[27]

1.1K 75 8
                                    

Hari ini adalah hari ulangan akhir semester. Dan juga ulangan terakhir untuk Haechan dan teman-temannya. Setelah ini mereka akan melanjutkan pendidikan di Universitas kesukaan mereka masing-masing dan juga berjuang untuk masuk ke universitas itu. Haechan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang baik, dia harap ibunya bisa bangga kalau dia bisa masuk ke universitas yang bagus dan terkenal. Dia juga belajar dengan bersungguh-sungguh bukan semata-mata untuk hanya mendapat nilai yang baik, namun juga untuk berhenti mengingat Mark.

"Haechan, kalau Lo lulus disini mau daftar di Universitas mana?"

Haechan menoleh kearah Jaemin, lalu kembali menatap lurus kearah anak-anak yang sedang bermain basket. Dia menggeleng pelan, "Nggak tau."

Sudah sangat sering Haechan mendapat pertanyaan seperti itu, mau itu dari teman, keluarga dekat, ibu dan ayahnya, maupun tetangga yang senantiasa julit setiap waktu rasanya Haechan ingin melemparnya linggis saja. Haechan pernah melemparnya dengan tomat yang dia beli dipasar waktu itu, sebab tetangga itu mengatainya seperti bencong katanya. Sekata-sekata sekali, Haechan kira tubuh macam sumo itu punya otak besar ternyata dia salah.

"Kok lu nggak tau. Kata Bu gadis, kita harus ngerencanain itu dari awal, kayak mau lanjut dimana, mau ambil jurusan apa, naik kendaraan apa. Gitu." Jelas Jaemin.

Haechan menghela napas panjang, lalu menyedot kembali pop ice rasa coklat dengan cincau yang seharga 5rb itu,"Kalau gw entar naik kuda unicorn aja, keren. Warna warni kayak pelangi gitu."

Jaemin menjulit mendengar perkataan Haechan,"Lu kayaknya terlalu suka nonton GTV, soalnya selain imajinasi Lo yang keluar batas, Lo juga goblok kayak Patrick dan teman yang sering dipake cuci piring itu."

"Spongebob!"

"Iya itulah sejenisnya."

Haechan berhenti menyedot pop ice-nya setelah merasa minuman itu benar-benar sudah berada dititik air penghabisannya. Jadi apalagi yang mau disedot, kenangan saja sudah tidak ada. Canda. Pemuda itu kemudian menoleh kesamping, tak jauh disana banyak yang bermain volly dilapangkan volly. Sekilas Haechan kembali teringat sosok Mark, yang selalu ada ditengah-tengah mereka tersenyum senang ketika mencetak skor. Haechan tersenyum sekilas, ternyata waktu lebih dari setengah tahun tidak cukup menggantikan Mark dihatinya. Ternyata sesulit itu.

"Gw rindu Mark."

Jaemin yang masih menyedot pop ice rasa mangga itu tersedak cincau namun akhirnya berhasil menelannya. Dia menoleh kaget kesumber yang mengatakan itu. Jaemin diam, tak tau ingin mengatakan apa. Sampai akhirnya mendapat tatapan sendu dari Haechan yang langsung membuatnya bingung mau mengatakan apa.

"Bisa nggak gw kangen Jae, apa dia disana udah dapetin cewek yang cantik? Atau mungkin dapetin cowok yang lebih imut? Gimana kalau dia disana udah lupain gw Jae?"

Jaemin berdecak sebal. Bisa-bisanya tatapan sendu dari Haechan membuat hatinya teriris seperti ini. Mungkin ini alasan Jeno pernah menyukai Haechan, mungkin karena tatapan seperti anak kucing seperti saat ini.

Jaemin meletakkan pop ice-nya disebelahnya Lalu menepuk pelan pundak teman karib didepannya ini,"Haechan kalau lu nggak berusaha ngeluapin dia, Lo nggak bakal bisa bahagia. Stop Dejavu kayak gini, Lo pantas dapatin yang lebih baik."

Haechan tertunduk sendu,"Jae, gw harus berusaha kayak gimana lagi. Gw udah kayak mau mati berusaha nerima kenyataanya kalau dia nggak bakal balik lagi, jadi gw harus berusaha kayak gimana lagi?"

"Nyatanya Lo masih mencari sisa-sisa bayang Mark, Haechan. Nyatanya Lo belum ikhlas dia pergi, nyatanya Lo berusaha tapi nggak pernah menerima, nyatanya Lo nggak mau nyari yang lain."

Haechan mendongak menatap Jaemin, lalu tersenyum miris,"Jae, gimana caranya gw ngelakuin itu?"

Jaemin tersenyum tipis,"lu harus berhenti cari tentang Mark, dia udah punya kebahagian sendiri disana. Sadar diri itu penting, sadar keadaan juga penting, sadar posisi juga penting. Mulai sekarang jangan belajar melupakan, tapi belajar menerima keadaan."

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang