01 - Saroh Namanya

4.1K 233 28
                                    

"Boleh nggak sih kalau Umi jadiin dia menantu?"

-Umi Sayla-

***

"Saroh,"

"Iya, Umma?" jawab si pemilik nama yang tengah merapikan kerudungnya di depan cermin.

"Jangan lupa makan siang Abah, ya. Umma mau ke pasar," ujar wanita paruh baya yang bersandar pada daun pintu kamar putrinya.

"Iya, Umma."

Pagi menjelang siang, tepatnya pukul 09.30 WIB. Saroh sudah berada di tempat di mana ia akan mengabdikan ilmunya. Dia seorang pengajar pesantren, sekaligus putri dari pemimpin Pesantren As-Siddiq.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!" seru suara berat dari dalam ruangan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh. Maasyaallah putri Abah cantik banget hari ini," jawab Siddiq memuji putri semata wayangnya itu.

"Hari ini aja, Bah?" tanya Saroh sembari mencium punggung tangan sang ayah.

"Tiap hari, dong."

"Ini dari Umma, Bah. Saroh mau ke kelas dulu."

"Buru-buru banget?"

"Iya, Bah. Santriwati Saroh minta datang satu jam lebih awal karena hari ini kita ada kegiatan kerja bakti. Besok 'kan kita kedatangan tamu dari pesantren lain untuk rapat persiapan lomba kaligrafi di pesantren kita."

Siddiq manggut-manggut begitu ia ingat. "Ya udah, sana. Habis itu kamu ngajar, kan?"

"Iya, Abah."

Siddiq tersenyum lalu mengangguk sekali. "Semoga ilmu yang kamu bagikan hari ini jadi ilmu yang bermanfaat, barokah dunia akhirat, segera dapat suami yang shalih."

"Kok do'anya gitu?"

"Lah, emang nggak mau dapat suami shalih?" tanya Siddiq balik.

Saroh meringis.

"Umur kamu sudah cukup, Saroh. Sudah saatnya kamu butuh pembimbing yang baik. Baik agamanya baik juga akhlaknya."

Saroh tersenyum sembari mengangguk. "Iya Abah, semoga disegerakan."

"Iya udah sana, santriwati pasti ngiranya ini jam kosong."

"Ya udah Saroh ke kelas dulu ya, Bah." Siddiq mengangguk, membiarkan sang putri keluar dari ruangannya.

***

Kini Saroh sudah berada di dalam ruang kelas Al Kurdi.

"Assalamualaikum, sabah alkhayr. Kaifa haalukunna?" salam dan sapa Saroh kepada para santri.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Nahnu bikhair Ustadzah! Alhamdulillah," jawab santriwati penuh semangat.

"Maasyaallah alhamdulillah. Hari ini jadwal kita apa?"

"KERJA BAKTI USTADZAH!" jawab para santri serentak.

"Pintar, sekarang kita bersihkan ruang kelas dulu, setelah itu kita bersih-bersih bagian halaman kelas. Nanti pembagian tugasnya sama Ustadzah Nayla. Ustadzah mau ke kelas sebelah dulu," ujar Saroh lanjut memberi salam, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Seperginya Saroh, Nayla mengambil alih tugas untuk mendampingi jalannya kegiatan kerja bakti. "Ustadzah bagi tugasnya, ya."

Menjadikanmu Bidadari (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang