AssalamualaikumEnjoyy.
.
-🐛🐜🐝-
Dengan kasar Juan membuka pintu gudang tua yang kini telah usang. Debu debu tebal menempel pada dinding serta barang barang pelengkap yang ada di sana.
Juan menatap sebentar ke bawah, memandang lama wajah polos Arkham. Setelahnya Juan menampar dengan keras pipi sebelah kanan Arkham. Kulit putihnya sangat kontras dengan warna merah yang tercetak dengan jelas di pipinya.
Melihat tidak ada pertanda bangun, Juan menampar sekali lagi pipi Arkham. Kali ini berhasil, kedua mata Arkham terbuka, samar samar Arkham melihat siapa yang saat ini mengendongnya.
Namun, matanya membulat sempurna saat Juan dengan kasar melempar tubuhnya ke lantai.
Bugh!
Sesak. Sakit, benturan yang mengenai langsung tepat pada dadanya, membuat oksigen sulit untuk Arkham gapai. Ditambah tempat yang penuh dengan debu, menambah penderitaan yang ia rasakan.
"Kenapa, sakit ya? Ini belum apa apa kalau lo pengin ngerti! Tunggu aja setelah bokap gue datang! Lo akan tau dimana rasa sakit yang sesungguhnya." Ketus JuanArkham menatap sendu Juan, "Aku ssh salah apa?" Tanya Arkham lirih sambil menahan rasa sakit yang terus menghujamnya.
"Lo tanya salah lo apa?! Iya?. Oke! Akan gue jawab. Lo nggak salah, yang salah ayah kesayangan lo itu!" Sentak Juan.
"Y-Yayah?" Beo Arkham
Juan mengangguk, kemudian mendekati Arkham, mencengkeram erat dagu Arkham. Membuat Arkham meringis tertahan. "Ya Ayah lo, udah bunuh mommy gue! Ayah lo udah ngerengut kebahagiaan gue! Dan lo yang akan
jadi pembalasan dendam gue serta daddy gue atas apa yang udah ayah lo perbuat. PAHAM?!"Arkham tertegun mendengar ucapan yang dilontarkan Juan, tentu saja Arkham tidak percaya dengan semua omong kosong yang Juan ucapkan.
"Bohong! K-kamu pasti bohong." Tuntut Arkham.
Plak!
Plak!
2 kali tamparan keras Arkham dapatkan dari Juan, "Apa? Lo bilang bohong! Iya?! Tanya ayah lo, tanya! Apa benar kalau semua yang gue katakan cuma bohong!" Bentak Juan keras.
"E-Eng shh enggak! Bukan, bukan yayah! Yayah nggak kaya gitu!" Ucap Arkham dengan nada bergetar.
"Bela aja terus! Bela! Setelah lo tau kebenaran dari semuanya, lo baru akan tau seberapa kehilangannya gue, seberapa terpukulnya gue saat mommy meninggal karena di bunuh. DIBUNUH!" Tekan Juan.
Suara langkah kaki mengalihkan pandangan Juan dari Arkham, daddynya baru saja masuk dengam membawa tongkat baseball di tangan kirinya.
"Hm, jadi ini anak Ardinata son?"
"Ya."
"Kau begitu manis, tapi sayang saya tidak akan sungkan untuk menghabisimu. Sebagai bentuk pembalasan dendam saya selama ini." Ungkap Robert sambil memutar tongkat baseball nya.
Arkham memejam erat. Sangat takut melihat kedua iblis yang berubah menjadi malaikat maut untuknya.
"So, jadi bisa bukan untuk kita mulai?"
Robert meminta Juan untuk memiringkan tubuh Arkham, kemudian menempelkan tongkat baseball yang ia bawa tepat pada dada Arkham. "Ah iya, ku dengar kau penyakitan bukan? Bukankah ini adalah titik vital segala kesakitanmu? Untuk itu kita mulai dari sini."
![](https://img.wattpad.com/cover/305984870-288-k612228.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Teen Fiction🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...