BAB 29

424 62 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Ranti sedang duduk di taman sambil menatap bunga-bunga yang baru bermekaran kemarin. Setelah selesai sarapan ia memilih untuk bersantai. Padahal biasanya di jam segini ia sudah berada di sekolah.

Pak Arga menatap Ranti dari kejauhan ia ingin sekali menemani Ranti. Namun ia sedikit ragu karena takut Ranti merasa tidak nyaman dengan kedatangannya.

"Kenapa diliatin aja Ar.. kalau mau nemenin ya kesana dong datengin Rantinya.." ujar Kania.

"Aku takut Kania.." jawab Pak Arga.

"Takut kenapa? Ranti itu bukan hantu loh Ar.. kenapa kamu harus takut.." ujar Kania.

"Aku cuma takut kalau Ranti gak nyaman sama aku.. buktinya dia sampe resign dari sekolah.. itu artinya dia gak nyaman sama aku kan Kania.." jawab pak Arga.

"Kamu itu terlalu banyak mengkhawatirkan hal yang gak harus kamu kawatirin Ar.. Ranti itu tidak seperti gadis lainnya.. kamu tau kan kalau Ranti memiliki kekurangan.. dia lebih banyak mempertimbangkan hal apa pun.. jadi kamu sebagai seorang pria yang jika memang memiliki perasaan sama dia.. kamu dong yang harus meyakinkan dia kalau kamu itu beneran tulus.." ujar Kania yang mencoba untuk memberi nasehat baik kepada temannya itu.

Pak Arga berfikir sejenak dan berfikir bahwa apa yang di katakan oleh Kania itu adalah benar. Tidak seharusnya ia takut untuk memperjuangkan apa yang memang hatinya inginkan. Sudah sepantasnya ia berjuang demi cintanya kepada Ranti.

"Thanks ya Kania.. aku jadi makin yakin untuk memperjuangkan perasaan aku ke Ranti.. tapi sebelum itu kamu izinin aku kan deketin adik kamu?" Tanya Pak Arga.

"Hahahahaha kalau aku sih yes.. tapi kalau mas Lingga aku gak tau deh.. tapi kalo mas Lingga gausah difikirin.. itu urusan aku.. gih sana deketin Ranti.." jawab Kania sambil mendorong Pak Arga agar segera menemui Ranti di taman.

Pak Arga pun langsung berjalan menuju ke arah taman dimana Ranti berada. Jantungnya berdegub kencang namun ia mencoba untuk yakin dengan apa yang akan ia lakukan.

"Kamu liat apa Ran?" Tanya pak Arga yang sudah sampai di samping Ranti.

Ranto menoleh ke arah dimana pak Arga berdiri lalu ia kembali menatap ke arah bunga-bunga yang ada di depannya.

"Di taman itu kalau bukan liat bunga mau liat apa lagi.." jawab Ranti ketus.

"Hehehe iya yah.. tapi mana tau kamu lagi liatin kumbang.." ujar pak Arga.

"Gak ada kumbang disini.." jawab Ranti.

"Kalau kupu-kupu?" Ujar pak Arga lagi.

"Udah terbang.." jawab Ranti.

"Kalau saya?" Ujar Pak Arga.

Bibir Ranti langsung terdiam saat menyadari pertanyaan dari pak Arga. Ranti enggan menjawab lagi karena menurutnya tidak ada yang harus dijawab lagi.

"Boleh saya ngomong sesuatu sama kamu?" Tanya pak Arga.

"Dari tadi bapak udah ngomong kan kenapa masih minta izin.." jawab Ranti.

"Maaf.." ujar pak Arga sambil menggaruk pundaknya.

Kania masih berdiri di ambang pintu sambil melihat interaksi antara Pak Arga dan Ranti. Kania merasa bahagia akhirnya ada pria yang dengan tulus mencintai adik iparnya itu. Terkadang Kania merasa putus asa jika nantinya adik iparnya itu tidak menemukan cinta sejatinya.

"Sayaaaanggg.. kamu dimana sih? Ini dasi aku belom kamu pasangin loh.." ujar Lingga yang sedang mencari istrinya.

Lingga pun akhirnya melihat istrinya sedang berdiri di ambang pintu sambil melihat ke arah luar. Lingga segera mendatangi istrinya itu karena ia dasinya harus istrinya lah yang memasangkannya.

WITH LOVE I FOUND YOU[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang