13

1.5K 148 11
                                    

Hai guys hhe. Asa yang nunggu cerita ini?

Maaf banget dua minggu ke belakang aku gak update cerita. Hectic banget dua minggu terakhir ini. Untung minggu ini aku ada sedikit luang jadi langsung buat cerita. Kesannya buru-buru jadi maaf kalau ada typo dan ceritanya kayak loncat-loncat hhe.

Sebagai permintaan maaf aku buat chapter terpanjang, 2131 kata. Fyuuuh, semoga cukup ya mengobati rasa kangen kita pada MiChaeng hhe. Meskipun mereka baru buat momen sii, jadi ini juga sebagai perayaan kembalinya Mina di stage walau telat hhe.

Kritik dan sarannya ditunggu.

Enjoy..







"Unnie~~... Bantu aku... ku mohon." Mina menyatukan kedua tangannya di depan wajahnya. Meminta bantuan pada Nayeon, yang notabene nya adalah sahabat Jeongyeon. Mina mengajak Nayeon makan siang bersama, meminta bantuan bagaimana berbicara dengan Jeongyeon.

Ya. Semenjak kejadian perkelahiannya dengan Chaeyoung, Jeongyeon terkesan menghindari Mina. Mina hanya akan bertemu dan berbicara dengan Jeongyeon kalau berurusan dengan masalah perusahaan. Selebihnya Jeongyeon akan menyiapkan 1001 cara untuk menghindar. Inilah yang membuat Mina sangat frustasi.

Mina sangat sadar kelakuan Jeongyeon saat ini sepenuhnya memang salahnya. Ia membiarkan harapan Jeongyeon melambung saat hati dan perasaannya sepenuhnya telah menjadi milik orang lain. Tapi, apa salah jika ia ingin meluruskan banyak hal. Ia tidak mau terjadi masalah seperti tempo lalu, Jeongyeon menyalahkan Chaeyoung sedangkan masalah ini sepenuhnya adalah salahnya.

"Maafkan aku Mina. Aku sudah berbicara dengannya. Berusaha membujukanya. Hanya sepertinya dia butuh waktu untuk memikirkan semuanya." Nayeon memandang Mina dengan sorot mata penuh penyesalan.

"Aah~~ begitu ya. Apa dia tidak mau memaafkanku, unnie?" Mina berucap dengan ekspresi sedihnya.

"Tidak.. tidak.. bukan dia tidak mau memaafkanmu Mina. Aku yakin dia memaafkanmu. Hanya saja dia butuh waktu agar bisa berbicara denganmu tanpa terbebani oleh perasaannya. Kau tau maksudku---"

"Ya, Aku tau unnie. Ini semua salahku, aku membuatnya terlalu berharap. Sedangkan aku malah berharap kepada orang lain."

Mendengar itu Nayeon bingung harus beraksi seperti apa, karena memang kenyataannya begitu. Kondisi Mina dan Jeongyeon mengingatkannya dengan kondisinya dengan Jeongyeon yang serupa tapi tak sama. Dirinya yang mengharapkan Jeongyeon, sedangkan Jeongyeon tak pernah melihat orang lain di hatinya, hanya Mina. Jika mengingatnya lagi membuatnya kesal, bukan kepada Mina yang secara tidak langsung menjadi penghalang. Atau Jeongyeon yang tidak pernah melihat ke arahnya sedikit pun. Ia justru kesal kepada dirinya sendiri, yang tidak bisa mengambil mengambil tindakan untuk hatinya. Ia hanya berdiam diri berpayungkan kata-kata pelipur 'jika ia bahagia aku akan ikut bahagia'. Diam-diam Nayeon iri dengan keberanian Mina melepas genggaman Jeongyeon demi sahabatnya yang ia cintai.

"Ngomong-ngomong, perkembangan hubunganmu dengan Chaeyoung bagaimana? Apa ada kemajuan?" Nayeon tersenyum menggoda, mencoba mengalihkan pembicaraan, dan berhasil. Terlihat dari ekspresi Mina yang tersenyum malu-malu.

"Em~~, kami baru terbuka tentang perasaan masing-masing." Mina menjawab masih dengan sedikit tersipu malu.

"Lalu? Bagaimana dengannya? Maksudku, perasaannya padamu. Apa dia juga mencintaimu?" Nayeon bertanya tanpa bisa menyembunyikan ketertarikannya.

"Mm~, yaaa ternyata selama ini kami memiliki perasaan yang sama." Jawab Mina semakin tersipu malu.

"Waah. Selamat Mina! Akhirnya hubungan kalian sudah membaik. Tapi apa kalian sudah official?" Nayeon mengecilkan suaranya pada kalimat terakhir. Mendengar pertanyaan Nayeon, ekspresi Mina berubah menjadi bengong.

My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang