BAB 42

490 71 5
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Hingga saat ini Ranti masih berdiam diri di kamarnya. Ia begitu enggan keluar kamar karena jika ia keluar maka pasti akan bertemu dengan pak Arga. Maksud hati sengaja pergi menjauh ia malah harus sedekat ini dengan pak Arga.

"Keluar gak ya.. kalau di dalam kamar terus aku juga pasti bosan.. tapi kalau harus keluar.. kalau ketemu sama mas Arga gimana.." gumam Ranti bingung.

Tok..tok..tok..
Saat Ranti larut dengan fikirannya yang sedang bingung. Mendadak pintu kamarnya di ketuk kembali.

"Ranti.. ini bunda.. kamu di dalam ya.. bisa tolongin bunda.." ujar bunda Asih yang ternyata mengetuk pintu kamarnya Ranti.

"Iya bun sebentar.." jawab Ranti sambil menuju ke pintu.

"Ada apa bun?" Tanya Ranti lagi.

"Itu.. bunda bisa minta tolong antarkan cemilan ini untuk tamu kita.. air minumnya sudah bunda anter tapi kelupaan cemilannya.. bunda harus pergi sebentar.. bisa?" Jawab bunda Asih.

Awalnya Ranti ingin sekali menolak permintaannya bunda Asih. Namun jika ia menolaknya pasti akan membuat bunda Asih merasa kecewa. Karena tidak biasanya ia menolak setiap permintaan tolong yang di minta oleh bunda Asih.

"Iya bun.. biar Ranti yang anterin cemilannya.." ujar Ranti sambil mengambil nampan yang di pegang oleh bunda Asih.

"Makasih ya Ranti.. bunda mau pergi dulu, kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi bunda ya.." ujar bunda Asih.

"Iya bun.." jawab Ranti dengan ekspresi memaksa tersenyum.

Setelah kepergian bunda Asih, Ranti masih terus saja menatap cemilan di pangkuannya. Ia masih berfikir panjang apakah ia harus mengantarkannya atau tidak. Akan sangat canggung bagi dirinya saat harus bertemu dengan mantan calon suaminya itu.

"Oke.. anter cemilannya trus langsung pergi.. gausah basa basi ini itu.." gumam Ranti yang mencoba untuk menguatkan tekadnya.

Dengan kayuhan kursi rodanya yang sedikit ragu-ragu. Ranti menuju ke kamar dimana pak Arga menginap selama ia di panti asuhan ini. Sepanjang perjalanan Ranti terus saja menghentikan kayuhan kursi rodanya. Padahal untuk menuju ke kamar itu hanya butuh waktu beberapa menit saja jika berjalan dengan normal. Namun karena keraguan yang dirasakan oleh Ranti. Membuatnya harus menempuh waktu yang lama untuk sampai.

Dengan ragu-ragu Ranti ingin mengetuk pintu kamarnya pak Arga.  Namun mendadak pintu kamarnya pak Arga terbuka bahkan sama sekali Ranti belum mengetuknya.

"Eh!!"

Pak Arga dan Ranti saling bertatapan karena mereka sama-sama kaget.

"Ini ada cemilan dari bunda buat mas.." ujar Ranti buru-buru dan langsung memberikan nampan berisikan cemilan kepada pak Arga.

Ranti langsung mengayuh kursi rodanya menjauh meninggalkan kamarnya pak Arga. Sedangkan pak Arga hanya menatap Ranti yang tampak belakangnya saja.

"Kenapa akward banget sih.. kenapa musti mendadak buka pintu begitu.. Bikin kaget aja.." gumam Ranti sambil terus mengayuh kursi rodanya.

***

Pak Arga sedang berjalan melewati lorong namun langkah kakinya terhenti saat melihat Ranti yang sedang bermain bersama anak-anak panti. Namun tatapannya hanya sekedar menatap dan Ranti menyadarinya. Seketika pak Arga langsung kembali fokus kedepan dan melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.

Hari ini adalah hari pertama ia mengajar di sekolah yang berada tepat di samping panti asuhan. Beruntung ia mendapat tumpangan tempat tinggal yang cukup dekat.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang