BAB XXXIX : BINTANG MEREDUP

12 6 0
                                    

Altezza mengacak puncak kepala Ayyara gemas setelah gadis itu menghabiskan satu cup es krim. "Enak?" Ini adalah sebagai hadiah agar perasaan Ayyara membaik.

"Enak! Seger!" Jawab gadis itu dengan bahagia. Dia tertawa. Senyumannya sungguh sempurna, kedua mata cantik itu mengipit. Luar biasa cantik!

"Ayok gue anter pulang." Dengan penuh percaya diri, Altezza meraih jari-jemari Ayyara yang cukup kasar, bukti bahwa ia telah bekerja keras. Lelaki itu menggenggam telapak tangan gadisnya, menarik lembut menuju motor dan bersiap mengantar Ayyara pulang secara utuh pada orang tuanya.

Rumah satu lantai tampak halamannya cukup gelap, tetapi pohon jambu masih terlihat kokoh meskipun tidak terlalu bermandi cahaya. Altezza benar-benar mengembalikan Ayyara dalam keadaan yang sama ketika ia menjemputnya.

"Motor siapa?" Tanya Altezza ketika melihat sebuah motor terparkir rapi di halaman.

"Papa." Gadis itu merona di bawah sinar rembulan. Malam ini menyenangkan, mungkin karena adanya Altezza disisinya.

"Udah baikkan?" Altezza turut senang jika itu yang terjadi.

"Doain aja yang terbaik." Ayyara pun berharap ini benar-benar akan kembali seperti semula. Keluarganya yang hangat akan memeluknya erat.

Ada keheningan selepas Altezza mengiyakan permintaan Ayyara. Cowok itu tampak tak bergeming, dia menatap langit yang awan gelapnya tampak jelas. Ada beberapa bintang yang berkelip cantik bak berlian di antara tumpukan pasir hitam.

"Ay," Panggilnya lirih.

"Hm?" Ayyara menatap wajah tampan di depannya. Dia munafik jika berkata Altezza tidak menarik.

"Gue cuma mau bilang, gue sayang sama lo." Kata lelaki berambut hitam itu. Matanya yang cerah menatap Ayyara dengan dalam. Ia sungguh-sungguh ketika mengatakan hal itu.

"Apa?"

"Gue sayang sama lo. Gue cuma mau ngomong gitu aja sebelum gue nyesel." Cowok itu berdebar. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Ia pikir, Ayyara mungkin akan berpaling atau apa, jadi itu sebabnya dia mengatakan perasaannya cepat-cepat.

"Tetep baik-baik, Ay. Percaya deh, banyak orang baik di sekeliling lo yang akan selalu dukung lo." Altezza tidak mampu mengontrol mulutnya. Dia ingin mengeluarkan semua hal di kepala dan hati kecilnya.

"Jangan sedih, karena lo enggak sendirian." Altezza akan selalu ada untuk Ayyara.

"Jangan gengsi minta tolong, itu enggak akan bikin lo keliatan payah." Altezza siap menolong sekalipun saat itu Altezza sedang baik.

"Lo ngomong apan si." Ayyara tidak mengerti. Secara mengejutkan, dia jadi gelisah.

"Gue sayang sama lo." Itu kalimat penjelas.

Melihat wajah Ayyara yang tampak bingung membuat Altezza tertawa gemas. Dia mengacak puncak kepala Ayyara sebelum akhirnya berkata; "Gue pulang ya."

Cowok itu menjalankan motornya setelah mengusap lembut pipi Ayyara. Beberapa menit kemudian setelah cukup jauh dari rumah calon kekasihnta, ia menghentikan kendaraan sebab ponselnya berbunyi,

"EZZA! TOLONGIN! EZI SINKOP! PLIS! DIA PINGSAN!" Pekikan itu terdengar pilu dan putus asa. "DETAK JANTUNGNYA MELEMAH! HIKSH! TOLONGIN!"

"Ok, tenang dulu. Lo dimana?" Meski berusaha membuat Lakia tenang, nyatanya Altezza sendiri kalang-kabut!

"Gue masih di taman tadi!"

"Gue ke sana! Sepuluh menit!" Meski kenyataannya, untuk ke taman tadi memakan waktu dua puluh menit lebih.

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐓𝐑𝐎𝐏𝐈𝐊𝐀-𝐇𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐜𝐮𝐧 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang