Warning!! Scene penuh adegan dewasa. Bagi yang tidak nyaman dan di bawah umur silakan skip chapter ini. Bagi yang baca liat kiri kanan dulu ntar ke gep lagi. Oh, chapter ini +2500 kata awas bosen.
Typo alert
"Chaeng, Aku menginginkanmu."
"Huh?"
.
.
.
.
.Mina tidak langsung menjawab, justru ia menggeser sedikit tubuhnya dan membenarkan letak kepalanya lalu mengecup pelan leher Chaeyoung. Tubuh Chaeyoung seketika menegang, ia mengepalkan tangannya untuk mencegahnya melakukan sesuatu di luar kendalinya.
"Mina... Hentikan, kamu masih belum sadar sepenuhnya." Cegah Chaeyoung dengan susah payah.
"Aku sudah sadar Chaeng~~" Protes Mina, lalu ia mengangkat kepalanya dan mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangan di dadanya.
"Benarkah? Kalau begitu coba kamu tebak ini berapa?" Tanya Chaeyoung sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya.
Tolong salah tebaklah. Salah tebak.. salah tebak - Chaeyoung
"Dua." Ucap Mina malas sambil menahan diri agar tidak memutarkan matanya. Chaeyoung mengeluarkan nafas kasar, dan bahunya turun.
"Kalau ini?"
"Yah! Kamu mau mati?!" Mina meradang saat Chaeyoung menurunkan jari telunjuknya dan tinggallah jari tengahnya saja. Mina memukul kencang bahu Chaeyoung, lalu ia berbalik memunggunginya.
"Hahaha maaf-maaf, sayang---" Chaeyoung berucap lalu merengkuh badan yang lebih kecil darinya ini. Ia mencium sekilas leher Mina lalu menumpukan dagu lancipnya pada bahu Mina.
"---tapi, aku hanya memastikan apa kamu benar-benar menginginkannya aku takut kamu melupakan semuanya besok."
Mina kemudian langsung berbalik dan menangkup wajah Chaeyoung.
"Aku sudah sadar Chaeng, lagipula kamu tadi memberiku air itu membantuku sadar lebih cepat.---" Mina sedikit menjeda kalimatnya, karena ia malu dengan kalimat selanjutnya. Tapi, kemudian ia mengatakannya juga...
"---lagipula, selama itu kamu aku akan selalu menginginkanmu. Sadar atau tidak." Ucap Mina yang diakhiri dengan kecupan lembut di bibir Chaeyoung.
Mina kemudian melepaskan tautan bibir mereka perlahan, namun dahi mereka saling menyatu. Saat Mina membuka matanya, ia disambut dengan tatapan tajam namun menenangkan milik kekasihnya. Dari mata itu Mina dapat merasakan rasanya dicintai, dilindungi, dan juga diinginkan dalam waktu bersamaan.
Jika dalam hubungan sebelumnya dengan Jeongyeon ia merasa dipuja, dan diperlakukan seperti halnya ratu, maka lain halnya dengan Chaeyoung. Bersama Chaeyoung ia merasa diperlakukan seperti layaknya cincin permata yang rapuh. Rapuh, kecil tapi selalu diinginkan, selalu disertakan dalam keadaan apapun. Dan ia sangat menyukai cara Chaeyoung mencintainya.
"Mina, kamu serius menginginkannya malam ini?" Tanya Chaeyoung dengan senyum andalannya yang bolong. Chaeyoung membenarkan rambut Mina dan menyampirkannya ke belakang telinganya.
Mina menenggelamkan wajahnya pada dada Chaeyoung dan mengangguk, tangannya yang semula berada di pipi chaeyoung sekarang berada di bahu kekar milik kekasihnya. Chaeyoung tersenyum melihat Mina yang sedikit gugup, mungkin.
Chaeyoung tidak berkata apapun, tetapi ia langsung mengangkat dagu Mina untuk menyejajarkan wajah mereka. Lalu, Chaeyoung mencium kening Mina cukup lama, menyalurkan kepercayaan diri. Bibirnya turun mencium pipi kanan dan kiri Mina, disambung ke hidungnya lalu terakhir bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)
FanfictionPerjuangan Mina dan Chaeyoung untuk menyatukan perasaan mereka yang saling bersambut. Update: sabtu/minggu Started : 20/07/2019 Finished : ? Enjoy