09 - Kerusakan Malam

1.6K 93 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mengapa lelaki selayak kamu mendapatkan wanita seburuk aku, Mas?"

-Saroh-

***

Saroh mencoba membuka matanya perlahan, ia mengerjap beberapa kali hingga kini matanya benar-benar terbuka sempurna. Pandangannya tak lagi kabur, ia bisa melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya. Saroh berada di kamar orang tuanya, namun tak ada seorang pun bersamanya.

Merasa kondisi tubuhnya sudah pulih, Saroh bangkit dari tidurnya dan menapakkan kaki ke lantai. Ia beranjak meninggalkan ranjang untuk berjalan keluar dari kamar itu.

Ceklekkk...

Saroh mendapati kedua keluarganya sedang berkumpul di ruang tamu.

Senyuman tipis terukir di wajah Saroh, ia senang akan kekhawatiran keluarga dari suaminya. Malam-malam begini Sayla dan Bani menyempatkan diri untuk datang menjenguk menantu kesayangannya, pikir Saroh.

Saroh berniat menghampiri mereka. Namun, langkahnya tertahan saat ia mendapati sang ibu menangis terisak. Tak hanya itu, ekspresi semua orang yang berada di ruang tamu saat ini membuatnya bingung.

"Umma?"

Semua orang di ruang tamu menoleh ke arah Saroh. Benar saja tatapan mereka kepada Saroh sangat berbeda.

Melihat perempuan yang mereka tunggu sudah keluar dari kamar, Billa segera beranjak dari duduknya diikuti yang lain, ia berjalan dengan langkah cepat menghampiri sang putri, dan...

PLAK!

Seperti tersambar petir di malam hari yang cerah, Saroh terkejut setelah Billa menampar pipi kirinya cukup keras hingga membuat tubuh Saroh terhoyong, untung saja Yusuf sigap menahan tubuh sang istri.

Saroh menyentuh pipi yang baru saja mendapat tamparan dari sang ibu. Dirinya mematung di tempat.

Dada Billa naik-turun menahan emosi dan tangis bersamaan. Tangannya mengepal, wajahnya memerah, ia menatap tajam sepasang mata yang juga sedang menatapnya tak mengerti.

"Umma..." lirih Saroh, matanya mulai berair.

"Diam!" bentak Billa menunjuk wajah Saroh penuh emosi. "Jangan panggil saya dengan panggilan itu lagi!" sungut Billa setengah berteriak.

"Apa salah Saroh?"

Billa menggertakkan giginya, menahan amarah yang sudah memuncak. "Pelacur!"

Plak!

Billa melempar beberapa lembar kertas tepat di wajah Saroh. Saroh tertunduk dan mengambil lembaran kertas yang jatuh ke lantai itu.

Deg!

Menjadikanmu Bidadari (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang