Assalamualaikum
.
Enjoy
-🐛🐜🐝-
Dua minggu telah berlalu, begitupun keadaan Arkham yang semakin hari semakin ada perkembangan baik. Meski sosoknya belum juga mau bangun dari tidur panjangnya.
Tentang masalah Robert dan Nata pun kini berangsur damai. Awalnya Robert tidak percaya dengan penjelasan Nata, dan sempat memiliki rencana untuk kembali mencelakai bungsu Nata, namun semuanya urung karena Juan yang menahan Robert.
Saat itu, Robert tengah menyiapkan suntikan yang akan ia berikan untuk Arkham. Suntik yang mengandung racun ganas. Semuanya sudah Robert susun sedemikian rupa. Malamnya saat ia akan menjalankan aksinya, Juan menahan Robert supaya tidak melakukan perbuatan keji yang nantinya bisa mengakibatkan kerugian dan sesuatu yang fatal dari kedua pihak.
Perlu kalian tau, jika Juan sebenarnya tidak pernah membenci Nata maupun Arkham. Semuanya Juan lakukan semata mata karena daddynya. Agar daddynya percaya, setelah kejadian kemarin yang membuat Arkham terbaring koma di rumahsakit, Juan sadar apa yang ia lakukan selama ini salah. Dan tidak ada gunanya.
Mommynya telah bahagia bersama Tuhan, mungkin memang sudah Tuhan gariskan mommynya pergi saat itu. Jadi Juan berusaha memberi pengertian kepada Robert untuk menyudahi semua dendam yang awalnya terpupuk dalam hati. Semuanya tidak mudah bagi Juan membuat Robert mau kembali damai dengan Nata. Melewati bermacam berdebatan, hingga pada akhirnya Robert luluh, dan mau menerima atas kematian mendiang istrinya. Rose.
Tidak ada lagi dendam yang terpupuk pada hati Robert, yang ada hanyalah penyesalan akan semua yang sudah ia lakukan kepada Putra Ardinata. Akibat tindakan kekerasan yang ia lakukan, malah menjadi sebuah malapetaka, menjadi kerugian besar. Bahkan jika nantinya, Arkham tak mau menerima kata maaf dari mulutnya akan ia terima. Tidak seharusnya dendam yang ia punya, ia balaskan pada anak yang bahkan tidak tau apa apa.
"Sudah, biarlah masalalu menjadi pelajaran untuk kita, sekarang kita hanya perlu berdamai dengan keadaan. Aku yakin dibalik kejadian yang menimpa kita beberapa tahun ini, akan ada sebuah hikmah yang akan kita dapatkan." Nasehat Nata.
Robert menunduk dalam, betapa mulia hati sahabatnya. Dari banyak kejahatan yang sudah ia lakukan, dengan hati yang lapang Nata mau menerimanya kembali. Menerima menjadi sahabat sekaligus saudara baginya.
"Terimakasih Nata, boleh saya masuk menemui putramu?" Tanya Robert sedikit ragu.
Nata mengangguk, membiarkan Robert menemui Arkham, "Silahkan aku tidak melarangmu. Aku mohon, jangan lukai putraku kembali."
Setelahnya Robert beranjak dari sana, memakai pakaian yang sudah disediakan rumahsakit. Kemudian memasuki ruangan dimana tempat Arkham terbaring.
Dapat Robert lihat dengan jelas, sosok pemuda bertubuh kecil yang kemarin ia siksa kini terbaring lemah dengan alat pernapasan dan beberapa kabel lainnya yang terhubung pada tubuh kecilnya untuk menopang hidup.
Penyesalan yang ia rasakan semakin membuncah ruah, seperti ada pedang tajam yang menghunus tepat pada hatinya, sakit. Melihat seseorang yang tidak bersalah ia siksa sampai seperti itu.
Robert dengan langkah pelan mendekat, membawa tubuhnya untuk duduk di samping Arkham. Mengamati setiap lekukan wajah Arkham yang kini terdapat beberapa lebam yang belum juga hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkham (END)
Teen Fiction🐋🌱 "Tadi yang katanya suruh sarapan duluan karena sibuk bermain dengan Adul siapa kakak?" Tanya Arlen pada Erza yang sebenarnya sedang menyindir si bungsu "Ertugrul Abang," sahut Erza. "No! Stop panggil adek Eltuglul, adek tidak mau kakak, susahhh...