Assalamualaikum
Enjoyyy!
.
-🐛🐜🐝-
"Hua yayah jangan ditalik talik. Nanti kalau kaki Alkham putus gimana coba?!" Sungut Arkham saat dengan tak santainya Nata menarik narik kakinya karena susah untuk bangun.
Sudah tiga hari setelah pulang dari rumahsakit, Arkham kembali aktif dan tidak mau diam.
"Adek bangun. Nanti sekolahnya terlambat loh!" Ucap Nata untuk kesekian kalinya.
Arkham langsung duduk setelah mendengar ungkapan Nata yang terus menerus masuk ke dalam gendang telinganya. Namun malah sensasi pening yang Arkham dapat.
"Yayah tuh dengelin Alkham bicala enggak?"
Nata mengusap dadanya sabar, "Dengerin atuh dek."
"Kan Alkham bilang kalau enggak mau ke sekolah lagi! Telus kenapa yayah suluh suluh ke sekolah telus."
Nata menghembuskan napasnya panjang, "Kalau adek enggak sekolah terus nanti nggak tau apa apa dong."
Untuk kesekian kalinya Nata membujuk Arkham agar mau sekolah. Namun penolakan pula yang Nata terima.
"Tapi Alkham tuh takut yah." Lirih Arkham. Nata langsung menarik Arkham ke dalam dekapannya.
"Adek mau homescholing?" Tanya Nata
Arkham terlihat berpikir, "Nggak mau."
"Alkham pengin sekolah lagi, tapi Alkham juga takut." Jawab Arkham Plin plan.
"Kalau begitu ke sekolahnya sama bodyguard gimana? Biar adek ada yang jaga, hm?"Arkham menggeleng tentu saja, mana mau dia diikuti orang orang kebesaran badan seperti mereka. Ogah banget. "Alkham udah besal. Bisa jaga dili sendili, cuma takut aja kalau nanti Juan buat belita yang enggak enggak tentang Alkham."
"Dan belakhil semuanya pelcaya apa yang dibilang sama Juan. Pada main hakim sendili tanpa mau tau apa yang sebenalnya teljadi." Ungkap Arkham yang mampu menyentil tajam relung Nata.
Nata menatap dalam manik Arkham, sorot ketakutan terpampang jelas disana. "Yayah dulu juga gitu kan, katanya mau pelcaya apapun yang teljadi, tapi .. kenyataannya."
"Semuanya bohong! Gaada yang bisa ngeltiin Alkham. Dulu kalian semua salah salahin Alkham. Gaada yang mau dengelin penjelasan Alkham. BOHONG! APA YANG KALIAN UCAPIN, SEMUANYA BOHONG!" Arkham kembali kalah dengan kekalutan yang memenuhi kepalanya.
Bisikan demi bisikan tak mampu Arkham lawan, hingga traumanya kembali berulah. "Tenang nak, tenang." Ucap Nata yang kini merengkuh erat tubuh Arkham.
"Maaf sayang maaf, maafkan kami sudah lalai denganmu. Maafkan kami" Nata terus bergumam di telinga Arkham mengucapkan berulang kali kata maaf sebagai bentuk penyesalan yang juga selama ini terus menghantui Nata.
"Tenang dek. Pelan pelan tarik napasnya biar teratur lagi. Ikutin apa kata ayah hm? Ayo adek bisa."
Setelah kembali tenang, Arkham mengangkat kepalanya memandang lamat sang ayah, "Adek mau sekolah lagi. Tapi pindah ya ayah?"
***
"Jadi bagaimana kemajuan rencanamu itu? Tidak pernah sekalipun daddy dengar ada kabar mengembirakan yang kau bawa." Tanya Robert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Teen Fiction🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...