20

1.6K 136 21
                                    

⚠️baca note di belakang ya⚠️

⚠️No edit, typo alert⚠️

Enjoy!





Hari ini Chaeyoung pulang setelah selama dua Minggu full dirinya menjadi bang thoyyib yang tak pulang-pulang. Chaeyoung pun sudah memberi tau Mina, dan Mina akan menjemputnya nanti, dengan mobil milik Chaeyoung tentunya. Karena selama Chaeyoung sedang di luar kota ia tinggal di apartemen kekasihnya itu. Chaeyoung tidak mengizinkannya untuk tinggal di apartemen miliknya sendiri, karena jaraknya yang cukup jauh dari kantor. Selama ini juga Mina mengendarai mobil milik Chaeyoung bolak-balik ke kantor.

Saat ini Chaeyoung tengah membereskan barang-barang bawaannya, yang sebagian besar adalah oleh-oleh untuk kekasihnya. Meskipun memang ada barang-barang yang ia bawa untuk orang-orang terdekatnya. Namun, saat dirinya akan melangkah keluar kereta ada tangan yang menahannya. Chaeyoung membalikkan badannya, dan melihat Umji yang mencengkram ujung kemejanya.

"Umji-yah?" Chaeyoung menautkan kedua alisnya, bingung melihat temannya ini menahannya. Bukan ia tidak mau, hanya saja sejak kejadian di lobby hotel beberapa waktu lalu Umji terlihat menghindarinya.

"Chae-chaeyoung-ah, bolehkah kita bicara sebentar?"

"...."

"Aku tunggu di cafe depan, ya?" Setelah itu Umji langsung bergegas pergi. Namun, sebelum Umji melangkah terlalu jauh Chaeyoung memanggilnya.

"Umji-yah maaf, aku tidak bisa ke sana. Pacarku sudah menunggu di depan." Ucap Chaeyoung dengan tidak enak karena ia harus menolak ajakannya.

"Oh.. ok-ey." Umji terlihat kecewa memang dia tidak mengatakannya namun Chaeyoung dapat melihatnya jelas dari cara Umji yang mengalihkan pandangannya. Terlebih matanya mengatakan itu dengan sangat jelas.

"Emm, tapi kita bisa ngobrol sambil berjalan ke sana." Tawar Chaeyoung agar tidak terlalu mengecewakan teman barunya ini.

"Apa tidak apa-apa? Maksudku, apakah pacarmu tidak marah?"

"Dia adalah gadis terbaik yang pernah aku temui. Jadi, aku rasa dia tidak marah, lagipula kita hanya teman." Ucap Chaeyoung meyakinkan. Entah sadar atau tidak kata-katanya seolah meyakinkan Umji akan satu hal. Bahwa mereka hanya teman tidak akan lebih.

Umji tersenyum lalu mengangguk. Mereka kemudian melangkah beriringan. Suasana begitu hening dan awkward. Chaeyoung tidak mengerti kenapa Umji hanya diam, padahal tadi dia yang mengajaknya. Tidak mau terjebak terlalu lama dalam keheningan, Chaeyoung berdehem.

"Ehem. Umji-yah apa yang mau kamu bicarakan?"

"Ah.. emm.. a-aku..."

Aiih, kenapa aku jadi gagap begini? Ayolah Umji, kau sudah memantapkan hatimu. -Umji.

"Ehem.. begini Chaeyoung-ah, aku minta maaf padamu karena sikapku yang kekanakan, menghindarimu."

Chaeyoung menghentikan langkahnya, Umji yang melihat itu ikut menghentikan langkahnya. Ia melihat Chaeyoung heran.

Apa aku membuatnya marah? -Umji.

"Chaeyoung, dengar. Aku tau aku salah, menghindarimu tiba-tiba. Tapi, aku perlu mendinginkan pikiranku, kau tau? Maksudku, aku tidak tau kau sudah punya pacar, dan aku berniat mendekatimu. Jadi, ya... Aku.."
Setelah mengatakan semuanya, rasanya Umji ingin mengubur dirinya saat itu juga dan tak kan keluar lagi.

"Pfft.. Hahaha.. Umji-yah kau sangat lucu saat rambling seperti itu.--" Umji semakin malu saat ia Chaeyoung mengatakan dirinya lucu. Namun, ia tidak berkata apa-apa lagi, menunggu Chaeyoung melanjutkan kalimatnya adalah pilihan terbaik saat ini.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang