♡♡Persiapan?♡
Pagi hari, tepat pukul 06.30 Azizah terbangun dari tidur nya. Ia bangun di kamar tamu Ndalem, dengan kesadaran yang belum penuh, Azizah mengubah posisi menjadi duduk. Tepat selesai membaca doa bangun tidur, Azizah menatap sekeliling kamar. Ini bukan asrama nya, Azizah seketika sadar atas kejadian tadi malam.
"Astagfirullah," kaget Azizah, gadis itu langsung turun dari tempat tidur lalu
melangkah keluar. Setiba di ruang tamu, Azizah tidak menemukan siapa pun, hingga Ia memilih langsung ke Asrama saja. Toh, lagian Ia tidak tau harus pamit kemana
"Ciee dari nginap di ndalem." Goda Bunga; Ia cukup penasaran mengapa Azizah sampai memilih tidur di ndalem dari pada kembali ke Asrama, tidak seperti biasa nya Azizah begitu pikir Bunga
"Apa sih Bunga, ini juga aku ketiduran, makanya nggak pulang," ujar Azizah, meski tampak nya Ia tidak membenarkan apa di dalam pikiran Bunga; namun respon tubuh Azizah tidak dapat berbohong, pipi gadis itu me-merah di bagian pipi. Tanda nya Ia sedang tersipu malu.
"Alah, bilang aja kalau nggak mau di tau, gini-gini aku faham ya Mbak, yang mana bohong yang mana nggak. Kamu nggak berbakat bohong Mbak." Azizah hanya tersenyum tipis di balik Niqab nya, Ia menyadari jika Bunga begitu peka terhadap diri nya sendiri.
Kejadian semalam kembali berputar di kepala Azizah, gadis itu sampai sakit kepala memikirkan kejadian yang tidak pernah Ia sangka-sangka terjadi terhadap diri nya. Hari ini adalah hari Jumat, dimana hari bebas aktifitas belajar, Azizah memilih memanfaatkan hari itu bermalas-malasan di kamar, seperti setelah Sholat tadi Azizah dan Bunga kembali pulang lalu tidur
Begini lah kelakukan mereka berdua, kadang beberapa santriwati menegur jika sebaiknya mencuci baju saja dari pada tertidur sepanjang hari. Ini bukan kebiasaan Azizah, namun Bunga. Gadis itulah yang mengajar Azizah malas-malasan jika libur
"Kalau baring terus badan ku sakit, kok bisa gitu ya?" Azizah bingung sendiri terhadap situasi badan nya yang aneh, apakah ini dapat di kategorikan remaja jompo?
"Lah, kok aneh banget?" Bunga turut bingung dengan fakta itu.
~o0o~
Malam telah tiba, setelah sholat magrib tadi, Azizah mendapatkan panggilan ke Ndalem, dengan terburu-buru Azizah datang kesana setelah sholat. Setiba Azizah di dalam Ndalem, mata nya mendapati beberapa orang sedang duduk. Mereka adalah Gus Afkar, Umi Adibah, Gus Fatir, serta Ning Hafsha-Istri Gus Fatir. Dengan rasa sungkan Azizah masuk sambil menunduk, berjalan ke arah Umi Adibah untuk Salim
"Assalamualaikum Umi," salam Azizah, tidak lupa mencium punggung tangan Umi Adibah. Umi Adibah meminta Azizah duduk di samping nya, bukan dibawa, maka lagi-lagi Azizah berat hati menyetujui keinginan Umi Adibah, jika menolak maka Umi Adibah tetap membujuk Azizah hingga gadis itu menuruti keinginan nya.
"Kan kalau gini enak, langsung dengar apa kata Umi." Ujar Umi Adibah setelah melihat Azizah langsung patuh
"Tujuan Umi minta kami pulang itu apa? Sejak tadi di tanya nggak mau jawab, kata nya tunggu Azizah datang. Sekarang sudah datang, ayo jawab dulu Umi," ucap Gus Fatir, begitu kesal karena Umi nya meminta pulang tanpa di berikan alasan, awal nya Gus Fatir menolak, namun umi Adibah menggunakan segala cara agar anak pertama nya pulang. Jika sudah begitu, tidak ada yang dapat membantah keinginan Umi Adibah
Gus Fatir dan Ning Hafsha tinggal di jakarta sejak pertama kali menikah, dan telah di karuniai anak kembar perempuan dan laki-laki, kedua nya telah berumur 11 tahun. Setelah menikah Gus Afkar dan Ning
Hafsha membangun usaha kulineran di rumah, maka itu alasan Gus Fatir jarang pulang jika bukan acara penting. Sejak tadi Gus Fatir kesal karena Umi Adibah tidak memberikan alasan di paksa pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anugraha
Novela JuvenilTiap kali Azizah melihat dia, hanya senyum yang bisa terbit dari bibirnya. Meski tak pernah saling menatap, cowok itu berhasil membuat Azizah tak ingin memandang orang lain lagi. Pertemuan tak sengaja yang mungkin hanya diingat Azizah menjadi awal d...