[12]

2.4K 187 11
                                    

Jangan lupa vote and komennya :)

*****

Jaemin menikmati ini, lumatan bibir Jeno yang lembut. Jaemin ingin waktu dihentikan sekarang, bagaimana pun Jaemin tak tau kapan ini berakhir, Jaemin tak ingin. Ini diharapkan Jaemin sudah sangat lama, kalau bisa dia ingin merasakannya lebih lama lagi. Namun, satu kali lagi tak ada yang mudah dan berjalan sangat lancar didunia ini.

drtt..

drtt..

Jaemin tersadar, membuka matanya perlahan, dan menatap sekitar. Tak ada seorang pun disini. Dia mengambil Handphonenya yang bergetar. Pukul 05.30. Jaemin tersenyum miris, seharusnya dia tau kejadian itu terlalu bahagia untuk dunia nyata Jaemin. Jeno tak ada disini, tak ada mencium dan mendekap Jaemin, hanya ada keheningan dan kamar berantakan serta kegelapan.

Jaemin mengambil napas panjang, lalu bangkit dari kasurnya. Sengaja tadi Jaemin memasang alaram, agar berguna untuk menyadarkannya dari mimpi yang amatlah nikmat.

Jaemin sadar, Jeno tak mungkin melakukan itu. Jaemin harusnya mengerti, cinta tak bisa dipaksakan. Dan seharusnya Jaemin sadar, dia memang tak pantas untuk bahagia didunia ini. Jaemin harusnya memang tau semua itu.

Jaemin menghentikan semua pikirannya, dan memilih untuk mengambil handuk dan membersihkan diri. mungkin dengan mandi Jaemin akan merasa lebih baik.

Drtt..

Drtt..

Jaemin yang hampir masuk kekamar mandi berbalik, menatap Handphonenya yang bergetar di kasur. Jaemin menghela napas, lalu berjalan menuju ranjang, dan meraih ponselnya.

'Jeno'

Jaemin terdiam menatap nama yang tertera diponselnya. Ada rasa yang menggebu dihati Jaemin untuk mengangkat panggilan itu, namun dia menyangkal rasa itu. Tak apa, mungkin Jaemin kali ini, tak akan mengikuti kata hatinya.

Dia kembali meletakkan ponselnya dikasur, lalu kembali berjalan kearah kamar mandi.

Ting

Ting

Ting

Jaemin menoleh kebelakang, melihat notifikasi yang terus masuk diponselnya. Dia tau itu Jeno, namun sekali lagi Jaemin akan berusaha menjauhi Jeno sekarang.

Dingdong

Jaemin berdecak sebal, baru ingin mandi dari sekian lamanya, ada saja gangguannya. Jaemin meletakkan handuknya dimeja belajar, lalu menuju pintu kamarnya dan membukanya.

"Ayah! Ada tamu! Bisa bukain nggak, soalnya Jaemin mau mandi."

Jaemin mengerutkan keningnya, ketika hanya mendengar jawaban dari gemaan suaranya sendiri. Tak ada siapa pun. Seluruh rumah gelap, dan sangat hening. Inilah yang Jaemin benci, ketika rumahnya sepi seperti kuburan.

Jaemin menghela napas pelan, lalu keluar dari kamarnya. Dia menatap seisi rumah yang cukup luas itu sekian lama tak keluar dari kamarnya, tak ada berubah tetap rapi dan hening tentunya. Tak ada ibunya lagi yang mengomeli Jaemin, tak ada lagi yang tersenyum kearah Jaemin ketika Jaemin turun ke ruang makan. Tak ada lagi sosok itu, dan tak akan bisa kembali.

Dingdong

Lamunan Jaemin buyar, dan segera menuruni tangga berwarna coklat itu, "Sebentar!" Teriaknya berlari kecil menuju pintu.

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang