21 🔞

4.2K 141 19
                                    

⚠️typo alert⚠️

Enjoy!!








"Aku ingin memakanmu saja"

"HEEEHH?!?!?!"
.
.
.
.
.

Mina terkejut kekasihnya yang sekarang tidak ada filter sama sekali kalau bicara, sesaat dirinya menyadari wajahnya merona. Namun, karena ia tidak mau Chaeyoung semakin besar kepala dengan segera ia menetralkan ekspresinya.

"No! Jangan ngaco ya kamu. Ini masih sore kita juga belum makan." Ucapan Mina membuat Chaeyoung sedikit kecewa.

"Tapi, aku merindukanmu, sayang." Chaeyoung berkata sambil mencebikkan bibirnya.

Mina menarik nafas dalam guna menyembunyikan senyum bahagianya dan gejolak panas di pipinya. Hei, jangan salahkan Mina yang mudah tersipu begitu salahkan saja bayi harimau itu yang mulutnya lancar mengeluarkan kata-kata rayuan.

"Aku tau, dan aku juga. Tapi kita harus makan, sayang." Ucap Mina sambil menangkup pipi menggemaskan kekasihnya. Mengusap lembut di sana lalu mendaratkan ciuman singkat.

"Hng~~" Chaeyoung masih merengek meskipun ia sangat senang saat Mina mengelus pipinya dan menciumnya. Tadi dirinya begitu lelah karena perjalanan bisnis dua Minggu lalu. Tapi, jelmaan bayi penguin ini memiliki cara efektif untuk menghilangkannya hanya dalam hitungan detik. Well, sepertinya  dirinya harus menempel terus dengan kekasihnya agar sehat wal afiat setiap saat.

"Hei, jangan begitu. Ayo makan dulu, makanannya sudah siap. Kamu tunggu dulu di meja." Seharusnya Mina tau kalau memberikan intruksi saat Chaeyoung manja seperti sekarang itu tidak akan mudah. Karena, lihatlah bukannya pergi ke meja makan kekasihnya ini malah sibuk memeluknya dari belakang sambil mendaratkan ciuman-ciuman ringan di tengkuknya yang bebas karena ia menggelungnya sewaktu masak tadi. Ingatkan dirinya agar tidak mendesah, karena sudah pasti kemana alurnya jika begitu.

"Babe, duduk dulu aku mau mengatur makanannya."

"Mmm~" Chaeyoung justru menciumnya cukup lama di tengkuknya. Lalu...

"Aw~.. yah! Son Chaeyoung ini sakit. Kau benar-benar ingin 'memakanku'?"

Oops..

Chaeyoung hanya membalas dengan senyuman tanpa dosa. Lalu dengan cepat melepaskan pelukannya saat Mina mengangkat spatula tinggi seperti ingin memukulnya. Ia kemudian menuju ke meja makan dengan tertawa renyah.
.
.
.
.
.

"Babe?" Mina memanggil kekasihnya lembut.

"Ya, sayang. Kenapa?"

"Emm, kamu tidak mau mandi?" Mina kemudian mendekati Chaeyoung yang sedang menonton TV. Setelah mereka makan Mina memutuskan untuk langsung mandi, sedangkan Chaeyoung yang niat awal akan menunggu Mina selesai tapi ternyata dirinya terlalu merasa nyaman duduk di sofa.

"Nanti saja babe, kita tidak akan kemana-mana juga kan." Ucap Chaeyoung sambil memindahkan channel mencari acara yang menarik.

Saat dirinya sedang fokus, tiba-tiba Mina duduk dipangkuannya menghadap ke arahnya. Tangannya memeluk leher Chaeyoung, sedangkan Chaeyoung refleks memeluk pinggangnya. Mina tersenyum dan mengecup bibir kekasihnya sekilas.

"Mandi, sayang. Kamu tidak lihat ini sudah malam?" Tanya Mina menyeringai seduktif, menggoda iman kekasihnya. Chaeyoung mengerti makna di balik kata malam yang Mina ucapkan. Karena itu ia berniat menggoda kekasihnya.

"Hmm, tanggung sayang. Beritanya lagi panas ini." Elak Chaeyoung dengan menunjuk arah TV yang sedang menyuguhkan acara berita.

"Yah~~ ayo mandi~!" Rengek Mina sambil terus memukul pundak Chaeyoung pelan. Melihat kelakuan penguin kesayangannya ini membuatnya mengulum bibirnya dari tersenyum lebar. Menurutnya Mina sekarang begitu terlihat menggemaskan. Ia lalu mencium kilat bibir kekasihnya lalu terkekeh.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang