[24]

1.1K 87 11
                                    


"Jadi pacar gw, Jae!"

Jaemin tertawa sendiri mengingat perkataan Jeno waktu. Jaemin antara senang dan bingung saat anak itu mengatakan hal yang membuat jantung Jaemin berdegup bukan main. Jaemin tidak menjawabnya ya atau tidak. Dia mengatakan, kalau Jeno sudah terlihat benar-benar menyukai dia, Jaemin akan menerima Jeno. Jaemin tidak ingin berharap lebih dari Jeno, terakhir mempercayai ucapannya Jaemin sakit hati dibuatnya. Kali ini tidak lagi.

"Sayang..."

Jaemin mendengus lelah. Ini masih pagi-pagi Jaemin tidak ingin marah-marah. Jeno merangkul Jaemin dan tersenyum lebar,"Pagi ayangnya Jeno!"

Jaemin melototi Jeno, saat semua murid dikoridor sekolah menatap mereka berdua dengan tersenyum-senyum,"Mau gw pecahin telur lo?"

Jeno mengerutkan hidungnya, dan menggeleng ngeri,"Kok ayang-"

"JANGAN PANGGIL AYANG!"

"Iya, Jaemin. Lu dulu nggak galak gini."

Bukannya mendapat jawaban kembali, Jaemin malah berlalu pergi meninggalkan Jeno. Anak itu yang menyadari kepergian Jaemin langsung mengejarnya kembali. Jaemin heran kenapa anak itu malah nempel banget sama dia, apa dia mau dipermainkan lagi oleh bajingan berkedok makhluk imut sepertinya.

Jaemin akhirnya bebas dari Jeno, dan segera masuk kekelas. Jaemin tak heran melihat belum ada Mark dikelas. Sebab 2 hari yang lalu, guru mengatakan Mark sudah pindah sekolah, dan ini sudah 3 hari Mark pindah. Sungguh sangat mendadak, bahkan Jaemin belum mengatakan apapun untuk Mark, mengucapkan selamat tinggal saja belum sempat. Kalau begini Jaemin jadi malas belajar.

"Jen, Mark pindah ke Amerika."

Jeno yang sedang memakan bakso menatap Jaemin dengan malas. Entah sudah berapa kali Jaemin mengatakan itu. Jneo juga sedih kalau Mark pindah, namun bukan juga seperti Jaemin yang setiap ada waktu pasti akan mengatakan itu.

"Lu udah sering bilang Jae."

"Tapi kok Haechan nggak pergi kesekolah? Udah 3 hari lo Jen."

Jaemin melipat kedua tangannya dimeja kantin, lalu membaringkan kepalanya disana,"Haechan sakit hati banget kayaknya."

Jeno memanyunkan bibirnya, kemudian memakan baksonya lagi,"Yah, gitulah. Walau mereka nggak pernah jelasin hubungannya tapi kita udah cukup tau."

Jaemin mengiyakan perkataan Jeno. Mark dan Haechan tidak pernah memperjelas hubungan mereka, namun Jaemin dan Jeno tau mereka bukan sekedar sahabat. Dengan kepergian Mark yang mendadak, pasti membuat Haechan terpukul. Entahlah, mereka berdua tidak tau pasti permasalahan hingga Mark harus pindah sekolah. Mereka tau ini karena mungkin mereka berdua juga merasakan hal yang sama. Jeno tersenyum melihat wajah Jaemin yang monyong-monyong lalu mengusap rambutnya dengan lembut.

"Katanya Haechan kecelakaan loh 2 hari yang lalu."

"Masa anjing!"

"Iya, dia kecelakaan nggak jauh dari bandara."

"Oh, pantes dia nggak kesekolah. Udah 3 hari ama ni hari dia nggak pergi."

Jaemin segera duduk dengan tegak setelah mendengar pembicaraan murid-murid dibelakangnya. Dia lalu kemudian menatap Jeno yang nampaknya juga mendengar pembicaraan murid dibelakang. Jeno maupun Jaemin bangkit dari duduknya dan segera menghampiri murid-murid dibelakangnya.

"BENERAN? SERIUS LO ANJING?!"


***

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang