Dear Anugraha♡

315 21 1
                                    

♡♡ Sabar menerima kenyataan ♡♡

♡♡ Sabar menerima kenyataan ♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳➳➳➳

Jembatan menjadi saksi pilu keadaan Azizah saat ini. Tatapan kosong menjadi petunjuk jika Azizah telah frustasi mengetahui fakta ini.

"Mereka jahat banget," lirih Azizah sambil berjalan menuju pembatas jembatan itu. Menatap kebawa terdapat sungai begitu luas. Tangan Azizah menggenggam kuat besi pagar pembatas itu. Mobil lalu lalang tidak mengganggu kesedihan Azizah sedikit pun. Hatinya begitu hancur tidak tersisa.

"AKU MUAK!" Jerit Azizah. Beberapa pengemudi mengalihkan fokuskan ke Azizah, ada juga yang memilih berhenti untuk menyaksikan gerak-gerik gadis berteriak tadi, orang-orang takut gadis itu nekat lompat ke sungai.

Azizah meluruh ke bawa, terduduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Katakan saja jika Azizah begitu berlebihan menghadapi masalah ini, tapi bagaimana juga ini pengalaman pertamanya mencintai seseorang sangat dalam. Lagi-lagi berlebihan begitu menyakitkan

"Kenapa Nak?" tanya seorang Bapak tua sambil duduk di samping Azizah. Ia salah satu pengendara yang memilih berhenti lalu menghampiri Azizah, dari sekian banyak orang disana, hanya bapak tua itu yang menanyakan keadaan Azizah.

Azizah menoleh. Menatap berkaca-kaca sosok Bapak tua di sampingnya. Air mata terus mengalir tanpa tau berhenti. Bibir Azizah bergetar, "Bapak mereka jahat," jelas Azizah, seakan mengaduh kepada Papanya sendiri. Azizah seperti anak kecil

"Apa yang mereka lakukan nak kepada kamu? Coba bilang sama bapak," ucap Bapak tua itu

"Mereka mengkhianati aku Pak, mereka sangat jahat, hati ku sangat sakit menerima semua itu," jelas Azizah. Pilu menjelaskan pada Bapak tua tersebut

"Nak, bapak tau kalau kamu sangat tersiksa dengan rasa sakit itu. Bapak punya anak perempuan namun lebih muda dari kamu, tapi sayang nya dia meninggal karena bunuh diri akibat di sakiti sama kekasihnya. Hati bapak sangat hancur saat itu. Bapak ingin berpesan sama kamu, rasa sakit di dalam hati mu tidak akan pernah sembuh jika tidak ada rasa ikhlas untuk langkahmu selanjutnya. Bapak pun begitu, Bapak sulit menerima kenyataan jika anak bapak lebih mendahului bapak, Istri bapak selalu berpesan jika ingin sembuh dari luka maka kita harus ikhlas menerima semua ini, menganggap jika semua yang terjadi adalah takdir Tuhan."

Azizah mengerti maksud kata bapak tua itu. Ia membetulkan semuanya. Jika tidak ingin terjebak di ruang sakit selamanya, maka kita harus belajar menerima lalu kembali melangkah keluar dari ruang sakit itu.

"Nak, jangan pernah lakukan hal merugikan bagi diri mu sendiri, sayangin diri mu nak. Masih banyak yang menyayangi kamu, jadikan itu tujuan hidupmu jika bertanya untuk apa kamu hidup?" sambung Bapak tua itu.

Dear Anugraha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang