, dimana anak semata wayang nya duduk. Mata Aminah tidak lepas menatap bagaimana Putri nya telah tumbuh dewasa, wajah cantik yang di miliki Putri nya adalah warisan dari dirinya. Tidak di pungkiri keturunan keluarga Hamzah memiliki wajah yang amat rupawan.
Ketiga manusia itu telah menikmati sarapan mereka masing-masing dengan tenang, sudah menjadi peraturan keluarga Azizah, jika sedang makan harus fokus ke aktifitas tersebut, tanpa ada yang membuka suara. Enam menit berlalu, Azizah telah menghabiskan Susu dan roti nya.
"Papa, Mama. Aku duluan ya, Assalamualaikum," pamit Azizah, menyempatkan mencium pipi kedua orang tua nya.
Keluarga ini bernada dari keluarga pada umum nya, yang pada dasar nya setiap keluarga pasti akan akrab dan bahagia. Berbeda dari keluarga Azizah, mereka sangat kaku. Tidak hanya itu, waktu yang di berikan Hamzah dan Aminah sangat sedikit, keduanya selalu saja sibuk. Hingga membuat Azizah kesepian sampai terbiasa akan rasa sunyi.
"Anak kita begitu cantik ya Pa, aku sampai nggak sadar kalau kita sudah begitu ketinggalan jauh menyaksikan pertumbuhan dia," ucap Aminah. Keduanya telah selesai makan, dan sedang bersantai di ruang tamu.
"Apa yang kita lakukan saat ini demi masa depan dia juga, dia tidak membutuhkan perhatian, dia lebih membutuhkan uang kedepannya," ujar Hamzah, membuat Aminah menggelengkan kepala nya, jawaban suaminya ini sungguh berbeda dengan ekspektasi nya.
"Terserah Papa saja,"
"Kalau boleh tau papa sudah tanya belum tentang keputusan kita untuk kuliahkan dia di China? Bagaimana tanggapan dia?" Lanjut Aminah
"Sudah, dia setuju. Anak itu awalnya ingin di Indonesia saja, tapi saya takut dia tidak sukses seperti kita, jadi. Lebih baik kuliah di China saja, itu lebih menjamin," Jelas Hamzah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anugraha
Teen FictionTiap kali Azizah melihat dia, hanya senyum yang bisa terbit dari bibirnya. Meski tak pernah saling menatap, cowok itu berhasil membuat Azizah tak ingin memandang orang lain lagi. Pertemuan tak sengaja yang mungkin hanya diingat Azizah menjadi awal d...