Apakah mungkin?
♡♡♡
JANGAN LUPA VOTE!!
BELUM REVISI!
#CERITA INI 100% DARI PEMIKIRAN AUTHOR.
#MOHON DI HARGAI DENGAN CARA VOTE CERITA INI
#JANGAN LUPA MENINGGAL KAN JEJAK DENGAN CARA KOMEN!
#KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?➦➦➦
Hari demi hari berlalu, ternyata Azizah baru memerhatikan ini. Ia baru saja menyadari bahwa ada beberapa moment dimana cowok yang ia sukai itu meliriknya balik meski dengan tatapan dingin tanpa ekspresi.
Bagaimana cara Azizah menjelaskannya? Setiap kali ia mendapati Anugraha menatapnya meski hanya dalam waktu singkat, ia merasa bahwa laki-laki itu memiliki perasaan yang sama dengan dirinya. Mungkin terlalu dini untuk menyimpulkan itu, namun Azizah merasa sangat bahagia.
Seperti sekarang, baru saja ia melihat cowok yang berada tak jauh darinya itu meliriknya. Walaupun saat Azizah berbalik, Anugraha terlihat dengan cepat membalikkan wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa.
Azizah tersenyum, apakah mungkin laki-laki dingin itu menyukainya? Atau saja hanya perasaannya saja?
➽➽➽
Tepat hari ini SMA NEGRI BANGSA sedang mengadakan beberapa kegiatan, yang membuat seluruh murid diwajibkan berada di lapangan. Hal tersebut membuat Azizah malas datang kesekolah.
Karena dua hari kedepannya tidak ada kegiatan pembelajaran maka dari dari itu alasan pihak sekolah mengadakan kegiatan tersebut untuk murid
"Ya Allah, Ziza malas baget kesekolah, tapi kalau nggak kesekolah nggak ketemu sama kak Anugraha," gumam Aziza dengan tidak bersemangat, Azizah berfikir sejenak untuk mengambil keputusan pergi kesekolah atau tidak
Dan pada akhirnya Azizah memutuskan berangkat kesekolah saja, dari pada Ia tidak ketemu dengan manusia yang membuatnya Akhir-akhir ini lebih semangat untuk kesekolah
Selesai bersiap-siap, Ia berjalan keluar kamar menuju meja makan, Azizah tersenyum kecut melihat meja makan hari ini kosong karena kedua orang tuanya sedang berada diluar kota untuk mengurus perusahaan keluarganya
"Capek banget gini terus. Ayah bunda nggak pernah ada waktu untuk aku," lirihnya sembari mengambil sarapan yang sudah disediakan mbak indri, salah satu pelayanan di rumahnya yang sudah Azizah anggap seperti orang tua sendiri
Azizah sarapan dengan keadaan hati sedih, Ia sering kali iri kepada teman-temannya yang selalu saja akrab dengan kedua orang tuanya, sedangkan Ia? jangankan akrab dekat saja tidak.
Gadis itu menangis mengingat-ingat bagaimana teman-temannya merayakan hari bahagianya bersama keluarganya masing-masing
Sakit rasanya mempunyai keluarga yang lengkap tapi merasa sendiri, tidak ada yang memberikan kasih sayang yang lebih kepadanya. Karena orang tuanya sendiri hanya mementingkan uang dan nilai saja
Mereka sama sekali tidak pernah menanyakan bagaimana keadaan nya, mereka tidak pernah bertanya bagaimana kegiatan nya hari ini.
Azizah sama sekali belum pernah merasakan sebagaimana sikap seorang ibu yang selalu nyambut anak perempuan mereka pulang dari sekolah.
"Ziza capek, kapan Ziza bisa merayakan hari ulang tahun Ziza bersama kedua orang tua Ziza? Tuhan Ziza Iri dengan teman-teman Ziza yang selalu di jadikan ratu oleh ayahnya, di jadikan princess oleh ibunya," tangisan Azizah pecah membuat pelayanan yang berada di dapur dapat mendengar dengan jelas tangisan pilu dari majikannya
Mbak indri yang dari awal memang berada di dapur kaget, berlari menghampiri anak majikannya dengan raut wajah khawatir
"Nona kenapa? Kok nangis? coba cerita sama mbak," ucap mbak indri sambil menenangkan Azizah
"M-mbak Ziza iri sama teman-teman Ziza, besok hari ulang tahun Ziza. Ziza juga mau merayakan ulang tahun Ziza bersama Ayah dan bunda mbak...."
"Ziza capek mbak, boleh nggak kalau Ziza menyerah? Ziza benci sama diri Ziza karena terlalu lemah dan cengeng....." Sambung nya
Mbak indri merasa prihatin dengan keadaan Azizah saat ini, ternyata Azizah yang mbak indri anggap kuat dan ceria ini ternyata begitu rapuh. Azizah begitu ingin mendapatkan kasih sayang lebih dari orang tuanya sendiri.
"Non, dengar mbak ya? Nona nggak boleh ngomong gitu, Nona harus kuat, mbak yakin Nona itu manusia yang terpilih untuk diberikan cobaan kepada Tuhan. Nona itu kuat. Nyonya dan Tuan pergi meninggalkan Nona untuk mencari uang untuk Nona sendiri kan?" jelas mbak indri sambil memeluk Azizah
"Ziza tau mbak, bunda dan ayah pergi untuk mencari uang tapi, saat ini Ziza nggak butuh uang mbak, Ziza cuma butuh waktu mereka untuk menemani Ziza, uang nggak bisa buat Ziza bahagia Mbak,"
"Yang sabar ya Non, mbak nggak bisa bantu banyak apa-apa, mbak cuma berharap dengan Nona tetap kuat dan mbak berharap pikiran untuk menyerah itu udah dihilangkan, jangan tinggalin mbak ya Non," lirih mbak Indri, Ia begitu menyayangi Anak majikannya ini, Ia sudah merawat Azizah dari berusia 2 bulan
"Ziza nggak janji mbak, tapi Ziza mohon bantu Ziza ya mbak untuk hilangin pikiran jahat itu," mohon Azizah
"Iya Non, nanti mbak bantu ya, sekarang Nona lanjutin makannya supaya Nona bisa semangat kesekolah," Mbak indri berusaha menyemangati Azizah karena bagaimana pun saat ini Ia yakin jika mental Azizah begitu lemah
Setelah sarapan Azizah langsung kesekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, Azizah memutuskan untuk pergi lebih cepat, itu karena Ia sudah tidak sabar bertemu dengan Anugraha
"Mbak, Ziza udah sarapan, kalau gitu Ziza berangkat dulu ya mbak Assalamu'alaikum," pamit Azizah sambil mengecup punggung tangan mbak Indri
"Waalaikumsalam, Hati-hati ya Nona, belajar yang rajin banggakan Tuan dan Nyonya," jawab mbak sambil memberikan arahan Azizah untuk belajar yang rajin untuk membanggakan kedua orang tuanya
"InsyaAllah mbak, bantu doa kan Azizah ya mbak,"
"Mbak selalu mendoakan kamu.."
➦➦➦➦
INGIN MENYERAH?
@hfshaaa16
jangan lupa follow
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anugraha
Teen FictionTiap kali Azizah melihat dia, hanya senyum yang bisa terbit dari bibirnya. Meski tak pernah saling menatap, cowok itu berhasil membuat Azizah tak ingin memandang orang lain lagi. Pertemuan tak sengaja yang mungkin hanya diingat Azizah menjadi awal d...