11

1.4K 149 23
                                    

⚠️typo alert⚠️

"Jeong... Jeong...!!"
"Ah, oh? Kenapa Nay?" Nayeon menyipitkan matanya menelisik raut muka Jeongyeon. Helaan nafas kasar lepas dari mulut heart shaped-nya, ia tau penyebab sikap sahabatnya berubah sejak tiga bulan lalu.

Sahabatnya ini jadi sangat pendiam dan sering melamun, ia sangat khawatir. Belum lagi sahabatnya selalu menghilang saat jam pulang tiba. Nayeon bukan tidak tau, tapi ia hanya tidak mau membahasnya. Toh, tidak ada kejadian aneh selama ini ia mengikuti Jeongyeon.

"Ini. Ada beberapa dokumen yang harus kau tanda tangani." Nayeon menyodorkan beberapa map berisi dokumen.

"Hm." Jeongyeon hanya berdehem dan langsung menandatanganinya tanpa membacanya.

"Jeong... Mau sampai kapan?"

"Hm?"  Jeongyeon menengadah dan menumbukkan pandangannya dengan mata Nayeon.

"Mau sampai kapan kau bersikap seperti ini? Ini sudah tiga bulan Jeong, dan kau masih galau."

"Aku... Aku tidak tau, Nay. Rasanya sangat sulit. Jangankan untuk move on, untuk menjaga pikiranku tetap waras pun rasanya sangat sulit." Terang Jeongyeon lemah.

"Itu karena kau tidak mau mencoba Jeong." Sahut Nayeon lembut.

"Aku mencoba Nay, percayalah aku mencobanya. Tap--"

"Dengan membuntuti Mina lalu minum alkohol, itu bukan mencoba Jeong. Itu menguburmu hidup-hidup namanya." Sambar Nayeon cepat. Nayeon tidak suka melihat Jeongyeon seperti ini. Ia lebih suka melihat Jeongyeon yang jahil, meskipun itu membuatnya lelah. Daripada harus melihatnya seperti mayat hidup begini 'mati segan, hidup tak mau'.

"..." Jeongyeon hanya terdiam menunduk. Diam-diam Jeongyeon membenarkan perkataan Nayeon. Tapi kenapa rasanya ia tidak -- belum bisa merelakan Mina.

Jeong, padahal ada aku. Ada aku yang mengharapkanmu. Aku mencintaimu, seperti kau mencintai Mina. Apa sudah tidak ada ruang untukku di hatimu? -Nayeon

Nayeon memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan ketika ia melihat Jeongyeon hanya menunduk.

"Sudahlah aku pergi, Jeong. Jangan lupa dengan makan siangmu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seperti biasa hari ini pun Chaeyoung menjemput Mina. Kali ini mereka berencana menghabiskan waktu di apartemen Chaeyoung. Mina akan menginap di sana setiap akhir pekan. Setiap kali Mina menginap, Chaeyoung pasti menyiapkan drama untuk mereka nikmati bersama.

Hm? Status mereka? Masih sama seperti kemarin, hanya saja Chaeyoung sekarang tau Mina sudah single. Itu sebabnya perlakuan Chaeyoung pada Mina pun semakin manis. Salah satu bukti bahwa Chaeyoung memang serius ingin memacari Mina.

Seperti sekarang ia sudah stand-by di samping mobilnya menunggu Mina keluar gedung tinggi yang menjadi kantornya. Sesekali ia disapa oleh beberapa karyawan di sana, Chaeyoung pun hanya menjawab semestinya. Memang ya, kalau visual di atas rata-rata selalu menarik perhatian dimanapun, siapapun.

"Chaengi~" Chaeyoung pun menoleh dan mendapati penguin kesayangannya sedang cemberut tak jauh darinya.

"Oh, kau sudah selesai, Minari?"

"Iya. Kenapa? Kamu tidak suka aku sudah di sini sekarang? Dan lebih suka mereka yang menemanimu? Begitu?" Chaeyoung mengerutkan alisnya, pertanda ia tidak paham dengan perkataan penguinnya ini. Tapi, ia memilih mengikuti alur percakapan, daripada harus bertanya. Takut jika gadis di depannya ini sedang memainkan prank sejuta wanita. Tau kan? Yang kalau dijawab hasilnya pasti serba salah. Dan sudah dipastikan hasil akhirnya lawannya yang diposisi salah 😂.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang