Bag 6

4.7K 330 3
                                    


Kalau ada typo tandain ya .. maaciw🐋

.

.

.

-🐛🐜🐝-

"Udah dong dek ngambeknya," bujuk Nata. Namun si bungsu masih saja tak mengindahkan segala rayuan maut yang dilontarkan dari sang ayah.

Nata menggoyangkan lengan kecil Arkham perlahan, berusaha menganggu bungsunya itu yang sedang asik bermain bersama Erza. "Kak,"

"Iya yah?"

"Bantuin ayah napa, bantuin bujukin adek biar mau berhenti ngambek sama ayah." Pinta Nata karena otaknya mendadak buntu hanya untuk memikirkan cara seperti apa yang akan digunakannya supaya Arkham mau memusatkan atensinya kepada Nata.

Ezra mencibir dalam hati namun tak ayal juga menuruti perintah Nata, "Adek, udahan yuk mainnya." Namun Arkham menggeleng. Erza hanya bisa menghela napasnya pelan.

"Yaudah kalau gitu, adek boleh lanjut main tapi ada syaratnya gimana setuju tak?" Nego Erza yang merupakan salah satu strateginya untuk menyatukan paket lengkap ayah dan anak itu supaya kembali akur.

Arkham menoleh dengan kening berkerut, yang membuat kesan lucu pada wajah tampannya, "Syalat apa kakak?"

Erza tersenyum senang saat merasa rencananya akan berhasil dan setelah ini dirinya akan meminta balasan yang setimpal pada ayahnya itu.

"Syaratnya, adek harus maafin ayah, adek harus baikan sama ayah. Hm?"

"Ndak mau! Yayah jahat tau tidak, udah tau Alkham tidak bisa bicala 'rl' masih saja disuluh suluh. Bialin aja Alkham musuhin. Bial yayah kapok sekalian." Mendegar jawaban Arkham membuat Erza frustasi seketika. Bagaimana ini?

"Tapi, adek tau tidak, kalau adek terus ngambek sama ayah terus nanti tidak dikasih uang buat adek beli jajan bagaimana?"

Arkham yang masih fokus pada mainannya lantas duduk menghadap Erza, "Tinggal minta bubu," balas Arkham singkat. Haah rasa rasanya ingin sekali Erza membuang adek nakalnya ini ke danau Toba.

"Yaudah deh terserah adek, tapi jangan sampai lebih dari 3 hari oke?" Peringat Erza.

"Memangnya kenapa kalau lebih dali 3 hali?" Kepo Arkham

Erza yang terlampau gemas dengan tampang lucu adiknya itu mengusak pelan rambut hitam legam yang kini mulai sedikit memanjang,

"Dalam Islam, kita tidak boleh marahan dengan sesama lebih dari 3 hari, kalau diantara salah satu tidak meminta maaf maka akan mendapatkan dosa, terlebih dengan orang tua yang sudah merawat kita sejak kecil, sudah sepatutnya kita meminta maaf, jadi adek mengerti tidak apa yang harus adek lakukan?" Arkham sendiri sudah menunduk sedari tadi, berusaha menahan lelehan bening yang siap meluncur bebas di kedua netra bulatnya.

"A-adek mau y-yayah kak, hiks." Dialah Arkham si pemilik hati mudah tersentuh.

Erza tersenyum senang dalam hatinya terus bersorak, "Yasudah, adek tunggu disini, kakak panggilkan ayah dulu."

Setelah melihat Arkham mengangguk, Erza bergegas pergi untuk memberitahu sang ayah dan sekaligus meminta imbalannya tentunya.

Enak saja dia sudah susah payah membujuk tidak dapat imbalan sama sekali. Sebut saja dirinya pamrih tapi siapa peduli?. Hahaha/tertawa jahat.

Arkham (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang