BAB 38

468 66 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Satu tahun kemudian..

Anak-anak berlarian kesana kemari dengan riang gembira. Menikmati pemandangan alam yang cukup indah di pandang mata. Semilir angin sepoi-sepoi membuat siapa pun akan betah berlama-lama.

"Aku mau bunga itu.." ujar seorang gadis kecil yang sedang menunjuk ke arah bunga yang bergoyang-goyang karena tertiup angin.

"Kamu mau bunga itu? Haruskah aku memetiknya?" Jawab seorang bocah laki-laki.

Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya girang. Namun satu kata lagi yang terucap dari bibir bocah laki-laki itu membuat gadis kecil yang awalnya girang langsung murung.

"Kamu tidak kasihan sama bunganya? Kalau bunganya di petik pasti dia akan layu dan mati.." ujar bocah laki-laki lagi.

"Tapi aku sangat menginginkan bunga itu.." jawab gadis kecil itu seperti memohon.

Bocah laki-laki itu kebingungan namun ia tidak ingin mengecewakan keduanya. Jika ia memetik bunga itu pasti bunganya akan layu namun jika tidak maka ia akan membuat gadis kecil itu bersedih.

"Bagaimana kalau aku akan membawamu mendekat ke bunga itu.. kamu bisa menyetuhnya tanpa harus membuatnya layu.." ujar bocah laki-laki itu.

Gadis itu pun akhirnya menganggukkan kepalanya setuju. Wajahnya terlihat lebih cerah karena ia sudah bisa tersenyum bahagia. Bocah laki-laki itu langsung meraih jemari gadis kecil itu dan membawanya menuju ke tempat dimana bunga itu berada.

"Kenapa kamu melamun Ranti.." ujar Bunda Asih pemilik panti asuhan Kasih Bunda.

"Engga kok bun.. Ranti cuma liatin anak-anak yang lagi main.. mereka lucu-lucu ya bun.. mereka juga masih belum ngerti gimana sulitnya kehidupan ini.. mereka hanya tau makan,tidur dan main.." jawab Ranti.

"Hahahaha ya seperti itu lah anak-anak.. mereka masih bersih seperti selembar kertas yang masih belum ternoda.. namun ketika mereka besar.. mereka akan menulis kisah hidup mereka sendiri.." ujar Bunda Asih.

"Semoga nantinya mereka semua bahagia ya bun.. semoga juga mereka akan menemukan seseorang yang dengan tulus mencintai mereka.." jawab Ranti sambil terus menatap ke arah anak-anak yang sedang bermain.

Bunda Asih paham betul kenapa Ranti terlihat begitu sedih. Saat pertama kali Ranti datang ke panti asuhan itu awalnya Bunda Asih kaget. Ia berfikir Ranti dibuang oleh keluarganya ke panti asuhan itu. Namun ternyata Ranti sendiri lah yang menginginkan untuk tinggal di panti membantu mengurusi anak-anak di panti. Semua itu ia lakukan hanya untuk membuat hatinya lebih baik.

"Bunda tidak tau masalah apa yang kamu hadapi namun bunda akan selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu Ranti.." gumam Bunda Asih di dalam hatinya.

"Bun.. mas Lingga uda kirim uang ke panti?" Tanya Ranti.

"Kakak kamu tidak pernah telat untuk mengirim bantuan dana ke panti ini Ran.. dia juga selalu menanyakan kabar kamu.." jawab bunda Asih.

"Ohh.. syukur alhamdulillah bun.. mas Lingga itu banyak uangnya bun.. jadi bunda jangan kawatir ya soal biaya untuk anak-anak.." ujar Ranti.

"Hahahaha kamu ini lucu sekali.. memangnya uang kakak kamu itu milik panti ini.." jawab bu Asih tertawa mendengar perkataannya Ranti.

"Ngomong-ngomong kamu gak pengen mudik Ran? Sudah setahun ini kan kamu gak pulang kerumah.. dan lagi kamu selalu melarang keluarga kamu untuk datang kesini.. " tanya Bunda Asih.

"Ranti masih pengen disini bun.. mungkin lebih baik Ranti tinggal disini selamanya.. gapapa kan bun.. bunda ngurusin Ranti selamanya?" Jawab Ranti.

"Ya bunda gak masalah kalau soal itu.. tapi apa kamu yakin soal ini? Kamu masih muda Ran.. kehidupanmu masih panjang.. masa kamu mau terikat dengan panti ini selamanya.." ujar bunda Asih.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang