2

1.8K 164 6
                                    

Drrrt... Drrrrt

"Ngh~" sebuah tangan terlihat mencari sesuatu setelah tidurnya terusik oleh suatu getaran.

Drrrt... Drrrrt

"Eiiih" dengan terpaksa gadis yang masih setengah terpejam itu beringsut duduk untuk meraih benda persegi yang sedari tadi bergetar.

"Hallo?" Nada mengantuk, malas, dan kesal terdengar memenuhi kamar bernuansa minimalis. Hiasan doodle karya pemilik kamar terlihat memenuhi dinding kamar. Beralih pada nakas yang berhiaskan lampu tidur dan foto dirinya dengan sahabat tercintanya. Aah, kembali lagi pada penghuni kamar yang sedang terganggu tidurnya gara-gara telepon di pagi hari.

"Chaeng, kamu baru bangun?" Suara di seberang sana terdengar. Suara yang selama enam bulan terakhir ini dia rindukan. Otomatis mata yang awalnya malas untuk terbuka sekarang terbuka dengan lebar. Tidak menyangka bahwa suara ini terdengar lagi di awal harinya.

"Mi-mina? Ad-ada apa pagi-pagi begini?" Diam-diam dia merutuki kebodohannya karena suaranya yang tergagap. Sial -Chaeyoung

"Aku di depan apartemenmu, buka pintunya." Sontak pernyataan sahabatnya ini membuatnya terkejut, lagi. Bagai double kill untuknya pagi ini, pertama dia dikejutkan dengan suara sahabatnya yang sempat 'lenyap' beberapa waktu. Bukan hanya itu ternyata sahabatnya sudah menunggu di depan apartemennya. Wow just wow.

"Chaeng, kamu masih di sana? Aku kedinganan di sini" Lamunannya terganggu oleh suara angelic yang memenuhi telinganya. Dan juga harinya.

"Ahh, iya, iya. Aku ke sana. Tunggu sebentar." Pip

Cklek.

Ketika pintu terbuka Chaeyoung sadar matahari pun bahkan masih malu-malu untuk keluar. Tapi, lihatlah gadis di depannya ini sudah terlihat begitu menyilaukan. Dengan senyumannya yang sungguh membuatnya lebih semangat dibanding hari-hari sebelumnya. Tapi, ada apa dia pagi-pagi di depan apartemennya?

"Pagi Chaeng." Sapa sahabatnya dengan senyuman yang bisa membuat matahari semakin malu untuk muncul.

"Pagi juga, Mina" balas Chaeng dengan senyuman dua jarinya dan tak lupa dengan lesung pipit andalannya. Chaeng tertegun setelah menjawab sapaan dari Mina. Matanya terus menatap fitur wajah yang selama ini dia rindukan. Mengesampingkan rasa penasarannya karena Mina ada di depan apartemennya sekarang. Dia terlalu larut merekam setiap jengkal wajah indah yang selalu menghiasi mimpi-mimpinya. Hingga...

"Ehem, Chaeng kamu tidak mau mengajakku masuk?" Mina bertanya sekedar untuk meredakan gemuruh aneh di dadanya. Wajahnya tertunduk untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Aneh, bahkan dia tak pernah merasa sangat grogi ketika kekasihnya sendiri menatapnya intens seperti ini. Tapi kenapa hanya ditatap lekat oleh sahabatnya sendiri malah menghadirkan gelenyar aneh di hatinya. Rasanya sedikit sesak namun juga terasa nyaman dan menyenangkan. Perasaan anehnya ini sebenarnya sudah ada semenjak mereka mulai persahabatan. Namun dia tak mengerti perasaan apa sebenarnya yang menghinggapinya. Hingga dia bercerita kepada sahabatnya yang lain, dan akhirnya mengetahui bahwa dia telah jatuh cinta. Ya, dia telah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.

Tetapi itu saja ternyata tidak cukup dia masih menyangkal bahwa dirinya jatuh cinta pada Chaeng. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk berpacaran dengan atasannya yang juga kakak tingkatnya yang dari dulu mengejar Mina. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak jatuh cinta dengan sahabatnya. Tapi ternyata dia malah merasa tak bahagia dengan hubungannya, bahkan perasaannya semakin kuat untuk Chaeyoung. Dia mulai dihinggapi rindu, semakin lama semakin tak bisa dibendung. Hingga pada bulan ke-enam hubungannya dia mulai menyerah pada perasaannya. Dan mulai menata kembali hatinya untuk mengejar kebahagiaannya.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang