[23]

1.1K 78 8
                                    


Jaemin tadi pagi santai-santai saja, berjalan sambil bersenandung dari Indomaret membeli cemilan. Namun satu teriakan dari arah belakang menghancurkan ketenangannya. Itu Jeno. Yang dengan rasa tidak bersalah sama sekali merangkulnya secara tiba-tiba dari belakang. Anak yang tengah duduk didepannya ini sambil sibuk bermain game benar-benar tidak pernah merasa bersalah. Sudah dipergoki ternyata menyukai Haechan, malah berciuman dijembatan dengan anak itu. Mark yang curhat kepadanya.

Jeno suka membaca buku, sambil bermain game. Jaemin kadang ngeri, dan penasaran bagaimana cara melakukan itu sekaligus. Jaemin juga ingin melakukannya. Yah, walau tidak bisa dipungkiri, pemuda yang tengah duduk didepan Jeno tidak suka membaca maupun main game. Dia hanya suka nonton anime. Karakter kesukannya Himawari, adek Borutu. Katanya, imut galak bagaimana gitu.

"Niat lo kerumah gw apa si Jen?"

Jeno yang tengah mengumpati ponselnya sendiri tak mengalihkan pandang,"Gabut gw. Mau kerjain apa gitu, yang penting nggak ngebosanin."

Jaemin menatap kesal remaja labil didepannya. Kegiatan Jeno yang sekarang membuat Jaemin bosan bukan main. Hanya melihat orang berbicara dan mengumpat dengan ponsel, terkadang teriak-teriak. Jaemin rasanya mau menendangnya saja keluar dari rumah kalau dia tidak memiliki sopan santun.

"Masak sesuatu gih, gw laper Jae."

"GW SIAPE? BINI LO?!"

Jeno akhirnya mengalihkan pandangannya ke Jaemin, lalu anak itu menyengir lebar,"Kalau mau gw tanya orang tua dulu."

Jaemin bangkit dari duduknya. Jeno kira dia ingin pergi memasak, namun pikirannya itu tiba-tiba musnah seketika setelah mendapati dirinya lesehan dilantai. Perfect, tendangan cinta. Jaemin menatap Jeno dengan tatapan elang, bisa-bisanya dirinya dipermainkan begini oleh Jeno. Jeno ini perkatannya bagai guru yang mengatakan, "cukup perbaiki sikap pasti nilai mu bagus" nah seperti itu, sulit dipegang ucapannya.

"Lu bilang kayak gitu lagi gw tendang lu ke pluto." Ucap Jaemin tajam, dengan menunjuk Jeno yang masih dilantai.

Setelah itu Jaemin pergi kedapur. Meninggalkan Jeno yang bangkit sambil mengelus-ngelus dada. Mungkin lagi datang bulan, makanya galak pikirnya. Jeno menggeleng pelan sambil melihat Jaemin yang mulai sibuk mengotak-ngatik didapur. Tanpa sadar dirinya tersenyum tipis, bagaimana pun galaknya Jaemin akan terus perhatian kepadanya. Jeno berhenti menatap Jaemin lalu merogoh kantongnya dan mengambil gantungan kunci berbentuk kelinci dengan tulisan indah 'Jaemin galak tapi imut'.

Jeno terkekeh, dia akan memberikannya kepada Jaemin setelah makan. Mungkin Jeno tidak bisa berhenti menyukai Haechan, namun dia kan berusaha menyukai Jaemin. Itu pesan Ayu setelah pergi dan menyuruh orang tua mereka membatalkan pernikahan setelah keduanya lulus. Jeno sebenarnya tidak tega melihat gadis se baik dan se-cantik Ayu tersakiti seperti itu. Namun apa daya, perasaanlah yang memilih. Entah dengan alasan apa Orang tua Jeno dan Ayu setuju akan itu, dan jadilah hubungan mereka berakhir dengan Ayu yang pergi dengan menangis tersedu-sedu. Jeno benar-benar tak tega saat itu.

Setelah sibuk dengan pikirannya cukup lama, Jeno kembali memasukkan gantungan itu didalam sakunya lalu berjalan menuju dapur tempat Jaemin memasak. Jeno berjalan dengan berhati-hati dan langsung muncul ide didalam otak kecilnya itu. Dia langsung memeluk Jaemin dari belakang, membuat anak itu kaget dan terdiam.

"Sayangnya Jeno masak apa?"

"Jeno bangsat!"

Panci yang ingin digunakan masak air langsung mendarat mulus diwajah tampan Jeno. Sepertinya membutuhkan operasi plastik.


Jaemin meletakkan panci yang berisi Mie dimeja makan. Jeno yang lagi mengompres wajahnya melirik ngeri panci yang sudah mengenai wajahnya. Trauma. Jaemin kembali meletakkan nasi, telur, dan mie goreng hasil kerja kerasnya. Pemuda itu heran melihat Jeno yang menatap aneh panci didepannya.

 Belok [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang