6

1.4K 142 4
                                    

Typo alert

"Chae, aku mau keluar dulu sebentar ya?" Mina yang baru selesai Mandi terlihat terburu-buru memakai baju dan jaket milik Chaeyoung yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Baju yang dia pakai pun hanya jersey warna kuning yang panjangnya sampai lutut, hot pants yang ia pakai pun jadi tidak terlihat.

Ia awalnya hanya ingin bersantai menikmati waktu berdua dengan 'sahabat'nya. Namun apalah daya beberapa waktu lalu Nayeon menghubunginya dan meminta bertemu. Jadi sekarang ia mulai bersiap.

"Hm? Mau kemana Mina?" Chaeyoung yang terlihat bersantai di sofa ruang tv setelah mandi dan makan malam, alisnya mengerut bingung. Mina masih di kamarnya jadi Chaeyoung hanya mendengar suaranya.

Di apartemen yang ditempati Chaeyoung sebenarnya ada dua kamar. Hanya saja kamar yang satu ia modifikasi menjadi ruang gelap untuk mencuci foto hasil jepretannya. Chaeyoung memang sangat menyukai fotografi, terutama menggunakan kamera classic yang sekarang sudah jarang sekali digunakan. Pertama kali ia belajar menggunakan kamera classic bersama mendiang kakeknya. Kakeknya adalah fotografer dan sangat mencintai fotografi dengan seluruh hatinya. Dan dari kakeknya juga ia mendapatkan kamera classic yang ia gunakan sampai ia membangun studio-nya. Setelah ia membangun studio miliknya ia konsisten menggunakan kamera digital karena ia hanya ingin memotret satu orang saja menggunakan kamera berharganya itu.

"Ke cafe dekat sini, ada temanku yang ingin mendiskusikan sesuatu" Mina berbicara sambil mendekati Chaeyoung dari arah belakang. Chaeyoung menoleh ke arahnya dan Ia melihat Mina dari atas ke bawah, dan menyadari kalau Mina memakai baju dan jaketnya. Chaeyoung seketika malu, dan memalingkan wajahnya kembali ke arah tv. Namun, percayalah kalau kepalanya sekarang di penuhi oleh gambar Mina yang terlihat manis dalam balutan jaketnya yang sedikit--- oke, oke yang cukup kebesaran. Tanpa sadar bibirnya terangkat membentuk pelangi terbalik.

"Apa yang kamu tertawakan Chaeng?"  Mina menunduk dan melihat Chaeyoung tersenyum. Cukup menakutkan sebenarnya, mengingat mereka tidak sedang bercanda, dan acara tv juga menampilkan berita yang membosankan. Seketika Chaeng menghapus senyumannya, meskipun kedutan di bibirnya menggoda untuk terangkat.

"Hm? Siapa yang kau maksud?" Chaeyoung berusaha untuk berkata senormal mungkin. Meskipun gagal karena masih terdengar 'suara' senyuman dibalik kata-katanya. Mina hanya memutarkan kedua matanya malas. Tentu ia tidak buta dan bodoh, jelas-jelas tadi melihat gadis di depannya tersenyum. Namun, sebelum Mina bisa menjawab Chaeyoung terlebih dulu menanyakan sesuatu.

"Apa Jeongyeon yang memintamu bertemu?"

"Hah? Bukan, bukan. Dia salah satu seniorku di kantor dan kami cukup dekat." Mina menggoyangkan telapak tangannya untuk menyangkal pertanyaan Chaeyoung.

"Hmmm. Mau aku antar?" Chaeyoung bersiap beranjak, namun Mina menahan bahunya, dan menggeleng.

"Tidak usah. Lagian tempatnya juga dekat. Aku tidak akan lama, aku janji." Mina masih memegang bahu Chaeyoung dan kemudian tersenyum manis.

"Baiklah. Kau benar-benar tidak akan lama kan?" Chaeyoung memastikan.

"Iya, barusan juga aku sudah berjanji bukan?"

Drrt.. drrt..

"Sepertinya temanku sudah sampai, Chaeng. Aku pergi dulu ya"

"Hmm" Chaeyoung hanya berdehem dan melihat punggung Mina yang perlahan menghilang di balik pintu apartemennya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya di cafe Mina langsung mengedarkan netranya ke seluruh arah untuk mencari teman jelmaan kelincinya. Akhirnya Mina menemukan Nayeon di kursi arah jam satu dari pintu masuk. Tempat yang Nayeon pilih sedikit di sudut cafe dengan meja menghadap ke jendela. Mina segera menghampiri Nayeon.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang