BAB 46

493 65 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Ranti sedang sibuk memandang hamparan kebun jagung yang ada di belakang rumah mbah Marsih. Terlihat jagung-jagungnya sebagian sudah mulai siap panen. Jagung yang terlihat gendut-gendut membuat Ranti senang melihatnya.

"Kamu mau makan jagung Ran?" Tanya bunda Asih.

"Eh bunda.. Ranti kaget loh.." jawab Ranti.

"Kamu jangan melamun terus.. nanti kesambet loh.." ujar Bunda Asih menakut-nakuti Ranti.

"Ah bunda, jangan gitu dong.. ini kan masih siang bun.. gak mungkin ada hal yang begituan.." jawab Ranti yang mencoba untuk tidak mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal.

"Hahaha kamu lupa bunda lahirnya di desa ini? Udah sini jangan melamun lagi.. mending bantuin bunda masak di dapur.. anak-anak sudah mulai laper.." ujar Bunda Asih.

Ranti pun akhirnya mengikuti bunda Asih menuju dapur. Namun ia masih memikirkan apa yang di katakan bunda Asih. Hal itu membuat Ranti cukup merinding, apalagi ia adalah orang baru pertama kali datang ke desa itu.

"Bun.. ini jagungnya mau di apain bun?" Tanya Ranti sambil mengupas kulit jagung yang baru di ambil dari kebun.

"Di rebus aja ya.. lebih mudah.." jawab Bunda Asih.

Ranti menganggukkan kepalanya saja dan kembali melanjutkan kegiatannya mengupas jagung. Saat sedang fokus mendadak sebaskom jagung muncul di hadapannya Ranti.

"Ini belum kelar loh, kok uda di tambah lagi.." gumam Ranti kesal sambil menengadahkan kepalanya.
Ia melihat pak Arga lah yang membawa seluruh jagung itu.

"Eh.. maaf.. saya.. kalau begitu saya bantu ya.." ujar pak Arga yang langsung duduk di hadapannya Ranti.

Ranti hanya diam saja tanpa menjawab apa-apa, pak Arga terlihat bersemangat mengupas jagung-jagungnya. Diam-diam Ranti menyunggingkan senyum tipisnya.

"Lihat itu dua sejoli yang lagi sibuk sama jagung.. ngomongnya gak punya hubungan apa-apa.. tapi kok lengket banget kayak prangko.." ujar mbah Marsih menyindir Ranti dan pak Arga, namun dengan nada rendah agar mereka tidak mendengarnya.

"Husss.. jangan di omongin buk nanti kalau mereka denger gimana.. nanti ibuk malah ngancurin momen mereka lagi.." jawab bunda Asih menegur ibunya.

"Tidak akan kedengeran nduk.. yang namanya lagi kasmaran, orang sekitar itu berasa engga ada.. cuma mereka berdua aja yang ada di bumi.." ujar mbah Marsih lagi.

"Yang lain ngontrak ya buk.. hahahaha" jawab bunda Asih sambil terkekeh geli.

Setelah beberapa menit mengupas jagung yang segitu banyaknya. Akhirnya mereka selesai, pak Arga langsung mengangkut jagung-jagung itu menuju ke kamar mandi untuk di bersihkan.

"Ini langsung saya bawa ke kamar mandi ya.. saya cuci sekalian.." ujar pak Arga.

Ranti hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Pak Arga langsung bersemangat mengangkut jagung-jagung itu. Seolah-olah sedang berperan menjadi seorang suami yang siaga membantu istrinya memasak.

"Waahhh nak Arga itu rajin sekali ya nduk.." ujar mbah Marsih.

"Eh.. mbah.." jawab Ranti.

"Gimana menurut kamu?" Tanya Mbah Marsih lagi. Membuat Ranti bingung dengan maksud dari pertanyaan yang di lontarkan kepadanya.

"Maksud mbah?" Tanya Ranti balik.

"Kok malah nanya balik toh.. itu gimana pendapat kamu soal cah lanang iku?" Ujar mbah Marsih lagi.

"Memangnya cah lanang iku apa mbah?" Tanya Ranti lagi yang semakin bingung.

"Nduk..nduk... maksud mbah itu, apa pendapat kamu soal lelaki tampan itu.. kamu gak punya perasaan apa-apa? Dia tampan begitu kok kamu gak mau.." ujar  Mbah Marsih.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang