5

1.5K 142 7
                                    

Derap langkah terdengar di antara heningnya koridor perkantoran. Suasana sekitar kantor memang sudah memasuki jam pulang. Tetapi tidak menyurutkan niat seorang gadis tinggi untuk menemui seseorang yang beberapa waktu ini mengusik pikirannya dengan segala sikapnya. Hingga tibalah dia di depan sebuah pintu ruangan, tangannya lantas menggenggam knop pintu. Namun, alangkah terkejutnya ketika ia mencoba membuka pintu dan tidak bisa dibuka.

"No, please. No. Jangan bilang kamu sudah pulang Mina." Tangannya yang bebas kemudian merogoh handphone-nya yang berada di kantong bajunya.

Di kantor tempat mereka--- Mina, Jeongyeon, dan Nayeon--- memang memiliki sistem sendiri. Jika pemilik ruangan sudah selesai atau tidak ada di ruangan pintunya sudah otomatis  mengunci sendiri. Dan untuk membuka kembali pintunya harus menggunakan sidik jari penghuni ruangan. Sistem ini diharapkan membantu mengurangi kehilangan barang atau berkas yang dianggap penting. Penghuni ruangan juga bisa mengunci ruangan ketika ia berada di ruangan dengan menjentikkan jari atau menepukkan tangan satu kali. Setiap ruangan di kantor mereka juga sudah dibekali dengan sensor suara jadi tidak perlu repot mengunci pintu kalau ada pembicaan yang bersifat privacy.

Tuut... Tuut... Tut...--
Nomor yang anda tuju sedang dial---

"Aiish, kenapa ditolak?" Gadis tinggi itu mencoba lagi peruntungannya dan memanggil nomer gadisnya yang akhir-akhir ini sikapnya berubah. Kakinya meneruskan menuju lift dan menekan lantai dasar, tempat lobby berada. Mungkin saja dia masih belum jauh. Dia tidak biasanya pulang awal seperti ini. Aku harus bicara empat mata dengannya. - Jeongyeon.

Ketika ia menginjakkan kaki di area lobby, ia melihat siluet gadisnya menuju area parkir. Ia pun mempercepat langkah kakinya untuk mengejar gadisnya. Namun langkah kakinya terhenti teratur ketika ia melihat gadis yang sama menjemput Mina, gadisnya. Hatinya seperti diremas ketika ia melihat kekasihnya memberikan senyuman manis dan memberi kecupan di pipi gadis lain sebelum masuk ke dalam mobil. Matanya terus mengikuti mobil itu berjalan hingga menghilang ditelan kelokan jalan.

Dengan air mata yang menggenang di sudut matanya ia kembali lagi ke dalam gedung. Ketika ia akan masuk ke dalam ruangannya ia berpapasan dengan Nayeon.

"Jeong? Ap--?" Nayeon tidak bisa melanjutkan kembali pertanyaannya karena tubuhnya menegang ketika Jeongyeon menubruknya. Tubuhnya semakin menegang ketika ia merasakan tangan Jeongyeon menyelinap ke belakang tubuhnya dan memeluknya erat. Jeongyeon menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Nayeon dan menangis di sana.

"Kenapa rasanya sesakit ini?" Jeongyeon berkata diiringi dengan air mata yang mengalir di pipinya. Baju Nayeon pun tidak terasa semakin basah ketika air mata jeongyeon tidak berhenti.

"Jeong? Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menangis seperti ini? Bukannya kau mau menemui Mina?" Pertanyaan beruntun dari Nayeon.

Namun, Jeongyeon tidak menjawab melainkan terus menangis. Bayangan Mina yang tersenyum dan mencium 'sahabat'nya kembali terputar seperti kaset rusak.

"Jeong? Hey?" Nayeon yang awalnya berusaha melepaskan pelukan Jeongyeon, sekarang beralih mengelus punggungnya lembut. Jeongyeon secara tidak sadar menjadi lebih tenang dan menghentikan tangisannya. Namun tangannya masih memeluk pinggang Nayeon erat.

"Jeong? Ki---" perkataannya lagi-lagi tidak bisa diteruskan karena Jeongyeon memotongnya.

"Biarkan seperti ini sebentar, nay." Jeongyeon berkata sambil mengeratkan pelukannya.

Nayeon? Tubuhnya sudah semakin tegang ketika ia pun merasakan nafas Jeongyeon semakin tak tau dirinya menerpa kulit lehernya. Belum lagi pelukan dari Jeongyeon membuatnya terhanyut dalam lengan panjang kokoh itu. Sedikit lagi, sedikit saja ia diberi waktu lagi ia mungkin akan menghilangkan akal sehatnya dan membalas pelukan Jeongyeon tak kalah erat. Namun akal sehatnya ternyata mendobrak hasratnya. Dan mencari cara agar ia terbebas dari pelukan ternyaman namun beracun.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang