➳➳➳➳
Pernyataan orang di dalam video itu membuat Azizah tidak ingin percaya, tapi kenyataannya bukti telah di depan mata. Ia tidak pernah menganggap sahanatnya-Zaka bisa berbuat seperti itu. Apa salah Azizah hingga membuat Zaka se dendam itu.
"Jangan menangis, dia tidak pantas kamu tangisi. Aku sangat menyangkan keputusan dia."
"Saya masih tidak menyangka sahabat yang saya sayangi, yang saya usahakan apapun untuk dia kini begitu tega menyelakai saya. Apa lagi kedua sahabat saya ikut menjadi korban kejahatan dia."
Keduanya diam, Anugraha mengerti kekecewaan Azizah, orang di percaya rela melakukan hal jahat. Begitu lah manusia, tidak semua tapi kebanyakan tidak tau berterimakasih, melupakan kabaikan orang lain. Menerima orang jahat terhadap diri kita mungkin lebih mudah, tapi kalau orang terdekat kita sendiri terasa menyakitkan. Beratnya dalam diri kesalahan apa di perbuat hingga mereka tega melakukan itu.
"Aku juga ingin meminta maaf atas kejadian masa lalu, jujur saja dulu aku juga menyukai kamu Azizah, hanya saja kedua orang tua ku telah menjodohkan aku dengan Zaka. Pada saat itu jujur aku sama sekali tidak mengetahui jika perempuan itu Zaka. Maka ak-"
"Tidak perluh di bahas lagi. Semua sudah berlalu, saya mengerti pada posisi mu. Terimakasih juga telah mengajarkan banyak hal bagi kehidupan saya, mari kita berdamai atas semuanya, kita hidup masing-masing tanpa rasa dendam atau pun bersalah. Pada saat itu kita terlalu muda merasakan cinta, setelah pertemuan ini, kita bisa berteman, selayaknya saya tidak pernah menyatakan cinta. Berdamai pada semua nya, tidak semua orang yang kita temui menjadi tokoh spesial di dalam hidup, bisa saja mereka hanya di takdirkan menjadi pelajaran hidup dan corak indah di ingatan."
Tiba-tiba musik di cafe itu memutar lagu scott street
anyway, don't be a stranger
(Ooh-ooh, ooh)
(Ooh-ooh, ooh) anyway, don't be a strangerdon't be a stranger
(Ooh-ooh, ooh)Udara menjadi dingin, langit perlahan mendung. Azizah dan Anugarah diam memaknai lagu itu. Dua manusia di masa lalu ingin bersatu pada saat itu kini kembali bertemu di keadaan berbeda, salah satu dari mereka telah menyandang status penting dalam rumah tangga. Kenyataan memang menyakitkan, tapi itu harus mereka terima, nyatanya apa Azizah katakan tadi benar, mungkin saja kisah mereka hanya bisa di jadikan pelajaran hidup.
Entah berapa lama mereka berbicara, kini Gus Afkar datang menghampiri istrinya, dari luar Gus Afkar melihat istrinya sedang berbicara dengan seorang laki-laki asing. Gus Afkar lari menghampiri keduanya. Pintu terbuka membuat Azizah kembali melihat pengunjung yang datang, saat mengetahui siapa, ia berdiri sambil tersenyum dibalik cadarnya. Anugarah bingung tapi enggan melihat kebelakang. Langkah cepat Gus Afkar menuju Azizah semakin mendekat. Hingga kini tiba lah ia berhadapan dengan istrinya, Gus Afkar mencium kening Azizah lalu memeluknya.
Anugraha menyaksikan itu semua, terbesit rasa tidak terima, namun ia sadar diri, ia tidak memiliki hak atas itu. Mata tajam Gus Afkar melihat siapa laki-laki itu, pada saat tatapan Gus Afkar dan Anugraha bertemu mereka langsung tersenyum
"Ternyata pak Afkar suami Azizah," ujar Anugraha, ia tau siapa Afkar ini, dia adalah karyawan baik hati, tidak hanya itu, dia begitu rajin dan dapat di percaya, banyak dari kariawan lain menciptakan sosok Afkar di kenal baik serta taat pada agama.
Gus Anugraha sempat kaget, melihat pemilik perusahaan tempatnya kerja kenal dengan istrinya, ia penasaran
"Saya dan Azizah adalah teman lama, saya pernah satu sekolah dengan dia, makanya saya kenal," jelas Anugarah, ia tidak ingin suami Azizah merasa salah faham
Gus Afkar mengangguk, bingung merespon apa.
"Kalau begitu saya pamit dulu, permisi," pamit Anugarah, ia pergi meninggalkan kedua pasangan itu. Azizah melihat kepergian Anugraha, satu tetes air mata jatuh melihat kepergian Anugraha. Hujan mulai turun membasahi jalan, langkah lebar Anugraha terhenti tepat di samping cafe itu, ia menoleh kebelakang. Melihat pasangan itu berpelukan, saling menghangatkan satu sama lain. Anugraha hanya mampu tersenyum lalu kembali melangkah pergi, hujan turun bersama rasa ikhlas melepas cinta masa sekolah nya.
"Kamu pernah dekat sama dia sayang?" tanya Gus Afkar, memastikan. Tatapan mereka bertemu, Azizah tersenyum sambil mengangguk pelan
"Aa masih ingat alasan aku ke pesantren dulu? Ya. Dia laki-laki yang buat aku pergi dari jakarta. Tapi Aa tenang saja, kami sudah berdamai, menganggap semua sudah berlalu. Aku sudah tidak mempunyai rasa sama dia sedikit pun itu, kami sekarang hanya sebatas teman," terang Azizah, pelukan mereka semakin erat.
"Kamu yakin sayang? Sekarang dia lebih mapan sama aku, kamu tetap tidak ingin sama dia?
"Yakin Lima ribu persen, aku sudah bahagia sama Aa. Uang tidak dapat membeli rasa nyaman. Kami sudah damai Aa. Sudah, tidak usah di bahas, aku tidak butuh suami kaya, aku cuma butuh suami bertanggung jawab, dan Aa sudah memberikan itu." Azizah marah karena suami nya berani membandingkan dirinya itu dengan Anugraha. Menurut ia tidak ada manfaatnya membandingkan diri kita dengan orang lain, kita terlahir di ibu yang beda maka tidak usah di bandingkan.
Pada akhirnya semua menjadi cerita lama, pelajaran paling mendewasakan adalah menerima kenyataan jika tidak semua berjalan sesuai rencana. Begitu juga cinta, tidak semua datang memberikan rasa bahagia, ada kala cinta membawa rasa sakit hingga membuat trauma.
END...
Terimakasih teman-teman, aku Hafsah selalu Author mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas vote dan komentarnya. Kisah ini sedikit campur pengalaman author, jalan lupa selalu melibatkan Allah di setiap langkah kalian.
Allah punya takdir, tapi kalian punya doa, rayu Allah dengan doa kalian. Terimakasih teman-teman atas antusiasnya, semoga cerita ini dapat memberikan kalian manfaat. Doakan cerita ini lulus terbit ya♡
Aku hafsah akan terus belajar memperbaiki khawalits tulisan. Jangan lupa follow Instagram aku @hfshaaa16
Jangan lupa pantengin terus akun aku, secepat mungkin akan hadir cerita baru lagi♡
I LOVE YOU READERS
➳➳➳➳Tamat....
MAAF JIKA BANYAK KATA YANG TYPO
JANGAN LUPA VOTE🗳️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anugraha
Teen FictionTiap kali Azizah melihat dia, hanya senyum yang bisa terbit dari bibirnya. Meski tak pernah saling menatap, cowok itu berhasil membuat Azizah tak ingin memandang orang lain lagi. Pertemuan tak sengaja yang mungkin hanya diingat Azizah menjadi awal d...