Bunyi alarm dari atas nakas mengganggu seorang gadis yang sedang menikmati pagi dalam dekapan hangat kekasihnya. Perlahan tangannya terangkat dan menghentikan sumber suara. Namun, bukannya bangun dirinya malah semakin masuk ke dalam pelukan kekasihnya. Rasanya terlalu nyaman untuk sekedar pergi ke kamar mandi lalu mencuci muka atau melakukan kegiatan lainnya yang biasa dilakukan saat bangun. Salahkan kekasihnya yang dapat memeluknya begitu pas dan erat... dan hangat. Terlebih kulit mereka yang saling bersentuhan tanpa penghalang membuatnya semakin malas untuk beranjak, dan malah semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kekasihnya. Sedangkan kekasihnya tampak tidak terusik sama sekali oleh pergerakannya, mungkin kelelahan efek semalam dan memang susah bangun.
Emmmh, 5 menit lagi aku akan bangun dan menyiapkan sarapan, racauan dalam benak Mina berkata saat menemukan posisi ternyamannya.
Seharusnya dia tau, bahwa tempat ternyamannya selalu mengkhianatinya. Bagaimana tidak, karena janji dirinya akan bangun setelah 5 menit berakhir dirinya bangun sejam kemudian.
Saat ini dirinya baru keluar dari kamar mandi, wajahnya tampak lebih segar setelah mencuci muka. Kini ia berniat membangunkan kekasihnya yang masih anteng tidur tidak terusik.
"Chaeng, babe, ayo bangun."
Tidak ada pergerakan.
"Chaeng, bangun." Kali ini Mina menepuk lengannya dan sedikit meninggikan suaranya.
Masih tidak ada perubahan.
"Yah! Son Chaeyoung!" Mina meneriaki kekasihnya tepat di telinganya dan mengguncang tubuhnya.
"Emmmh~" kali ini Chaeyoung hanya melenguh, namun tidak ada tanda-tanda Chaeyoung akan terbangun.
"Issh, kamu tuh kebiasaan susah bangun tidur." Mina sangat mengagumi wajah Chaeyoung saat tertidur, namun ia akan sangat kesal kalau kekasihnya ini sangat susah dibangunkan.
"Chaeng~~ banguuuun" hingga akhirnya Mina hanya mampu merengek di pinggiran kasur sambil terus mengguncangkan badan si anak harimau.
FYI, sebenarnya Chaeyoung sudah terbangun saat Mina mulai merengek barusan. Namun, jiwa jahilnya seperti terbangun saat mendengar rengekan menggemaskan si kekasih hati. Chaeyoung berusaha mempertahankan matanya untuk terpejam hanya saja Mina terus merengek memaksanya untuk terbangun. Tapi, sepertinya usahanya sia-sia karena sekarang Mina mendapati dirinya sedang tertawa.
"Kamu menjahiliku? Wah, sulit dipercaya" Mina menatapnya tak percaya bagaimana bisa ia tertipu oleh kekasihnya yang notabene jarang sekali bercanda. Bukan jarang mungkin tapi agak garing.
"Hehehe maaf sayang--" ucap Chaeyoung yang kemudian mencium pipinya kilas. "--aku terbangun saat dengar kamu merengek dan itu menggemaskan. Jadi, yah..." Sambung Chaeyoung tersenyum tanpa dosa. Dan tanpa sadar Mina ikut tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Ya sudah, kamu langsung mandi dan ke bawah kita sarapan." Ucap Mina mengintruksi.
"Sayang, aku rasanya begitu malas keluar dari kasur." Ucap Chaeyoung sedikit merengek dan menghentakkan kakinya di kasur. Selimut yang masih menutupi tubuhnya pun sedikit tersingkap.
"Tapi, badanmu pasti lengket habis aktivitas kita s-semalam." Mina sedikit terbata saat ia mengingat kegiatan 'itu', dan di depannya kekasihnya tidak membantu karena saat ini dirinya sedang menunjukkan senyuman miringnya dengan tubuh bagian atasnya yang sedikit tersingkap. Namun Mina sesegera mungkin menetralkan ekspresinya.
"Pokoknya nanti aku ke sini lagi, dan kamu harus siap."
"Sayang~~ tapi aku tidak mauuu" Mina hanya mampu menarik nafas melihat tingkah kekasihnya yang mulai manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)
FanfictionPerjuangan Mina dan Chaeyoung untuk menyatukan perasaan mereka yang saling bersambut. Update: sabtu/minggu Started : 20/07/2019 Finished : ? Enjoy