BAB 39

474 65 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Ranti sedang susah payah mengayuh paksa kursi rodanya yang ternyata tersangkut batu di jalan. Ranti hendak kembali pulang ke panti setelah ia membeli sesuatu di warung. Perjalanannya malah terhambat oleh batu yang menganggu kursi rodanya agar bisa berjalan lancar.

"Gimana ini.. kenapa rodanya gak bisa gerak sama sekali.." gumam Ranti sambil terus berusaha membuat rodanya jalan lagi.

"Kenapa mbak Ranti?" Tanya pak Doni yang adalah seorang guru sekolah dasar tepat di dekat panti asuhan dimana Ranti tinggal.

"Ohh pak Doni.. ini pak sepertinya kursi roda saya tersangkut batu.." jawab Ranti.

Pak Doni segera mengecek ke bawah kursi rodanya Ranti. Ternyata benar apa yang di katakan Ranti. Sebuah batu  yang menyebabkan kursi rodanya tidak bisa berjalan. Pak Doni pun langsung memindahkan batu yang menghalangi roda dan membuangnya jauh.

"Terima kasih pak.. maaf merepotkan.." ujar Ranti.

"Hahaha tidak merepotkan sama sekali kok mbak Ranti.. mau saya antar sampai panti? Kebetulan saya mau ke sekolah untuk mengambil barang yang tertinggal.." ujar pak Doni.

"Boleh pak.." jawab Ranti.

Pak Doni pun langsung memegang pegangan kursi rodanya Ranti dan mendorongnya dengan perlahan. Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di panti. Terlihat sebuah mobil yang cukup Ranti kenali siapa lagi kalau bukan Lingga pemilik mobil itu.

"Mas Lingga dan mbak Kania datang.." gumam Ranti kaget saat melihat mobil kakaknya sudah terparkir di depan panti.

"Siapa yang datang mbak Ranti?" Tanya pak Doni.

"Oh itu kakak laki-laki saya pak.." jawab Ranti.

"Ohh kakaknya mbak Ranti toh.." gumam pak Doni sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Terima kasih ya pak sudah mengantarkan saya sampai panti.." ujar Ranti.

"Iya sama-sama mbak Ranti.. kalau begitu saya izin pamit.. Assalammualaikum.." ujar pak Doni pamit pulang.

"Waalaikumsalam..." jawab Ranti.

Pak Doni pun langsung pulang namun lebih tepatnya ia menuju ke sekolahnya. Pak Doni adalah seorang duda di tinggal meninggal istrinya. Ia memiliki seorang anak perempuan yang berusia tiga tahun. Istrinya meninggal setelah melahirkan putri mereka. Pak Doni yang notabene adalah seorang guru dan anak-anak panti juga di ajarkan olehnya sudah pasti ia mengenal dekat Ranti.

"Ternyata mbak Ranti itu anak orang kaya raya ya.. mobil kakaknya saja bukan mobil biasa dan mobil itu hanya bisa di miliki oleh orang-orang yang mampu membelinya.. sudah jelas mereka orang kaya raya.. tapi mengapa mbak Ranti malah memilih tinggal di panti asuhan seperti ini.. tinggal di panti sudah jelas tidak senyaman tinggal dirumah sendiri.." gumam pak Doni sambil berjalan menuju ke sekolahnya.

Ranti mengayuh kursi rodanya menuju ke dalam panti. Ia melihat kakak dan kakak iparnya sedang duduk bersama dengan bu Asih. Sedangkan Ayra sedanh bermain dengan mainannya.

"Itu Ranti.." ujar Bu Asih.

Lingga dan Kania langsung menoleh dan beranjak dari duduk mereka. Menahan rindu kepada adik satu-satunya selama satu tahun membuat Lingga tidak bisa menutupi kerinduannya. Lingga langsung memeluk Ranti dengan sangat erat. Padahal jarak antara panti dan rumah mereka hanya menempuh perjalanan dua jam. Namun karena Ranti berpesan untuk tidak mengunjunginya di panti. Akhirnya Lingga dan Kania mengurungkan niatnya untuk menjenguk meskipun mereka sangat merindukan adik perempuan satu-satunya itu.

"Mas kangen sama kamu Ran.." ujar Lingga.

"Ranti juga kangen, tapi kok mas Lingga jadi lebay gini sih.. sampe meluk-meluk segala.. gak kayak biasanya.." jawab Ranti mengejek.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang