-🐛🐜🐝-
|KeynoAlbara|
Gue cuma mau bilang, adek di rumahsakit lo mau ke sini syukur, enggak juga terserah lo.
Gue harap lo ngga akan nyesel.|SatriaArden|
Adek koma Var, lu sebenarnya ada
masalah apa sama adek? Perbaiki
dah, lu harusnya tau gimana
adek.Saat membuka ponselnya Alvaro dibuat terkejut melihat pesan yang ia dapatkan dari Arden dan Keyno.
Alvaro duduk termenung menatap kosong dinding sekolahnya, "A-adek," ucap Alvaro dengan suaranya yang bergetar.
Alvaro kembali mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, dimana dirinya mengusulkan diri untuk menemani Arkham namun malah perkataan kasar yang ia lontarkan untuk Arkham.
Alvaro hilang kontrol, namun Alvaro salah melampiaskan amarah yang sejak pagi di tahannya. Alvaro kembali mengingat kata apa yang sudah ia ucapkan kepada sang adik.
"TERSERAH! Abang capek, kamu dibaikin malah ngelunjak. Udah dari tadi abang nahan kesal sama tingkahmu. Cuma karena Juan kamu bertingkah berlebihan seperti ini? Jangan karena kamu dekat sama abang kamu bisa berlaku seenaknya! Sabar abang ada batasnya!"
Kaya yang ia ucapkan bagaikan kaset rusak yang terus berputar di kepalanya, Alvaro tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Arkham tadi saat ia mengucapkan kata kata laknat itu.
"Maaf, m-maafin abang dek. Maafin abang." Alvaro berlalu dari sana, meraih tasnya kemudian berjalan ke parkiran untuk pergi ke rumahsakit.
"Argh! Bodoh! Lo bodoh Var, lo bodoh," teriak Alvaro keras tak peduli akan tatapan aneh dari siswa maupun siswi yang berlalu lalang.
Lain halnya dengan keadaan di rumahsakit. Setelah mendapat pesan dari teman anaknya itu, Nata langsung menghubungi keluarganya untuk segera datang ke rumahsakit.
Suara derap langkah terdengar saling bersahut-sahutan. Nata menjadi pemimpin barisan para abang abang Arkham. Syella maupun Keyla tak diperbolehkan ikut, karena alasan tertentu. Biarkan Nata yang datang lebih dulu baru nanti Nata akan menjemputnya.
"Apa yang terjadi?!" Tanya Nata penuh penekanan.
Keyno menunduk dalam, tidak mampu untuk mengulang penjelasan dokter Arhan tadi. "Arkham nggak baik baik saja om." Keyno berucap sambil mengusap airmatanya yang terus mengalir sejak tadi.
"Jelaskan!" Titah Arlen.
Erza mendekat ke arah Keyno kemudian mendekap erat sahabat adiknya itu, supaya lebih tenang. "Saya nggak tau kejadian sebelumnya gimana om. Waktu saya nyusul adek ke kamar mandi adek dalam keadaan tidak sadarkan diri. Napasnya putus putus, kata dokter adek sempat gagal napas, tapi alhamdulillah bisa diatasi."
Nata menghela napasnya kasar. Tadi pagi putranya masih baik baik saja, lalu cobaan apa yang diberikan kepada keluarganya. Nata merasa dirinya gagal menjaga bungsunya.
"Lalu dimana Arkham?" Tanya Erza
"ICU, bang." Balas Arden karena Keyno masih berusaha mengatur tangisannya. Se-cengeng itu jika melihat adiknya terbaring lemah.
Semuanya tertegun mendengar ungkapan Arden, "Separah itu?." Ujar Kerta.
"Ardan jemput mamah dan Bundamu," perintah Kerta yang langsung di angguki oleh Ardan dan berlalu dari sana.
Nata berjalan ke ruang ICU yang di bilang Arden, setelah sampai Nata menatap tubuh putra bungsunya dari balik kaca. Disana bungsunya terbaring dengan selang Ventilator yang menyumpal mulut mungilnya. Ditambah dengan beberapa alat yang terpasang apik di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Fiksi Remaja🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...