Berbeda pada orang lain yang akan berangkat kerja Senin pagi ini, Gus Afkar dan Azizah sedang berjalan memutari pekarangan Ndalem. Kegiatan ini sering kali di lakukan jika pagi hari, karena usia kandungan Azizah semakin bertambah di setiap hari
Beberapa santri menyadari kepulangan mereka ke pesantren menjadi kaget dan bahagia, entah mengapa banyak santri menyukai pasangan ini. Seperti membawa rasa bahagia tersendiri bagi yang melihat kebersamaan mereka. Beberapa Santriwati juga ikut mengidolakan Azizah, itu semua dari pandangan mereka terdapat adab Azizah begitu luar biasa, bisa menjadi contoh.
"Assalamualaikum Ning, Gus." Seorang santriwati memberi salam saat melewati mereka berdua. Santriwati itu salah satu pembina
"Waalaikumussalam," jawab mereka berdua. Gus Afkar merespon datar, sedangkan Azizah tersenyum hingga mata nya menyipit
Mereka kembali melakukan kegiatan tadi, kini Gus Afkar berhadapan dengan Azizah sambil berpegangan tangan berjalan, seakan menuntun Azizah jalan maju, sedangkan ia jalan mundur. Sambil jalan Azizah mengatur nafas, olahraga ini terus ia lakukan sejak awal kehamilan hingga sebentar lagi memasuki trimester ke dua. Kehamilan pertama Azizah tidak mengalami apa yang biasa ibu hamil rasakan, seperti mual-mual hingga malas makan. Ia selayaknya seperti biasa, makan dengan tenang, tapi nafsu makannya begitu bertambah semenjak hamil.
Sejak awal kehamilan berat badan Azizah makin bertambah, kini pipi yang dulu tidur sekarang seperti bakpao berukuran sedang. Azizah merasa insecure, tapi Gus Afkar selalu menasehati agar tetap menikmati masa-masa ini, katanya banyak perempuan diluar sana mendambakan seorang anak namun masih belum di percaya.
"Aa aku sudah capek, kita istirahat dulu ya," pinta Azizah, Gus Afkar pun mengangguk setuju
"Aa ambil minum dulu ya didalam, kamu tetap disini." Azizah mengangguk mengerti, sekarang ia sedang duduk di bawa pohong belimbing, keadaan disana sepi, para santri sekolah pagi ini. Setelah kepergian Gus Afkar, Azizah hanya diam sambil menunggu. Mata indah Azizah menelusuri setiap bagian halaman, hingga mata nya melihat sosok begitu mirip Mama nya, sosok itu tersenyum namun mata nya mengeluarkan Air mata. Azizah semakin memfokuskan pandangan nya itu.
Itu adalah Mamanya, iya. Azizah yakini itu seratus persen. Perempuan itu bangkit dari duduk nya lalu mulai menghampiri sosok yang tadi di yakini Mama nya. Azizah semakin dekat dengan posisi sosok itu hingga
"SAYANG AWAS GOT!" teriak Gus Afkar membuat Azizah kaget dan hampir jatuh. Gus Afkar berlari kencang menghampiri Istri nya. Rasa panik membuat Gus afkar melihat setiap bagian tubuh Istrinya, memeriksa apa ada yang luka atau tidak.
"Kamu kenapa sih? Kenapa bisa nggak nyadar kalau sedikit lagi kamu jatuh di got besar ini?" marah Gus Afkar. Azizah bingung, secepat mungkin menatap kearah bawa. Betul, sebentar lagi Ia jatuh di dalam Got berisi air bewarna hitam, rasa nya pun begitu bau
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anugraha
Fiksi RemajaTiap kali Azizah melihat dia, hanya senyum yang bisa terbit dari bibirnya. Meski tak pernah saling menatap, cowok itu berhasil membuat Azizah tak ingin memandang orang lain lagi. Pertemuan tak sengaja yang mungkin hanya diingat Azizah menjadi awal d...