-🐛🐜🐝-Arkham mengeliat saat merasakan beban berat yang bertengger pada perut kecilnya. Saat membuka mata ia mendapati tangan kekar Ayahnya yang memeluk erat tubuh buntalnya itu.
"Yayah," lirih Arkham, namun tak ada pergerakan sama sekali
Arkham mendengus pelan kemudian mendekati wajah Nata dan memberikan satu kecupan pada pipi kanan Nata.
"Yayah ihhh, bangun dong tangan Yayah belat tauu!" Rengek Arkham saat percobaannya tidak berpengaruh sama sekali. Malah Nata semakin mempererat pelukannya.
Menarik nafas pelan, "YAYAH BANGUUUUUUN!" Teriak Arkham tepat pada telinga Nata membuat Nata mengelus telinganya karena pengang.
"Apasih dek, tidur lagi hm?"
"Tidul lagi kata Yayah?, Adek udah tidul lama dan sekalang pengin makan adek lapal."
Nata sudah membuka kedua matanya, kemudian melirik sekilas Arkham dan beranjak bangun ke kamar mandi untuk mencuci muka agar lebih segar dan kantuknya hilang.
Selepas mencuci muka, Nata menghampiri Arkham yang sedang duduk diatas ranjang dengan kaki yang di ayun ayunkan. "Ayo ke bawah katanya sudah lapar."
Arkham merentangkan kedua tangannya dengan maksud meminta untuk di gendong yang langsung di sambut senang oleh Nata.
"Oh iya, Ayah tuh tadi mau tanya adek sampe lupa."
"Hm?"
"Kenapa adek minta maaf tadi sama Ayah pas ditelepon hm?"
Arkham tak menjawab, ia malah mendusalkan wajahnya pada dada bidang Nata. "Kenapa adek?,"
"Nanti Yayah marah," cicit Arkham.
Nata mengernyit mendapati jawaban bungsunya, "Mengapa Ayah harus marah, orang adek kan enggak ada buat salah sama ayah,"
"Ada!" Sahut Arkham cepat.
Nata tersenyum, tangannya mengelus surai lebar Arkham. "Bilang sama ayahh hm?"
"Tadi adek bilang ayah jelek." Ujar Arkam cepat.
Nata diam, jadi karena Arkham bilang dirinya jelek? Ahh kesempatan emas pikir Nata.
"Jangan marah Yayah," seloroh Arkham pelan, namun hanya hening yang ada. Nata diam dengan raut datarnya menandakan bahwa ia marah, yaa mesti hanya bohongan.
"Yayah," Nata tak menanggapi.
Arkham mencebik lucu, kemudian merapatkan tubuhnya pada sang ayah, lelehan liquid bening mengalir di kedua pipinya.
"Adek ga sengaja ngomong kaya gitu tadi hiks .. adek hanya belcanda. Maaf, maafin adek Yayah. Ga gitu lagi janji hiks," Nata gelagapan saat mendapati anaknya menangis keras.
"Hey, ayah tidak marah dek, tatap ayah." Ucap Nata menenangkan
"Tidak malah? Mengapa Yayah diam?"
"Bercanda dek, marahnya hanya bercanda."
"Benalkah?" Arkham masih belum percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Teen Fiction🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...