10

1.4K 137 15
                                    

Typo alert!! ⚠️

Seminggu telah terlewati semenjak JeongMi memilih berpisah--- lebih tepat mungkin Mina yang ingin. Selama itu juga Jeongyeon selalu menguntiti Mina kemana pun pergi. Tentu saja tanpa sepengetahuan Mina dan sahabatnya, Nayeon.

Well, katakan itu mengerikan tapi siapa yang berhak disalahkan di sini? Jeongyeon hanya merasa tidak tau lagi harus melakukan apa. Cintanya pada Mina sudah terlalu candu, dan ia tidak tau cara apa yang harus digunakan untuk menghilangkannya.

Selama itu juga Jeongyeon tau kalau sahabat Mina yang selalu menemaninya. Pergi ke kantor, makan siang, dan pulang. Sahabat yang ia curigai memiliki hubungan khusus dengan kekasih-- ralat -- mantannya. Kecurigaannya semakin menjadi ketika ia melihat Mina-- atau sebaliknya, selalu mendapatkan kecupan manis di kening dan pipinya sebelum keduanya berpisah.

Jeongyeon hapal betul sekarang Mina selalu pulang lebih awal hanya sekedar untuk berjalan-jalan ringan. Sedangkan ketika bersamanya, Mina akan selalu minta langsung pulang karena ingin cepat beristirahat. Atau ketika Mina menggamit manja lengan sahabatnya dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar sahabatnya. Rasanya ia seperti ditampar keras, dihadapkan dengan kenyataan bahwa Mina sangat memuja sahabatnya itu.

Ia tertawa miris, pikirannya tak bisa dibendung. Ia selalu membandingkan perlakuan Mina selama ini padanya dengan sahabatnya. Semakin ia bandingkan semakin ia merasa sangat bodoh. Mencintai tapi tak dicintai.

Apa selama ini aku terlalu egois?
Apa selama ini aku tidak memberikan cinta yang cukup?
Apa selama ini aku tidak memperlakukanmu dengan selayaknya? -Jeongyeon

Pikirannya kembali pada bayangan minggu lalu dimana ia meninggalkan Mina sendirian karena tidak bisa menahan rasa kecewa. Setelah beberapa saat ia merenung ia tersadar bahwa Mina tidak membawa kendaraan untuk pulang.

Ia pun berniat kembali hanya untuk menawarkan tumpangan. Namun naas baginya, ia harus melihat pemandangan yang menyayat hati. Mina terlihat memeluk sesosok berbadan tinggi tegap. Terlihat dari cara Mina memeluknya, seolah Mina sedang memeluk seluruh dunia. Senyumnya mengembang sempurna, ketulusan terpancar kuat darinya.

(Bagi kalian yang lupa, di sini Chaeyoung tinggi ya 172 cm dan dia "futa". Atau balik lg baca "Pengenalan Tokoh")

Ahh, kenapa ia bisa lupa? Senyuman itu yang dulu membuatnya jatuh cinta. Senyuman yang selalu Mina berikan pada seseorang yang selalu di sampingnya menemani Mina sewaktu di kampus.
Ahh, kemana saja ia selama ini? Sama sekali tidak menyadari musuh terbesarnya, yang selalu membayanginya mendapatkan Mina, ternyata sangat dekat dan nyata.

Sial!! Aku bahkan sudah kalah telak sebelum aku mencoba. - Jeongyeon

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seminggu setelah berakhirnya hubungan JeongMi, Chaeyoung selalu menemani Mina. Sebenarnya Mina yang terus menerus merengek pada Chaeyoung untuk menemaninya kemana pun ia mau. Jadi Chaeyoung hanya akan menuruti Mina. Apalah daya bibit-bibit bucin sudah terbit.

"Memangnya aku supir pribadinya apa? Lalu kemana saja kekasihnya itu? Aiish!!"

Yup, Chaeyoung masih belum tau kalau Mina sudah single. Ia sebenarnya tidak pernah keberatan Mina memintanya mengantar bahkan ke benua terdingin sekalipun. Ditambah lagi ia memang sudah memantapkan diri untuk merebut hati Mina. Yang menjadi permasalahannya kadang Mina meminta saat ia sedang sibuk bersitegang dengan client-nya.

Seperti hari ini Mina memintanya untuk menjemput lebih awal karena ia ingin berbelanja keperluan dapur. Sedangkan ia ada pertemuan penting dengan client-nya. Ia sudah menjelaskan pada Mina, tapi ternyata penguin satu ini sedang pada mode memaksa. Jadi mau tidak mau Chaeyoung menitipkan pekerjaannya, lagi, pada sekretarisnya.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang