-🐛🐜🐝-
Setelah melewati perdebatan dan drama sepanjang sungai Bengawan Solo, akhirnya Arkham bisa sampai di sekolahnya dengan Nata yang mengantarnya. Sesuai permintaan bocah itu kemarin.
"Ingat pesan ayah kemarin dek?" Tanya Nata pada Arkham yang masih asik memakan bekal makan siangnya. Sudah dimakan sekarang lah nanti siang makan apa Arkham?!.
Arkham menoleh dan mengangguk, "Iya yayah iya Alkham ingat. Dahh yayah Alkham mau masuk dulu." Pamit Arkham menyalami tangan Nata dan mengecup pipi ayahnya itu.
Namun baru saja turun dan menutup pintu mobil, Arkham membuka kembali pintunya membuat Nata mengernyit, "Jangan lupa jemput yayah!."
"Iya," setelahnya Arkham kembali menutup pintu dan melambaikan tangannya, kemudian berjalan memasuki gerbang sekolahnya. SMA Bina Bangsa, ya .. Arkham mengambil jalur loncat kelas atau Akselerasi.
Memiliki otak yang cerdas membuat Arkham mudah untuk melakukan jalur Akselerasi. Maka dari itu di umurnya yang ke 14 ini Arkham bisa menduduki kelas 1 SMA.
Arkham berjalan dengan riang di koridor sekolahnya menuju kelasnya X IPS 1, berada di kelas IPS merupakan keinginan Arkham sendiri. Arkham ingin beda dari saudara saudaranya yang memilih masuk IPA jadi dirinya masuk IPS saja. Terdengar konyol tapi memang seperti itulah Arkham.
"Abang!" Panggil Arkham saat melihat siluet Arden teman sekelasnya yang sudah Arkham anggap sebagai kakaknya.
Arden menoleh begitupula dengan Alvaro, Keyno, dan Resvan. "Adek!" Teriak keempatnya kemudian melambaikan tangannya guna menyuruh Arkham untuk cepat mendekat kearah mereka.
Karena sungguh mereka berempat sangat ingin mengintrogasi adiknya itu mengapa satu minggu kemarin tidak masuk sekolah.
"Huaa .. Alkham kangen abang abang," rengek Arkham pada Arden, Alvaro, Keyno dan Resvan.
Keempatnya mengangguk kemudian menuntun Arkham untuk memasuki kelas, "kamu kemana aja sih dek, ijin satu minggu, mana ga kasih kabar sama abang. Bikin khawatir aja, adek tidak apa apa kan?" Gerutu Resvan.
Arkham tentu saja mengangguk, "Alkham aman abang, sehat gini kok hehe .. kemalin itu, Alkham sakit jadi ndak boleh masuk sama yayah."
Keyno menatap datar yang termuda, kemudian mengangkat kepangkuannya.
"Jangan gitu lagi, kalau adek sakit bilang sama kami, biar kami bisa jenguk adek. Tau sendiri abang abangmu itu tidak akan memberitahu keadaan adek sama kami." Ucap Keyno sambil mengusap usap kepala Arkham.
"Iya abang, maafin Alkham, ndak akan gitu lagi. Nanti kalau Alkham ndak masuk lagi tapi jangan sampai sih kalau bisa hehe, bial Alkham minta tolong Bubu buat bilang sama abang," balas Arkham dengan semangat.
Mereka hanya mampu tersenyum gemas, "Iya adeknya abang. Abang percaya sama Arkham."
"Halus dong! Pokoknya Alkham kangen kalian,"
"Sama dek. Sama abang juga kangen adek." Mereka tertawa bersama melepas rindu yang sempat membuncah dihati setiap jiwa yang ada disana.
***
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi lima belas menit yang lalu, Arkham masih berada didalam kelasnya bersama para abang abangnya. Arkham masih menyalin materi minggu kemarin dari buku Arden. "Abang ini Alkham bawa pulang boleh ndak?"
Arden yang tengah fokus bermain game bersama Alvaro dan Resvan menoleh mendengar Arkham bertanya, "Gimana tadi dek?"
Arkham menghela napasnya, dirinya sudah sangat lelah hari ini. Memang iya dari awal pembelajaran tadi jam kosong, tapi sama sekali tidak berlaku untuk Arkham. Karena dirinya harus kebut materi yang tertinggal kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Teen Fiction🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...