BAB 36

462 70 21
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Renata membawa Ranti menuju ke sebuah danau yang jaraknya cukup jauh dari kota. Sepanjang perjalanan Ranti sama sekali tidak berfikiran buruk dengan Renata. Ia malah menikmati perjalanan dengan melamun sambil memikirkan nasib pernikahannya yang diujung tanduk kegagalan.

"Ponsel kamu dari tadi dering terus loh.. kenapa gak di angkat aja sih.." ujar Renata. Ranti sama sekali tidak perduli dengan dering ponselnya yang sejak tadi terus berbunyi. Ia bahkan sama sekali enggan untuk melihat siapa yang menelfonnya.

"Biarin aja.. lagian buat apa di jawab.. gak akan merubah kenyataan kan.." jawab Ranti.

Renata tidak menjawab apa-apa lagi ia sibuk mencari spot yang tepat untuk memarkirkan mobilnya.

"Keluar yuk.. mana tau kamu mau teriak-teriak gak jelas buat luapin semua yang ada di hati kamu?" Ujar Renata.

"Boleh.." jawab Ranti singkat.

Renata langsung keluar dari mobil tidak lupa ia mengeluarkan kursi rodanya Ranti terlebih dahulu. Susah payah Renata menggendong Ranti menuju kursi rodanya. Renata yang memiliki tubuh kecil jelas saja kesulitan.

"Kamu itu berat banget sih.. padahal kamu gak gemuk.." ujar Renata sambil susah payah.

"Jelas lah kan aku gak bisa gerakin kaki.. bebannya bakalan lebih besar.." jawab Ranti.

Setelah selesai mendudukkan Ranti dengan benar Renata mendorong kursi rodanya Ranti menuju ke arah danau. Mencari tempat berteduh agar mereka tidak terlalu merasakan panas.

"Boleh gak sih aku teriak-teriak gak jelas.. ntar keliatan kayak orang gak waras.." ujar Ranti.

"Lah memangnya saat ini kamu ngerasa waras.. kalau aku jadi kamu udah jelas aku gak waras.." jawab Renata.

Ranti menyunggingkan senyumnya mendengar perkataannya Renata. Apa yang di katakan Renata adalah benar saat ini ia sudah tidak bisa membedakam lagi apakah ia benar-benar tidak apa-apa atau tidak.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa....AKU PENGEN PUNYA PACAAAAAARRRRRR" teriak Renata.

Ranti mengerutkan keningnya mendengar apa yang di teriakkan oleh Renata.

"Rena.. Cinta tak selamanya indah Rena.." ujar Ranti.

"Bodo amat.. aku memang pengen punya pacar.. capek jomlo terus.." jawab Renata.

"TUHAAAAANNN TOLONG KIRIMKAN JODOH UNTUKKU...." teriak Renata lagi.

Ranti ingin mencoba berteriak dengan lantang meluapkan isi hatinya saat ini. Namun ia tidak pernah melakukannya ia merasa canggung jika harus berteriak seperti Renata.

"TUHAAANNN.. APA AKU TIDAK PANTAS UNTUK DICINTAI DENGAN LAYAK.. APAKAH AKU TIDAK BERHAK MENDAPATKAN CINTA YANG TULUS.. KENAPA AKU HARUS MENERIMA INI SEMUA.. APA SALAHKU TUHAAANN.. TIDAK BISAKAH ENGKAU BERI AKU KEBAHAGIAAN SETELAH APA YANY AKU ALAMI.." teriak Ranti dengan lantangnya.

Renata menelan ludahnya kasar mendengar kata-kata yang di teriakkan oleh Ranti. Mendadak ia merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan kepada Ranti. Renata tidak tau kalau apa yang di alami oleh Ranti sangatlah mengerikan.

"Ran.. aku minta maaf sama kamu.." ujar Renata.

Ranti langsung menoleh kaget ke arah Renata kenapa mendadak Renata malah meminta maaf padanya.

"Kenapa kamu malah minta maaf sama aku?" Tanya Ranti bingung.

"Gausah pura-pura deh Ran.. selama ini aku kan jahat banget sama kamu.. aku sering ngehina kamu.. bahkan rasanya aku ngerasa jadi orang yang paling jahat sedunia.." jawab Renata.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang