BAB XIII : GADIS PUJAAN

16 9 5
                                    

BAB XIII : GADIS PUJAAN

☆☆☆

Karna hanya kamu yang aku mau. Hanya kamu.

☆☆☆

Di dalam UKS sekolah, donat dalam paper bag dari Ayyara untuk Altezza masih tergeletak diatas meja tak jauh dari bankar yang ditiduri Lakia Giovani.

"Kia." Panggil Alfarezi seraya menggoyangkan pelan tangan Kia yang dilingkari gelang tali berwarna putih dengan bandul bunga matahari.

Sayangnya, panggilannya direspon dengan suara ngorok yang samar. Alfarezi terbengong sebentar karena terkejut, sebelum akhirnya dia tertawa tanpa suara. "Astaga, Kia. Gemes banget si!" Alfarezi memijat pangkal hidungnya sendiri.

Tak lama Selena masuk, dia terdiam sebentar sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. "eh, Zi. Gue mau balik. Monyet gue butuh makan." Dia meletakkan tas Kia. "Ini tasnya. Berat. Isi batu kayaknya."

"Terus, Kia?"

"Bisa pulang sama lo. Lagian kalian tetangga. Gue duluan ya! Kasihan, si Ezza nyidam pisang kepok dari kemarin!" Gadis itu lalu melangkah keluar meninggalkan Alfarezi yang berdua dengan Kia.

Alfarezi menggelengkan kepalanya heran. Selena dan Kia memang satu tipe manusia yang sama. Aneh. Lebih aneh lagi, Alfarezi menyukai Kia.

Kia menggeliat dari tidurnya. Gadis itu bangun dan menatap sekeliling. "Ez, ngapain?"

"Kamu cuma kesundul bola. Kenapa pingsannya seharian?"

"Siapa yang pingsan? Cuma tidur." Dia cengengesan tanpa dosa.

"Terus tadi, kenapa enggak bisa dibangungin? Simulasi mati?"

"Sembarangan! Karena ada ulangan matematika makanya aku tidur. Pusing. Belum ulangan tapi udah kena efek pusing. Matematika emang mematikan ya?" Gadis itu turun dari bangkar. "Eh, Ez. Selena mana?"

"Dia udah pulang. Ini tasmu." Alfarezi meraih tas Kia. Benar, benar. "Berat banget. Isi batu?"

"Kok tau, kamu buka?"

Alfarezi terdiam, dia terbengong-bengong. "Jangan bohong! Ngapain kamu bawa batu kesekolah? Aku cuma nebak asal."

"Tapi beneran aku bawa batu." Kia membuka tasnya. Menujukkan dua batu sebesar telapak tangan.

"Lah, beneran dong!" Alfarezi syok episode satu.

"Kamu enggak tau? Batu ini sakti. Aku tiap sekolah pasti mules. Jadi, aku bawa batu ini."

Alfarezi jongkok disamping Kia. "Temenan sama Selena bikin kamu kaya gini, Ki? Efeknya kuat ya."

Tentu saja Kia menggeleng. "Didaerahku dulu, sebelum pindah kesini. Kalau kamu mules dan enggak nemu kamar mandi, kamu ambil batu dan bawa dia. Maka rasa mulesnya ilang. Sulit si dipercaya, tapi itu nyata!"

"Astaga! Enggak ada hubungannya batu sama mules, Kia!"

"Terserah. Tapi kalau kamu mules, coba cara itu. Dijamin enggak mules lagi." Dengan enteng gadis itu membawa tasnya yang cukup berat.

Alfarezi menghela napas lelah. Kia itu absurd, dia harus kuat-kuat berdiri didekatnya. "Pulang bareng ya, kita naik taksi." Ajak Alfarezi.

"Siapp! Eh, itu apa? Lucu banget paper bag-nya!" Kia menujuk dua paper bag yang Alfarezi bawa.

"Ini? Ini donat. Dari temen kami."

"DONAT?! AAA!! MAUUU! Aku beli deh!"

"Ngapain beli. Nih." Alfarezi mengulurkan paper bag berwarna biru itu. "Yang ini punya Ezza." Yang ia maksud adalah paper bag berwarna lavender.

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐓𝐑𝐎𝐏𝐈𝐊𝐀-𝐇𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐜𝐮𝐧 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang