[16]

1.8K 120 17
                                    

Jangan lupa vote, komen, dan kritiknya. Thanks.


******

Mark berjalan santai dikoridor sekolah, sambil melihat-lihat murid yang tengah duduk berbincang dikursi koridor. Mark ingin kekelas Haechan, mengajak anak itu kekantin. Sejak tadi pagi, saat dia dan Haechan berangkat kesekolah, sepertinya dia tidak seceria itu bahkan bicara saja sekali-kali. Itu membuat Mark bingung, dan berniat ingin menghiburnya dan juga sekaligus bertanya ada apa dengannya.

Mark sampai didepan kelas Haechan, segera dia masuk dan menghampiri Haechan yang tengah duduk melamun. Mark melirik Jeno yang ada didekatnya, anak itu hanya mendengus dan bangkit dari kursinya, nampaknya anak itu cukup paham dan mengerti.

Mark menepuk pundak Haechan pelan, membuatnya sedikit tersentak,"Nggak mau makan?"

Haechan menatap Mark dengan diam, "Mark..."

Mark nampak mengerti anak itu tidak baik-baik saja, dari tatapannya menunjukkan ada yang mengganggu pikirannya. Mark tersenyum lembut sambil menatap Haechan,"Makan ajah dulu yah, nanti lo sakit."

Haechan mengangguk pelan. Mark bangkit dari kursi, dan menarik tangan Haechan. Mereka berdua jalan sambil bergandeng tangan kekantin, membuat seisi sekolah gempar apalagi Fujo, yang sudah tidak tau mau bertingkah seperti apa.

Haechan tidak berbicara apapun. Membuat Mark menatapnya khawatir," Haechan, tadi gimana pelajarannya?" Tanya Mark, mencoba memulai pembicaraan.

"Kayak biasa Mark."

Mark mengangguk, dan kembali menatap lurus,"Gw tau lu punya masalah, nanti habis makan kita bakal nyelesai masalah lo."

"Kayak gimana."

"Ceritain ke-gw. Dengan begitu, lo nggak akan ngerasa sendiri dengan masalah lo."

Haechan tersenyum tipis kearah Mark, lalu megangguk.

"Bu, saya pesen bakso 2 mangkok. Pedes semua yah." Pesan Mark, pada ibu kantin saat sampai dikantin.

Ibu kantin itu menatap Haechan, yang sedang duduk disalah satu kursi,"Itu sekarang sama pacarnya lagi," Ucap ibu kantin, sambil tersenyum.

Mark mengangguk,"Dia-nya lagi sedikit murung bu, tau nggak caranya buat dia senyum lagi?"

Ibu kantin itu terkekeh,"Beliin coklat dek, nanti bakal senyum lagi."

Mark mengangguk, ibu kantin itu sepertinya benar. Haechan memang suka makanan manis yang menurut Mark, mungkin itu sebabnya Haechan sangat manis mengalahkan segalanya. Bisa ajah kadal.


Setelah makan, Mark menyeret Haechan ke- atap sekolah. Bukan untuk bunuh diri, tapi agar Haechan lebih tenang dan bisa menceritakan masalahnya padanya. Haechan tadi sempat menolak, katanya ngapain cuma bisa masuk angin ajah. Tapi, Mark memaksa siapa tau dengan keadaan yang tidak ramai Haechan bisa sedikit bahagia.

"Mark, gw mau balik kekelas. Ngapain kesini, nggak ada gunanya."

Mark menahan Haechan, dia menarik tangannya perlahan mendekata kearahnya,"Gw harap, disini lo mau nyeritain masalah lo. Gw juga harap, disini lo lebih tenang dan bisa berhenti murung kayak orang habis bangkrut."

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang