Bag 10

3.2K 238 4
                                    

Jangan lupa diVote ya maaciw💚

.

.

.


-🐛🐜🐝-

Arkham berjalan pelan menuruni anak tangga rumahnya, bibirnya bergumam menyanyikan salah satu lagu favoritnya. Terlihat sudah banyak orang di meja makan, tentunya untuk sarapan pagi.

Ngomong ngomong, setelah menangis semalaman dipelukan Arlen, Arkham belum menemui anggota keluarganya. Karena dirinya yang ketiduran. Selain tukang pundung Arkham juga kebo sejati.

"Pagi semuaa!" Seru Arkham yang kini sudah berada di dekat meja makan, dirinya bingung harus duduk dimana.

"Pagi juga adek," balas semua yang ada di meja makan.

Ardan melambaikan tangannya pada Arkham, karena Ardan berada di sebrang meja. "Sini duduk sama kakak."

Arkham menggeleng, "Mau sama Yayah." Nata yang memang di dekat Arkham langsung mengangkat kepangkuannya. Karena memang sengaja tidak disisakan kursi untuk Arkham duduk sendiri.

"Adek mau makan sama apa?" Tanya Keyla. Sekalian mengetes apakah putranya masih kesal kepada orang orang yang kemarin menggodanya.

Arkham terlihat melihat lihat makanan yang tersedia kemudian menunjuk perkedel kentang serta ayam goreng tepung, "Mau itu sama ini. Nasi nya sedikit ya mah,"

"Siap, oh iya dek, maafin mamah ya dek buat kemarin." Jujur Keyla tak tenang sejak kemarin karena mengira Arkham benar benar marah.

Arkham menatap mamahnya itu heran, ingatkan kembali kalau sebenarnya Arkham itu mudah lupa dengan hal hal tertentu. "Maaf? Buat apa?"

Keyla senang tentu saja. "Kecil kecil kok udah pikun," Celetuk Arsya.

"Kenapa kalau adek pelupa? Ndak telima sini baku hantam!" Sungut Arkham menantang.

Arsya terkekeh mendengarnya, sudah berani rupanya adiknya itu, "Oh, adik kecil abang ternyata sudah berani dengan abang hm?"

Arkham yang mendengar suara dingin Arsya lantas menyembunyikan wajah di dada bidang Nata, "Bantuin, ada olang hutan ngamuk yayah." Bisik Arkham pelan. Namun Nata yang mendengarnya mengulas senyum.

"Adek tidak boleh begitu. Nanti kalau bang Arsya marah bagaimana?" Arkham menggeleng ribut tentu saja. Mana berani dirinya menghadapi kingkong ngamuk. Mending cari aman saja.

"Belcanda abang, makanya hidup abang jangan dibuat selius selius." Ungkap Arkham polos yang membuat semuanya tertawa.

"Lanjutkan dek. Kakak dukung!" Ujar Erza mengompori.

Arkham termasuk berani, dari sekian banyak saudara baru Arkham yang bisa mengejek Arsya si dingin itu. "Ndak deh kak nanti bang Alsya malah malah,"

"Udah udah ayo sarapan dulu," peringat Keyla.

***

"Adek jangan jajan sembarangan, kalau ketauan ayah potong adul mu itu." Peringat Nata saat sudah sampai di sekolah Arkham.

Arkham (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang