[28]

1.2K 84 7
                                    


Hari ini adalah hari terakhir ulangan. Dan sialnya hari ini Haechan juga tidak enak badan. Sudah dia perkirakan kemarin kalau dia akan sakit saat merasa tubuhnya yang pegal-pegal. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya harus dipaksakan untuk kesekolah karena perihal yang penting yaitu ulangan. Haechan sangat malas kalau ingin ujian susulan, katanya tidak sama rasanya. Jadi dengan kepala yang sudah sangat puyeng, serta badan yang lemas,letih, lesuh, i love youh, ini dia paksakan untuk kesekolah mengendarai Bambang.

Haechan lagi-lagi berhenti berjalan dikoridor saat merasa koridor sekolah seakan berputar-putar. Haechan menggeleng pelan sambil memukul-mukul kepalanya pelan. Sumpah demi apapun, kepalanya pusing dan sangat sakit ditambah badannya yang sudah sangat panas.

Haechan menghela nafas pelan,"Ini buat masa depan Haechan, kamu harus kuat!" Ucapnya meyakinkan diri.

Haechan kemudian kembali melanjutkan langkahnya seiring dengan kepalanya yang semakin berdenyut. kalau begini Haechan lagi-lagi membutuhkan hadir seorang Mark. Sudahlah, seiring perjalanan nya Haechan hanya mengatakan dirinya tak butuh siapapun. Dia sudah tidak ingin lagi mengharapkan apapun.

"Haechan kok muka lu kaya mayat hidup?"

Haechan yang memegangi kepalanya hampir terjungkal setelah mendapati Jeno yang berada tepat didepannya memasang ekspresi wajah datar. Haechan kira itu hantu sekolah yang ingin membalaskan dendam. Ternyata itu Jeno teman yang mirip anjingnya pak RT. Haechan mengelus dada dengan pelan, kesabarannya benar-benar diuji makhluk konyol didepannya ini.

"Lu kenapa si suka banget datang tiba-tiba? Pala gw sakit. Tau Lo sekarang?"

Jeno mengangguk-angguk,"terus kenapa kesekolah bego?!"

Haechan meringgis pelan saat merasa kepalanya yang kembali berdenyut,"Banyak nanya lu! Kepala gw tambah sakit kan!"

Jeno malah garuk-garuk kepala. Dia bertanya karena khawatir malah dituduh sebagai penyebab bertambah sakit kepala tidak habis pikir dia. Dan setelah melihat Haechan yang berlalu pergi begitu saja sambil memegangi kepalanya, pemuda itu hanya bisa mengekor dibelakang Haechan dengan wajah yang datar. Atau lebih ke polos kayak anak kecil.

"Haechan gw mau jalan sama Jaemin nanti. Doain dia mau Nerima gw yah jadi pacarnya?" Ucap Jeno tiba-tiba.

Perkataan Jeno sukses membuat Haechan tambah meringgis. Bisa-bisanya disaat kepalanya seperti mau terbelah dua, anak itu malah membahas soal cinta. Mau dikirim kealam baka atau apanih maksudnya? Seketika Haechan langsung berbalik dan menatap tajam Jeno yang mengerutkan kening.

"Kenapa?"

Jeno tersenyum jahil," oh... Pasti Lo cemburu karena gw nggak suka Lo lagi yah? Ciee..."

"Mulut bapak kau bau tau!"

Jeno memegang dadanya, seperti sangat terdzolimi,"Astagfirullah. Istighfar Nurul!"

"Nurul sempak kau bolong !"

"Istighfar!"

Haechan mengepalkan tangannya kuat seiring kepalanya yang berdenyut kuat. Kalau saja... Kalau saja dia tidak enak badan, sudah dikejar keliling bumi si Jeno ini. Namun apa daya dirinya mau berjalan saja harus dibopong malaikat yang ada dipundak kanan dan kirinya. Jadi dia memilih untuk menahan emosi itu dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Sedangkan Jeno hanya cekikikan ditempatnya, karena sudah menang mengerjai Haechan sampai anak itu kesal bukan main. Tapi kalau diliat-liat muka anak itu benar-benar pucat, persis seperti film Korea yang dilihatnya kemarin. Jeno meringgis pelan mengingat scene film itu saat pemeran utamanya mati. Dan sekali lagi meringgis karena dia malah menjahili Haechan bukan menolongnya ke-kelas. Benar-benar teman yang payah. Setelah merasa dirinya ini ternyata payah, segera Jeno berlari menyusul Haechan, siapa tau dia malah pingsan Jeno akan siap menangkapnya. Super tekewer-kewer!.

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang