[11]

2.4K 192 14
                                    

Jangan lupa vote and komen, Thanks.

******

Mark membulatkan matanya, saat merasakan bibirnya dan Nia menyatu. Mark terdiam, tak bisa bergerak.

Haechan yang memang sudah tau kalau Mark dilorong itu, baru sampai dan seketika terdiam melihat pemandangan didepannya.

"Mark... lo..."

Haechan masih terpaku ditempatnya, dengan mata memerah melihat kejadian itu. Perasaan Haechan hancur, sekali lagi Haechan benci mengapa harus mengharapkan Mark.

Mark akhirnya melihat Haechan, dan segera menyingkirkan Nia. Mark ingin menghampiri Haechan, namun dipeluk Nia.

"Lo jangan ninggalin gw!" Bentak Nia, dengan keadaan tak sadar.

Mark was-wasan, dan terpaksa mendorong Nia, dan berlari menghampiri Haechan.

Haehan berlari kearah motornya, namun belum naik dia segera ditarik oleh Mark,

"Haechan ini nggak seperti yang lo liat!"

Haechan mendorong Mark cukup kuat, "Udah Mark, gw capek! udah cukup lo nyakitin gw!"

Mark menatap sendu Haechan yang tengah terisak didepannya, "Haechan gw.."

"Udah Mark... Cukup... hiks... lu nggak usah muncul lagi dihidup gw!"

Haechan berbalik, tapi Mark tak mau mengalah. Anak itu menarik Haechan kepelukannya.

"Maafin gw chan, gw nggak bermaksud nyakitin lo." Bisik Mark.

Haechan meracau dipelukan Mark, dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi. Hati Haechan sakit bukan main, dan dia semakin merasa bodoh.

"gw bilang udah!" Bentak Haechan, kembali mendorong Mark,

"Gw salah suka sama lo! Gw benci lo Mark!"

Mark termangu, hanya bisa menatap Haechan yang menaiki motornya dan melajukan motornya dengan sangat kencang.

Mark menunduk, dan ikut menangis. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "M-maafin g-gw c-chan."

cinta ternyata rumit, dan entah mengapa Mark baru menyadarinya. Mark kini tau perasaannya, yang selama ini dia sembunyikan dibalik kata "Gw straight!". Kini dia sudah benar-benar mengerti sakitnya patah hati, yang mungkin selalu dirasakan Haechan.

******


Haechan sudah sampai dirumahnya, dan memarkirkan motornya sembarangan, setelahnya masuk kerumahnya. Nampak sepi, syukurlah setidaknya ibunya tak melihat maranta yang bengkak. Haechan segera berlari naik kekamarnya, dan langsung menguncinya.

Haechan menghampiri lemarinya, mengambil foto yang sempat dilihat Mark kemarin. Haechan menatapnya dan kembali menangis, dan langsung merobek foto itu berkeping-keping.

Dia merebakan tubuhnya dikasur, mengambil bantal untuk menutupi wajahnya dan menangis sejadi-jadinya disana.

Haechan nggak bisa diginiin, seumur-umur Haechan tidak pernah merasakan sakit seperti ini. Haechan terbayang-bayang Mark dan Nia yang berciuman. Yah, memang itu gadis yang selama ini mengisi hati Mark, tapi itu keterlaluan kata Haechan, saat mereka berciuman ditempat itu.

"MARK ANJING! LU SUKA BANGET NYAKITIN GW!"

Haechan kembali melempar bantalnya, dan menangis sambil mengguling dikasunya.

Haechan terus saja menangis, lupa makan, lupa mandi, lupa mengerjakan tugas, sampai-sampai lupa dunia sendiri.


 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang