Bag 17

1.8K 144 3
                                    


Assalamualaikum

Enjoyy.

.

-🐛🐜🐝-

Arkham berjalan pelan menuju ruang kerja Nata, mengetuk pintu kayu berwarna hitam itu dengan pelan.

"Yayah, ini Alkham!" Bisik Arkham sambil membuka pintu dan berjalan mendekat ke arah Nata.

Nata menoleh ke samping, dapat ia lihat Arkham tengah duduk sambil menggoyangkan kedua kakinya. "Ada apa hm?"

"Um, mau bilang, kalau Alkham mau sekolah lagi." Ucap Arkham pelan.

"Really? Semua akan baik baik saja?"

Arkham mengangguk sebagai jawaban, ia akan menjalani terlebih dahulu. Namun jika sesuatu hal yang tidak mengenakan terjadi. Maka Arkham benar benar akan berhenti sekolah umum.

"Tapi-

Nata tersenyum kemudian menghampiri Arkham dan duduk di samping anaknya, "Lihat ayah,"

Arkham menuruti apa yang Nata ucapkan, dengan cepat ia menatap dalam kedua manik kembar milik ayahnya.

"Adek harus percaya kalau semuanya akan baik baik aja oke? Ayah janji nak, ayah janji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi, jadi Arkham tidak perlu takut. Jalani seperti biasanya. Berusaha untuk acuh dengan orang orang yang buat adek tidak nyaman. Tapi, kalau emang adek sudah tidak bisa untuk melanjutkan berhentu tidak apa."

"Maaf, udah nglepotin yayah."

"Hey, lihat ayah. Sudah kewajiban orangtua untuk menjamin keselamatan anaknya. Jadi jangan merasa merepotkan ayah. Oke,"

Arkham tak menjawab, ia merentangkan kedua tangannya meminta sang ayah untuk memeluknya. "Makasih yayah, makasih."

Nata mengangguk, kemudian meraih dagu Arkham dan mengangkatnya secara perlahan. "Adek tau? Adek itu sumber bahagianya kami. Jadi kalau adek bahagia, kami juga bahagia."

"Alkham juga bahagia punya kelualga yang sayang sama Alkham. Alkham beluntung, telimakasih ya Allah."

Nata mengecup gemas surai Arkham. Entah, begitu banyak rasa sayang yang ia punya untuk sang bungsu, Arkham ialah permatanya, Arkham adalah Separuh jiwanya.

"Adek sayang yayah."

"Ayah jauh lebih sayang adek."

"ADEK!" Suara Syella menghentikan aksi teletabis pasangan ayah dan anak bucin itu.

"Tuh bunda kamu nyariin, gih di samperin. Kamu seharian enggak ketemu bunda kamu loh."

"Iya, benal. Yaudah yayah, adek kelual dulu. Daah,"

Saat keluar dari ruangan ayahnya, dapat Arkham lihat sang bunda tengah berjalan dari ujung lorong, dimana kamarnya berada.

"Bubu! Alkham di sini!" Panggil Arkham membuat Syella menoleh. Dengan cepat Syella berjalan menghampiri Arkham, mendekap erat tubuh putranya itu.

Arkham (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang