Cirp... Cirp... Cirp...
Suara burung gereja di pagi hari bersautan dengan sinar mentari di ufuk timur cakrawala. Di dalam sebuah apartemen, dua orang manusia yang tidur saling memeluk tak terganggu dengan sinar hangat yang menelusup dari balik gorden. Mereka terlelap sangat jauh di alam bawah sadar, hingga suara asing tiba-tiba mendobrak pendengaran.
(Lagu hip hop ayam berkokok)
Namun, hanya seorang saja yang tersadar, sedang seorang lagi tidak terganggu sedikit pun. Matanya bergerak menelusuri setiap inci ruangannya, mencari benda bentuk persegi empat yang sedari tadi berbunyi tiada henti.
"Mmmph... Jam berapa sekarang?" Racau Mina --yup, gadis yang sudah terbangun itu adalah Mina-- setelah mendapatkan benda tersebut yang ternyata tersimpan di nakas tepat di atas kepalanya. Dilihatnya sekarang telah menunjukkan jam 6.30.
Ketika ia akan meletakkan kembali benda itu ia baru sadar kalau pinggangnya dipeluk posesif oleh lengan yang sedikit lebih besar darinya. Awalnya ia terkejut, namun kemudian ia tersenyum setelah matanya melihat baby cub yang tertidur di sampingnya dengan mulut terbuka. Tangannya terulur perlahan dan mengusap pipi baby cub nya lembut. Netranya kembali liar menelusuri setiap jengkal wajah gadis yang selalu menjadi alasan ia tersenyum.
Mungkin karena terganggu oleh gerakan halus di pipinya Chaeyoung terlihat menggeliat dalam tidurnya. Perlahan matanya terbuka dan menemukan penguin cantik sedang memanjakannya. Kedua sudut bibirnya terangkat dan kedua matanya pun terpejam kembali menikmati momen indah di pagi hari. Tapi, tunggu dulu... Kedua matanya seketika kembali terbuka bahkan kali ini lebih besar, dan kejadian selanjutnya membuatnya menyesal karena bergerak semaunya tanpa memperhatikan sekitar.
Bokong indahnya mencium permukaan lantai dengan mulus, dan mulut sexy nya merintihkan 'aduuuh'. Tak ayal pemandangan ini membuat Mina tertawa dengan seluruh hatinya.
"Makanya, kalau bangun itu tidak usah banyak adegan." Masih tersisa sedikit tawa di akhir kalimatnya, sedangkan Chaeyoung mengerucutkan bibirnya. Mina lalu mengulurkan tangannya untuk menarik Chaeyoung ke atas.
"Aku lupa kalau kau menginap di sini. Tapi kenapa kita malah tidur di ruang tv?"
Terlebih saling memeluk seperti tadi. Aduuh jantungku... -Chaeyoung
"Lupa? Aku sudah menginap di sini dua hari dan kamu masih lupa?" Mina sedikit menekankan kata 'lupa' tidak percaya kalau sahabatnya masih tidak terbiasa dengan keberadaannya. Sedikit tersinggung karena kemarin mereka begitu menikmati waktu berdua.
"Ak-aku cuma terkejut waktu bangun kau memelukku." Cicit Chaeyoung ia tidak berani melihat Mina. Karena jujur saja, gadis penguin ini sedikit menakutkan ketika marah.
Senyuman manis terbit di sudut kedua bibirnya ketika Chaeyoung menyinggung kata 'memeluk'. Ia langsung teringat bagaimana posesifnya semalaman Chaeyoung memeluknya. Nyaman. Satu kata yang tepat ketika tubuhnya berada di antara lengan-lengan kokoh sahabatnya yang menekan tubuhnya ke arah tubuh sahabatnya. Dan Mina rasa kali ini ia akan meloloskan Chaeyoung.
"Yasudah, minggir. Aku mau buat sarapan dan kamu pergilah mandi." Mina mendorong tubuh Chaeyoung yang lebih tinggi darinya.
"Eiih, tung--- Yaaah!!" Mina terus mendorong Chaeyoung sampai Chaeyoung terjerembab ke sofa. Kali ini wajahnya yang mendarat lebih dulu.
"Uups, sorry I'm not sorry, Tiger hahaha. Cepat mandi." Mina berkata sambil melengos ke dapur berniat menyiapkan sarapan untuknya dan baby cub kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Station: Rounded Love (MiChaeng)
FanfictionPerjuangan Mina dan Chaeyoung untuk menyatukan perasaan mereka yang saling bersambut. Update: sabtu/minggu Started : 20/07/2019 Finished : ? Enjoy