12

1.4K 143 16
                                    

Mina membawa Chaeyoung ke ruang tengah dan mendudukkannya di atas sofa berbentuk letter 'L'. Chaeyoung yang merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama di daerah sekitar wajahnya, hanya meringis tertahan ketika badannya bersinggungan dengan sofa.

"Tunggu sebentar ya, Chaeng. Aku mau mengambil P3K dulu." Chaeyoung hanya mampu mengangguk karena rasa sakit yang mendera.

"Coba sini aku lihat." Mina berkata setelah ia mendapatkan peralatan P3K yang dibutuhkan. Ia sedikit meringis melihat wajah cantik dan tampan baby tiger-nya dipenuhi luka lebam. Bahkan di kedua sudut bibirnya terlihat masih mengeluarkan darah, meskipun di ujungnya sudah ada yang mengering.

Awalnya Mina duduk di samping Chaeyoung namun karena ia khawatir akan melukai Chaeyoung lebih banyak. Terutama ketika diobati Chaeyoung harus menolehkan wajahnya. Akhirnya Mina mengambil kursi kecil jadi ia bisa duduk di hadapan Chaeyoung.

Mina mulai mengobati luka di wajah Chaeyoung, dimulai dari sudut bibirnya yang masih berdarah. Dengan telaten dan penuh kehati-hatian ia mengobatinya. Matanya fokus meneliti luka lebam di setiap inch wajahnya.

Selama Mina fokus mengobatinya, Chaeyoung juga fokus mengamati fitur wajah di depannya. Hell, gadis di depannya ini memang sangat cantik. Well, semua orang juga tau kalau Mina sangat cantik. Tapi, hei, jika diperhatikan seksama dan jarak sedekat ini kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Ia ingin tersenyum dengan lamunannya tapi ia sadar bibirnya sedang di'urus' oleh sang penguin cantik. Jadi yeah, sepertinya ia akan menahan kedutan di bibirnya sementara ini.

Namun, otaknya terganggu oleh beberapa cuplik dari kejadian sebelumnya. Maksudnya, kata-kata Jeongyeon beberapa waktu lalu masih terekam jelas di ingatannya. Bagaimana mantan kekasih Mina itu memukulinya dan memakinya. Seolah Jeongyeon sudah memendam semuanya begitu lama.

Maksud Jeongyeon tadi apa? Semua gara-gara aku? - Chaeyoung.

Chaeyoung terus berpikir hingga ia tidak sadar kalau Mina sedari tadi memanggilnya.

"Chaeng! Hey? Kamu kenapa?" Mina mengguncang lengan Chaeyoung lembut. Namun itu cukup untuk membuatnya sedikit terlonjak dari tempat duduknya.

"Oh? W-wae Mina?" Chaeyoung tergagap karena terkejut dengan kontak mendadak dari Mina. Terkejut juga karena wajah mereka dari yang awalnya dekat sekarang semakin dekat. Chaeyoung menelan sukar salivanya dan mencoba menatap mata coklat indah di depannya.

"Kamu kenapa? Dari tadi alis matamu mengerut. Apa aku menyakitimu di sebagian tempat?" Ucap Mina sorot matanya terlihat begitu khawatir.

"Aku tidak apa-apa Mina. Cuma ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku. Awwh... Sssh" Chaeyoung berusaha tersenyum hanya untuk menenangkan gadis di depannya. Namun sedetik kemudian ringisan pelan lolos dari mulut tebal nan mempesonanya. Mina yang mendengarnya langsung menangkup wajah Chaeyoung dan mengelus lembut seluruh permukaan wajahnya.

"Chaeng, kamu benar-benar tidak apa-apa? Atau kita perlu ke rumah sakit saja kalau begitu" Terlihat jelas lukis kekhawatiran di wajahnya, bukti bahwa dia sangat mengcemaskan sahabatnya ini.

Chaeyoung yang mafhum kemudian hanya menggenggam tangan Mina dan meremasnya pelan. Seulas senyum kembali ia terbitkan untuk meyakinkan Mina.

"Aku baik-baik saja Mina, sungguh. Aku hanya butuh istirahat semalaman ini. Maka semuanya akan kembali seperti semula. Aku janji." Chaeyoung mengelus lembut punggung tangan Mina dan memberikan kecupan kecil di sana

(Awww... Sumpah deh gw yang nulis gw yg baper 😂😂)

Mina mendapat perlakuan begitu seketika wajahnya memerah dan ia merasa panas di sekitar wajah dan telinganya. Chaeyoung yang melihat perubahan ekspresi Mina ingin sekali ia tertawa. Baginya ekspresi yang Mina buat sekarang sangat menggemaskan. Ia merasa sangat beruntung karena dirinya yang membuat Mina bisa berekspresi seperti itu.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang