[17]

1.4K 92 9
                                    



******

Hari ini hari yang membanggakan, juga hari yang Haechan tidak suka. Mark akan pergi bertanding volly diBandung, dan Haechan sedikit berat merasakannya. Haechan tidak mau Mark pergi jauh tanpanya, walau hanya keBandung tidak sampai keluar negeri. Tapi tetap saja, Haechan takut Mark diculik atau malah menyukai gadis disana.

Mark sebagai kapten Volly, harus pergi bertanding. Memang anak itu tidak pernah memberitahu Haechan, alasan kenapa dia selalu latihan hampir tiap hari itu untuk bertanding. Mark sebenarnya juga sedikit berat meninggalkan Haechan, namun demi membanggakan nama sekolah dia harus. Mark berjanji pada Haechan, tidak akan menyukai gadis disana, katanya Haechan sudah yang paling sempurna.

"Nanti disana makan, jangan sampai sakit."

"Iya..."

"Disana kalau ada cewek genit, atau cowok lo jangan ikutan genit janji?"

"Iya.."

"Lo jangan jelalatan disana, JANJI?"

Mark menghela napas. Entah sudah berapakali Haechan mengatakan itu saat dia, dan anak itu berkendara bersama. Mark menatap Haechan dikaca spion yang nampak memasang muka seriusnya, dia jadi gemas.

"Gw kan punya lo, mana mungkin selingkuh."

"Ya... kan semua orang bisa berubah."

Mark terkekeh pelan didepan. Mungkin Haechan masih ragu dengan cinta Mark. makanya sangat cemburuan. Mark menepi di kota tua Jakarta Walau destinasi ini tidak mengandung banyak unsur yang romantis, namun bagi Mark cocok menjadi tempat dia dan Haechan untuk perpisahan.

"Lo kok bawa gw kesini? Nggak ada tempat yang lebih romantis?"

"Mending turun dulu."

Haechan berdecak sebal, lalu turun dan disusul Mark. Haechan dan Mark berjalan masuk sambil bergandengan tangan, orang-orang nampak tidak terlalu memperhatikan mereka berdua, walau begitu mungkin orang akan menganggap mereka teman. Mereka masuk dan menampakkan gedung yang tua namun indah, Mark menoleh kesamping melihat Haechan yang tengah tersenyum.

"Haechan, coba kita duduk dibangku itu bakal lebih indah..."

Haechan mengangguk, dan menarik Mark kebangku berwarna merah yang berhadapan dengan gedung tua itu. Dan benar saja, Mark tidak bohong ternyata disini sangat indah, dengan hiasan matahari yang mulai tenggelam dengan langit yang berwarna Jingga. Haechan menatap Mark yang duduk disebelahnya.

"Disana lo jangan lama. kalau udah sampai kabarin, dan setiap hari juga harus kabarin."

Mark tersenyum tipis, lalu mengacak rambut Haechan gemas,"Sip. Pasti gw kabarin."

Haechan melepas tangan Mark dari kepalanya, dan beralih menggenggam tangan Mark,"Gw mau nanya, boleh?"

Mark mengangguk. Haechan mencoba menatap Mark, menatap netra pemuda itu dengan dalam,"Lo serius sama gw Mark?"

"Kok ngomong gitu?"

"Lo nggak pernah perjelas hubungan kita."

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang