[14]

2.2K 159 16
                                    


Jangan lupa vote,komen, dan kritiknya.

*****

Haechan terus saja mengusap kepala Mark hingga anak itu tertidur, setelah merasa tidurnya sudah lelap, Haechan mengendap-ngendap keluar dari kamarnya dan pulang. Sebelum pulang dia sempat berpamitan dengan Mba Atri, dan setelahnya pulang.

Haechan senyum-senyum sendiri sambil berjalan kerumahnya, yang kata Mark guling-guling saja bisa sampai. Ibunya bahkan menatap anaknya dengan bingung, melihat Haechan masuk dengan terus senyum-senyum sendiri, bahkan sempat kesandung meja malah makin tersenyum. Ibunya sempat menegur Haechan, namun tak dipedulikan dan malah langsung masuk kekamarnya.

"Awas, gila nggak muncul sendiri chan!"

Haechan yang dengan hati berbunga-bunga, langsung saja melempar tasnya sembarangan, dan berbaring dengan seragam sekolah masih lengkap. Haechan menatap langit-langit kamarnya, mengingat kejadian tadi, Haechan menutup wajahnya yang memerah menggunakan bantal, sumpah dirinya sangat malu mengingat kejadian tadi.

Ting

Ting

2 pesan notifikasi dari ponsel Haechan, menyadarkan anak itu dari lamunannya. Segera dia mengambil ponselnya dari kantung celana, lalu melihat siapa yang mengirim pesan.

"Bebep inju? Tumben."

Ternyata Ryujin, andai Haechan masih menyukai Ryujin mungkin dia akan jungkir balik saat ini. Tapi dipikir-pikir akhir-akhir ini Haechan sudah jarang berkomunikasi dengan Ryujin, sudah tak lagi memikirkannya, namun entah mengapa masih bingung dengan perasaannya.

Haechan suka sama nasi goreng buatan ryujin?

besok mau dibuatin nggak?

Haechan mengerutkan keningnya, sejak kapan Ryujin perhatian begini kepadanya. Aneh, dulu saat Haechan sangat menginginkan perhatian seperti ini, Ryujin malah tak pernah mengecetnya sama sekali.

Mau dong enak soalnya

Haechan tersenyum tipis, saat Ryujin membalas pesannya dengan emoji yang imut.

Haechan itu sangat menyukai Ryujin, dulu. Sebelum dia menyukai Mark. Namun, kadang Haechan masih bingung kalau dihadapkan kepada 2 pilihan, yaitu ingin memilih Mark atau Ryujin, mungkin ini juga yang dirasakan Mark, yang sulit memilih dia atau Nia. Haechan ragu, Mark akan terus memilihnya.











"Maaf yah nak, ayah nggak pulang ini hari, soalnya ada pekerjaan yang ayah mau selesaikan malam ini."

"Iya yah, Jaemin ngerti."

Jaemin memutuskan panggilannya sepihak, lalu meletakkan ponselnya disebelahnya. Jaemin kemudian merebahkan tubuhnya, lalu menoleh kesamping menatap foto keluarga yang tersenyum bahagia. Jaemin ingin kenangan itu terulang, dimana dia, ayah, dan ibunya tertawa bersama. Jaemin rindu akan semua itu.

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang