BAB VII : RAPUH YANG MENUNGGU RUNTUH

19 11 3
                                    

BAB VII : RAPUH YANG MENUNGGU RUNTUH

☆☆☆

Kenapa kamu repot-repot memikirkan cara untuk kembali ke masa lalu demi bisa memperbaikinya sedangkan kamu masih punya peluang besar untuk mengubah masa depan?

☆☆☆


Dengan rasa kantuk yang begitu kuat, Altezza mencoba mencerna apa yang Pak Ridwan jelaskan. Dia sudah ingin pulang, tetapi entah kenapa waktu merayap lambat kali ini. Mungkinkah mempermainkannya?

"Sebelum masa PKL tiba, saya akan kasih kalian tugas dagang."

"HA?!" Seluruh penghuni kelas XI AP-3 berteriak kaget.

"Tenang, ini enggak sesulit yang kalian bayangin. Kalian cuma tinggal jualan lalu buat laporan hasil penjualan. Jualan apa aja, yang modalnya dikit juga bisa. Tapi ingat, yang namanya jualan, penjual harus bisa raih untung sebanyak-banyaknya." Pak Ridwan mengangkat sebuah jurnal laporan. "Ini contoh laporannya. Kakak kelas kalian dulu buat ini. Mudah kok. Kalian tinggal terus rekap datanya, catat pengeluaran dan pemasukannya. Sudah diajari caranya buat laporan 'kan? Nah, seperti itu caranya."

Altezza menguap lebar. "Ray, lo yakin gue enggak salah masuk kelas?" Lagi-lagi ia merasa kalau dirinya salah jurusan. Tidak pernah kepikiran dibenaknya kalau ia akan berjualan dimasa sekolah.

"Lo salah masuk sekolah."

"Hm. Benar. Harusnya gue masuk GALSA aja biar bisa sering ketemu Ayyara." Katanya dengan cengengesan. Gadis itu selalu saja punya cara menyusup ke dalam pikiran Altezza. "Kita harus satu tim."

"Saya kasih waktu dua bulan untuk jualan. Karena dua bulan lagi kalian bakalan PKL. Jadi, usahakan sebelum PKL laporannya sudah ada ditanya saya. Paham 'kan? Sekarang, biar saya tentukan kelompoknya."

Altezza mengangkat tangan. "Saya harus sama Rayyan, Pak!" Harus. Ya, ini sebuah paksaan.

"Lho, ya terserah saya."

"Harus, pak! Wajib!"

"Emang Rayyan mau sekelompok sama kamu?" Ledeknya.

"Enggak. Lo beban, Za." Bayangkan dia mengatakan itu dengan wajah datar.

Altezza tersinggung. "Beban-beban gini juga bisa lo manfaatin egee!" Dia merengut. Altezza tipe kelompok yang netral, membantu tidak bikin rugi juga tidak.

Pak Ridwan tertawa kecil. Beliau lalu menentukan kelompok untuk tugas kali ini. Altezza dan Rayyan satu kelompok dengan tiga orang lainnya yaitu Indri, Bella, dan Puspita.

"Sekarang saya kasih kalian waktu untuk mikir mau jualan apa. Usahakan minggu depan mulai jualan ya."

"Jadi, kita mau jualan apa?" Tanya Indri.

"Apa ya? Yang viral, enak, disukai semua kalangan, murah, banyak, aesthetic." Kata Bella.

"Ngarang, masa viral, enak, disukai semua kalangan, banyak dan aesthetic bisa murah." Ujar Puspita. "Yang ada mah mehong!"

"'Kan tadi udah dibilangin ambil untung sebanyak-banyaknya." Si Rayyan mengingatkan.

"Jual yang dibutuhkan semua orang. Apa itu?"

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐓𝐑𝐎𝐏𝐈𝐊𝐀-𝐇𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐜𝐮𝐧 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang