BAB 33

422 62 1
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Ranti terlihat selalu menyunggingkan senyumnya. Terkadang ia juga diam-diam menatap ke arah Pak Arga yang kini sudah menjadi calon suaminya. Terkadang ia sempat berfikir apakah pak Arga bodoh atau memang pak Arga tidak punya pilihan lain. Bagaimana mungkin pak Arga memilih dirinya untuk menjadi seorang istri. Sedangkan Ranti memiliki kekurangan yang cukup membuat orang lain pasti akan berfikir ulang.

"Saya terlalu tampan ya..sampe kamu gak berenti mandangin saya? Sabar ya.. gak lama lagi kita sudah halal.. kamu bisa melihat saya setiap hari.." ujar pak Arga sambil terus memasukkan makan ke dalam mulutnya. Namun ia sama sekali tidak tersedak karena makanannya.

"mas kepedean banget sih.. bisa-bisanya muji diri sendiri.." jawab Ranti sambil geleng-geleng kepala.

"Habisnya kamu gak mau muji saya.. saya tampan begini tapi gak pernah kamu puji jadi ya saya muji diri sendiri deh.." ujar pak Arga lagi.

"Meskipun mas gak setampan artis korea tapi bagi aku mas yang paling tampan.." ujar Ranti.

Seketika pak Arga terdiam saat mendengar kata-kata pujian keluar dari mulut calon istrinya itu. Sendok yang sejak tadi tiada hentinya melakukan aktivitasnya. Kini hanya bisa melayang dan terdiam di tangannya pak Arga.

"Ini beneran saya gak salah denger atau kuping saya kebanyakan kotoran sampe gak bisa bedain.." ujar pak Arga yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Terserah mas mau banyak kotoran atau salah denger gak masalah
." Jawab Ranti jengkel.

"Hahahahaha ngambek gitu bikin saya makin gemes deh sama kamu.. gak sabar bisa serumah sama kamu.." ujar pak Arga membuat pipi Ranti langsung memerah.

"Udah.. udah.. makan lagi nanti keburu dingin makanannya.." ujar Ranti.

"Makanan yang dingin gak masalah asalkan jangan kamu yang dingin.." jawab pak Arga.

"Massssssss...." ujar Ranti menegur pak Arga agar tidak membuatnya malu dengan gombalan-gombalannya itu.

"Hahahaha iya..iya.. gak lagi deh.." jawab pak Arga tertawa renyah.

Pak Arga terus terkekeh sendiri menatap Ranti yang masih jengkel dan wajahnya memerah. Tanpa di duga-duga seseorang datang dan menyapa.

"Heii Bro.. apa kabar.." ujar Seorang pria yang baru saja datang dan menyapa.
Ranti dan pak Arga sontak kaget dan menoleh.

"Aska? Waaahhh kebetulan banget ketemu disini.. apa kabar lo?" Ujar Pak Arga.

Ranti meyakini kalau pria yang tiba-tiba datang menyapa ini adalah temannya pak Arga. Mendadak rasa insecurenya Ranti muncul menyadari dirinya yang sedang memakai kursi roda. Namun sebisa mungkin ia tidak akan menunjukkan rasa insecurenya di hadapan teman calon suaminya itu.

"Gua baik.. lo apa kabar Ga? Lo sama siapa nih?" Tanya Aska.

"Kenalin ini Ranti calon istri gua.." ujar Pak Arga memperkenalkan Ranti dengan bangga. Bahkan pak Arga sama sekali tidak merasa malu dengan keadaan Ranti yang seperti itu.

Ranti tersenyum dan rasa percaya dirinya mulai naik. Apalagi saat melihat pak Arga begitu bangganya memperkenalkan dirinya dengan status calon istri.

"Salam kenal Ranti saya Aska temannya Arga waktu kuliah dulu.." ujar Aska sambil menyodorkan tangannya.
Dengan wajah tersenyum Ranti menyambut uluran tangannya Aska.

"Salam kenal saya Ranti.. calon istrinya mas Arga.." jawab Ranti ramah.

"Lo sama siapa disini Ka? Sendirian aja?" Tanya pak Arga.

"Gua sama anak istri gua dong.." jawab Aska sambil menunjuk ke arah seorang wanita yang tengah menyuapi anaknya.

"Waaahh udah punya anak aja lo.." ujar pak Arga.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang