37

1.1K 75 12
                                    

Enjoy the story

Maaf kalau ada typo. No edit









Desau angin malam terdengar sangat menyeramkan bagi Chaeyoung saat ini. Pasalnya ayah kekasihnya a.k.a calon mertuanya --sedang diusahakan tentunya-- terlihat begitu menyeramkan dan lebih pendiam dari hiasanya. Hal ini tentu membuatnya semakin ketakutan, karena sejak keluar dari apartemen tuan myoui hanya terus berjalan lalu berhenti di taman dekat apartemen dan tak kunjung mengatakan apapun.

Jangan-jangan lelaki tua ini sedang merencanakan pembunuhan padaku, lalu membuang tubuhku lalu----

"Apapun yang ada dalam pikiranmu, buang jauh-jauh." Suara berat dari tuan myoui menginterupsi pergulatan dalam pikiran Chaeyoung. Saat Chaeyoung menatap ke arahnya, lelaki tua itu masih membelakanginya. Dan suasana kembali hening, tidak ada yang memulai percakapan, bahkan untuk bernapas pun Chaeyoung menyicil. Dirinya pun bahkan takut untuk kembali merangkai kembali plot-plot yang kemungkinan akan ia terima.

Terdengar suara helaan napas, "kau benar-benar tidak tau caranya menyerah ya--"  Alis Chaeyoung mengernyit kebingungan saat tiba-tiba suara berat itu kembali menyapanya dengan intonasi yang tidak bersahabat. "--kau bahkan sampai menghamili anakku." Aaah itu.

"Hhh~~" Terdengar kembali helaan nafas dari tuan Myoui, sepertinya lelaki tua ini sedang kalut, dan bingung. Terang saja, anaknya hamil dan belum menikah, bisa-bisanya di saat dirinya tengah berusaha untuk merestui hubungan mereka dirinya mendapat kejutan yang membuatnya harus mengambil tindakan cepat.

"Sewaktu kecil, Mina selalu berceloteh dirinya ingin menikah dengan seorang yang rupawan. Tak pernah sekalipun dia bilang dengan laki-laki tampan atau ganteng, hanya seorang yang rupawan." Chaeyoung tersenyum samar, meskipun benaknya merasakan kebingungan.

"Sepertinya Mina sudah paham bahwa ketika berbicara tentang cinta, kita tak pernah bisa memilih kepada siapa kita cinta itu jatuh." Kini semakin lebarlah senyuman di bibir Chaeyoung, semakin mengerti apa yang akan dikatakan oleh lelaki tua di hadapannya ini. Tetapi, dirinya masih ingin mendengar apa yang akan dikatakan, karena itu dia hanyalah diam dan mendengarkan.

"Dan dirinya benar-benar membuktikan kata-katanya. Dia benar-benar mendapatkan pasangan yang rupawan." Merebaklah rona merah di wajah Chaeyoung saat ia mendengarnya, ia pun menunduk untuk menyembunyikan rona merah dan senyuman bodoh di wajahnya.

"Tapi, bagi orang tua sepertiku, sekedar rupawan itu tidak cukup. Pasangan Mina harus bisa bertanggung jawab atas dirinya dan putriku. Menyayanginya seperti dia menyayangi dirinya sendiri. Karena itu aku mencoba menjodohkannya dengan Kaito, karena mereka adalah teman sejak kecil sebelum Mina pindah ke sini."

"Ku pikir Mina akan menerima keputusan itu, sama seperti dirinya yang sejak dulu hanya mendengarkan keinginanku. Seumur hidupnya hanya dua kali dia menyuarakan keinginannya. Pertama saat dia ingin pindah ke sini, dan sekaranglah kali kedua." Chaeyoung tidak bisa berkata apa-apa. Jika benar apa yang dikatakan tuan Myoui, artinya dirinya adalah bagian terpenting dalam hidup kekasihnya. Dadanya bergemuruh, badannya bergetar, menyadari bahwa mencintai Mina adalah sebuah anugerah terindah yang ia dapat, tapi juga sebuah tanggung jawab untuk dirinya. Mencintai kekasihnya sampai akhir nanti.

"Nak Chaeyoung, tak banyak yang akan pak tua ini katakan, hanya tolong jagalah putriku sepenuh hatimu. Mau sebesar apapun dirinya, setua apapun umurnya, bagiku dia hanyalah seorang gadis kecil yang sangat aku kasihi. Jika suatu hari kau sudah tak mencintai putriku, jangan kau bentak dia, jangan buat dirinya menangis. Cukup datangi aku dan kembalikan ia padaku, biar pak tua ini yang meneruskan." Ucap pria tua itu saat dirinya berbalik dan meraih pundaknya. Sejenak Chaeyoung menatap pria tua ini, kasih sayang seorang ayah ternyata bisa sedalam ini. Dirinya kembali melihat sisi lain dunia, di saat ia menganggap seorang ayah tidak akan mungkin memiliki kasih sayang sedalam seorang ibu. Di depannya sekarang ada seorang ayah, ayah dari kekasihnya sedang berbicara memperlihatkan betapa besar kasih sayang itu.

Tetapi, bisakah ia? Sanggupkah ia, memberikan kasih sayang yang melimpah untuk keluarganya nanti?

"Tapi, apa aku bisa paman membahagiakan Mina? Membuatnya bangga karena mencintaiku yang cacat ini?" Punggungnya terasa sakit saat tangan kekar itu mencengkramnya kuat.

"Jika Mina membiarkanmu menyentuhnya, artinya dia percaya padamu. Dia percaya hatinya bahwa dirimulah tempatnya pulang. Begitupun sebaliknya."

"Bahagiakan anakku dan dirimu."

.
.
.
.
.

Setelah pembicaraan antara ayah dan calon (?) menantu itu, Chaeyoung dan tuan Myoui semakin akrab. Bahkan sekarang Chaeyoung sudah diperbolehkan memanggilnya dengan sebutan 'ayah'. Sekarang tinggal persiapan pernikahan mereka, karena mengingat Mina saat ini sedang mengandung jadi pernikahan itu akan dilaksanakan secepatnya.

Chaeyoung memboyong orang tuanya untuk melamar Mina, meskipun ia harus rela kupingnya terbang karena rentetan omelan dari kedua ibu angkatnya.

"Bisa-bisanya kau menghamili anak gadis orang. Dasar kau anak nakal!!!"

Dan teriakan lainnya yang terlontar tapi mari kita lewati, karena saya masih sayang kuping saya.

Dan akhirnya disepakati mereka akan menikah tiga bulan yang akan datang. Mengingat keduanya masih bekerja dan proses pengajuan cuti yang tidak gampang.

"Aneh, padahal aku yang punya perusahaan tapi kenapa aku justru tidak bisa cuti lama? Seharusnya 'kan suka-suka aku." Omel Chaeyoung pada Tzuyu, sekretarisnya. Tzuyu mengehela napasnya, "CEO yang terhormat, perusahaan anda hampir bangkrut kemarin gara-gara tikus-tikus itu. Kami di sini membutuhkan anda untuk mengurus hal-hal soal perizinan dan tanda tangan berkas." Seketika Chaeyoung bungkam dan tak berani menyela, karena saat Tzuyu berbicara formal padanya, artinya masalahnya sangat gawat, dan perlu dirinya juga yang turun tangan.

"Baiklah. Tapi, kalau aku izin untuk mengurus persiapan pernikahanku, kau harus mengizinkanku." Yang kemudian diangguki oleh Tzuyu.

.
.
.
.
.

Seperti pasangan yang akan menikah lainnya banyak sekali yang menjadi bahan mereka saling bersinggungan. Tetapi, jika semuanya dihadapi dengan kesabaran dan saling mengerti, semuanya akan terlewati begitu saja seperti angin berlalu.

Saat ini kedua pasangan pengantin baru itu, telah menikmati masa-masa berbulan madu setelah minggu lalu melangsungkan upacara pernikahan. Dengan tubuh saling berpelukan di bawah rengkuhan selimut tebal, suasana masih sangat panas dengan badan penuh peluh dan cairan lengket di antara pangkal paha keduanya.

Tangan Chaeyoung mengelus punggung penuh keringat istrinya itu. Ehem, sekarang istri. Perutnya sudah mulai terlihat menonjol karena sudah memasuki usia kandungan 4 bulan. Tapi, masih bisa mereka saling peluk begitu erat, asalkan hati-hati.

"Aku tak menyangka kita menikah secepat ini." Mina pertama kali membuka suara.

"Ehem, aku juga. Aku kira aku masih harus membujuk ayahmu untuk memberikan restu pada kita." Keduanya terkekeh, benar juga saat itu ayah Mina sangat menentang hubungan keduanya. Tapi, bersyukur itu semua tidak lama, karena anak mereka muncul tanpa terduga. Jika saja Mina tidak bersikeras untuk menggodanya saat itu, mungkin sekarang Chaeyoung sedang pusing karena tingkah mertuanya.

"Chaeng." "Hm?"

"Saat kau diajak oleh ayahku keluar pas tau aku hamil, kalian membicarakan apa? Bisa langsung akur begitu." Tanya Mina penasaran.

"Hmmmm, kasih tau gak ya~? AWW!" Terdengar di sisa malam itu mereka tertawa dan bercerita begitu indahnya masa depan yang ingin mereka rangkai bersama. Tanpa mereka sadari bahwa di setiap kebahagian pasti akan selalu terselip kesedihan. Mari kita doakan keduanya bisa mewujudkan harapan-harapan mereka.










END


Akhirnya beres juga guys.. maaf kesannya terburu-buru. Tapi ya memang begini akhirnya, hanya sedikit dirombak sedikit yang awalnya dua chapter dijadi satu. Maaf juga lama banget nunggunya. Padahal banyak yang komen lanjut, tapi ada hal yang buatku selalu tertahan buat nulis hhe..

Enjoy ya guys ^•^

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang